Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Park Dahyun
Kini Dahyun tengah duduk di sebuah halte bus dekat sekolahnya, sembari mendengarkan musik K-Pop favoritnya. Jam tangannya sudah menunjukkan pukul 19.00. Baru kali ini, ia pulang semalam itu. Badannya benar-benar lemas sekarang. Ia sudah tidak sabar ingin merebahkan seluruh badannya pada kasur empuk di rumahnya.
Alasan utama dibalik jam pulangnya yang sangat larut ini adalah karena rapat persiapan acara kelulusan kelas 12 yang akan diselenggarakan besok. Sebagai ketua OSIS, Dahyun dipercayakan oleh gurunya untuk meng-handle acara besar tersebut. Sebenarnya, Dahyun cukup tidak percaya diri untuk mengiyakan permintaan gurunya tersebut, tetapi sebagai bagian utama dari OSIS, mau tidak mau ia harus mengiyakan permintaan tersebut.
Langit mulai semakin gelap. Jalanan juga semakin sepi dan masih tidak ada bus yang berhenti di halte tempatnya menunggu. Padahal perutnya sudah sangat kelaparan sekarang. Rasanya Dahyun ingin menangis saat itu juga, tetapi ia terlalu lelah dan lapar untuk menangis. Hidup itu benar-benar sulit!
Sembari menunggu bus dengan tujuan ke arah rumahnya yang tak kunjung datang, Dahyun membuka Instagramnya. Ia mulai meng-scroll isi beranda Instagramnya lalu berlanjut menonton story Instagram dari teman-teman yang difollownya. Senyumannya mulai mengembang saat melihat story dari seorang laki-laki yang merupakan sunbaenya dengan username @lee_yoongi.
Laki-laki itu bernama Lee Yoongi, kakak kelasnya yang sering dikenal sebagai 'cabe dingin berjalan'. Sebutan itu bukanlah sebuah pujian, tetapi sindiran yang sangat menggambarkan sunbaenya itu, karena dia adalah tipe cowok yang dingin, tetapi sekali berbicara benar-benar sangat pedas.Yoongi juga akan mengikuti acara kelulusan itu besok dan juga kakak kelas yang Dahyun sukai saat pertama kali masuk ke SMA, tempatnya bersekolah sekarang. Tiba-tiba, Dahyun mulai teringat tentang bagaimana dirinya bisa menyukai kakak kelasnya.
Semua ini bermula ketika Dahyun yang baru masuk kelas 10 dan mengikuti MOS yang dimana acara itu juga dihandle oleh OSIS sekolah itu. Pada saat itu kelompok Dahyun diminta oleh salah satu panitia penanggung jawab kelompoknya untuk meminta tanda tangan seluruh panitia MOS. Dahyun yang hanya anak baru hanya bisa mengerjakan tugas itu tanpa mengeluh.
