Love Scenario 3 «Dahyun x Hanbin x Jimin»

81 9 0
                                    

Hanbin sedikit kebingungan membaca puisi itu. Sebenarnya teka-teki tersebut ingin membawanya ke rumah sakit atau ke tempat lain yang dideskripsikan dengan indah dalam puisi tersebut.

Tetapi hatinya mengatakan jika tempat yang dimaksud Dahyun untuk dituju olehnya adalah sebuah pantai yang pernah mereka kunjungi. Pantai yang terletak di Utara Jakarta. Tanpa pikir panjang lagi, Hanbin langsung menjalankan mobilnya menuju tempat tersebut. Ia tidak peduli meskipun jam sudah menunjukkan pukul 15.00.

Sepanjang perjalanan, mobilnya terjebak macet. Lalu lintas kota Jakarta memang tidak pernah berubah, masih tetap saja padat. Ketika tiga menit lagi, ia hampir sampai ke tempat tujuannya, hujan pun mulai turun. Sepertinya takdir tengah tidak berpihak padanya untuk menemui sang perempuan yang ia cintai. Namun, Hanbin tidak peduli. Ia tetap akan menerobos segala rintangan itu agar bisa menemui Dahyun.

Sesampainya di tempat parkir, Hanbin langsung keluar dari mobilnya. Ia berjalan menuju suatu tempat. Pasir-pasir pantai yang mulai basah terkena air hujan. Para wisatawan yang berhamburan pergi meninggalkan pantai untuk melindungi diri dari hujan.

Sekitar lima menit berjalan, sampailah Hanbin di daerah pinggir pantai dengan sebuah batu yang tingginya sama dengan tinggi tubuhnya dan berwarna abu-abu. Jika dilihat dari dekat, maka akan terlihat beberapa tulisan yang sengaja ditulis di sana dengan batu kecil lainnya. Itu adalah tulisan Hanbin dan Dahyun enam tahun yang lalu dan masih terukir dengan rapi di batuan itu.

Di batu itu hanya terdapat tulisan mereka berdua. Dikarenakan tempat Hanbin berada sekarang termasuk bagian dari pantai yang cukup terpencil. Tempat ini pertama kali ditemukan oleh Dahyun saat tengah berkeliling di daerah pantai tersebut.

Kedua bola mata Hanbin mulai fokus mencari teka-teki ke empat meskipun sekujur tubuhnya sudah mulai basah karena air hujan. Air hujan membuat fokus matanya sedikit terganggu. Tetapi setelah satu jam melihat satu per satu bagian dari batu besar itu, Hanbin menemukan tiga kalimat.

Apakah impianmu menjadi idol sudah tergapai? Jika ya, maka ambillah hadiah dariku. Hadiahnya kutitipkan pada orang pertama yang tau kita berpacaran.

Kalimat pertama seketika membuat Hanbin tersenyum kecut. Dulu, di pantai inilah, ketika matahari tenggelam. Dirinya dan Dahyun akan duduk di atas pasir dan memandangi keindahan sang Surya. Di saat itu, dia akan berteriak mengungkapkan impiannya. Dahyun selalu tersenyum lebar setiap Hanbin melakukan itu.

Untuk kesekian kalinya, setiap tempat yang menjadi teka-teki Dahyun, membawa kembali ingatan yang selama ini sudah ia coba untuk kuburkan.

Untuk kalimat kedua dan ketiga,Hanbin sudah tau dimanakah tempat teka-teki keempat ini. Orang pertama yang mengetahui hubungannya dengan Dahyun di kala masa putih abu-abu itu adalah Kim Daehan, adik laki-laki Dahyun satu-satunya.

Hanbin segera berlari dengan kencang kembali ke tempat parkiran sebelum rintik hujan semakin kencang. Tanpa istirahat ataupun basa-basi, Hanbin langsung mengemudikan mobilnya menuju rumah Dahyun. Saat itu, ia hanya mengharapkan jika Dahyun masih belum pindah rumah.

Jam sudah menunjukkan pukul 20.00, ketika Hanbin sampai di depan rumah Dahyun. Hanbin keluar dari mobil dan melangkah pelan menuju pintu gerbang rumah Dahyun dan ia mulai menekan bel rumah itu. Setelah berkali-kali menekan bel itu, keluarlah seorang laki-laki yang tingginya sejajar dengan dirinya. Hanbin masih mengenal wajah laki-laki itu. Dia adalah Kim Daehan, adik tunggal kesayangan Dahyun.

Melihat pria yang memiliki arti penting bagi hidup kakaknya dalam kondisi basah kuyup, Daehan segera mempersilakan Hanbin masuk ke dalam rumahnya. Ia memberikan handuk berwarna abu-abu kepada Hanbin untuk mandi di rumahnya. Setelah urusan itu selesai, mereka berdua duduk di meja makan sembari menyantap mie rebus rasa kari ayam.

Dahyun ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang