Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Oppa... Apakah hari ini kau akan pulang ke apartemen? Aku harap kau pulang agar kita bisa merayakan malam natal ini bersama-sama," ucap seorang perempuan dari dalam telepon.
"Aku tidak bisa, Dahyun. Aku masih harus menyelesaikan pekerjaanku. Meskipun malam natal, tetapi pekerjaanku di kantor tetap menumpuk seperti gunung. Kau rayakan saja sendiri," balas pria berjas abu-abu itu dengan ketus.
"Ta-" Belum selesai satu kata terucap oleh perempuan itu, panggilan tersebut langsung ditutup oleh pria itu.
Pria yang menutup panggilan barusan adalah Kim Chanyeol. Pria dengan rambut yang disisir rapi itu merupakan seorang pengacara kondang di sebuah firma hukum. Konon katanya, setiap kasus yang ditangani olehnya pasti akan menang di pengadilan.
"Tidakkah kau terlalu kejam pada kekasih kecilmu itu, tuan pengacara?" tanya Kai, rekan kerja Chanyeol.
"Kau berisik, Kai. Lagipula jika bukan taruhan sial itu, aku juga tidak akan mau berpacaran dengannya," balas Chanyeol.
Kai menggelengkan kepala sambil berdecak. "Jika aku menjadi dirimu dan memiliki kekasih seperti Dahyun, aku akan berjanji pada Tuhan bahwa aku akan menjadi orang yang taat beribadah. Kau pikir saja, Chanyeol. Wanita seperti Dahyun itu. Dia adalah seorang selebgram yang imut dan berbakat. Selain itu, jangan lupakan kalau dia merupakan anak konglomerat."
Chanyeol yang tengah menyesap kopi Americano yang baru dibelinya di Cafe dekat firma hukumnya itu langsung melotot pada Kai. Ia merasa pria itu sangat mengganggu kegiatannya sekarang.
"Kalau begitu, kenapa tidak kau pacari saja si Dahyun itu?"
Kai terkekeh pelan. "Aku menghormati keputusan wanita itu. Dia mencintai dirimu, bukan aku. Sedikit saranku untukmu. Berilah sedikit waktumu pada Dahyun. Dia wanita yang baik, kau tahu." Kai menepuk pundak Chanyeol dengan pelan lalu beranjak pergi entah kemana.
