Cast
Dahyun Imanuela
Jaehyun al-Hanan
***
"Aku rasa ada baiknya kita tidak melanjutkan hubungan ini. Ayo kita putus!" ucap Dahyun dengan tegas.
"Kenapa, sayang? Aku ga bisa putus sama kamu," jawab Jaehyun yang terlihat putus asa dengan keputusan dadakan kekasihnya itu.
Dahyun yang tengah menahan air mata di pelupuk matanya berusaha tetap mempertahankan kontak matanya dengan Jaehyun. "Kita berdua sudah berumur 24 tahun dan saatnya hubungan kita diupgrade jadi ke hubungan yang lebih serius. T-"
"Itu aku juga tau, dek. Ayo kita menikah!" Jaehyun memotong pembicaraan Dahyun.
"Jae, kamu gila ya? Agama kita beda. Orang tua aku ga setuju kalau aku pindah ke agamamu. Kamu juga ga berani pindah ke agamaku karena takut sama reaksi keluargamu. Ga ada yang mau ngalah, Jae. Daripada kita memperpanjang hubungan yang ga ada masa depannya ini, lebih baik kita akhiri dari sekarang." Dahyun bergegas pergi meninggalkan Jaehyun.
Jaehyun menarik tangan Dahyun. "Day, aku ga bisa kehilangan kamu. Aku ga mau hubungan kita putus dengan mendadak gini. Aku benar-benar ga bisa."
"Stop egois, Jae!" Setelah mengucapkan itu, Dahyun pun benar-benar meninggalkan Jaehyun yang terlihat akan menangis.
Hubungan beda agama memanglah sangat rumit. Terasa manis di awal, namun pahit di akhir. Hubungan beda agama adalah hubungan tanpa masa depan jika salah satu pihak tidak ada yang mau mengalah dan akan berakhir dengan sia-sia sama seperti Dahyun dan Jaehyun.
Mereka berdua mulai berpacaran sejak menduduki bangku SMA. Perbedaan agama tidaklah ada di pikiran mereka pada saat itu. Dulu mereka hanya berpikir jika mereka akan terus bersama hingga menikah selama perasaan mereka masih sama-sama saling mencintai satu sama lain. Nyatanya setelah dewasa, mulai banyak aspek yang muncul untuk membawa hubungan mereka ke jenjang lebih serius yaitu aspek agama.
Sekarang yang menanti kedua manusia itu adalah pahitnya kehidupan setelah putus. Apalagi mereka putus bukan karena masalah perselingkuhan, cekcok, dan lain sebagainya. Tetapi karena masalah perbedaan agama.
Setelah menyampaikan keinginannya untuk putus. Dahyun memblokir seluruh media sosial milik Jaehyun. Ia ingin memangkas segala interaksi antara mereka. Bahkan mereka berdua tidak pernah bertemu lagi. Mereka benar-benar sudah asing sekarang.
Satu bulan... Tiga bulan... Enam bulan berlalu dengan cepat tetapi wanita berkulit putih itu masih belum bisa melupakan mantannya itu. Bukannya gagal move on hanya saja kata yang lebih tepat menggambarkannya adalah ia menolak untuk move on. Ia tidak memiliki niatan untuk melupakan mantannya itu.
Ketika ia mengawali pagi, ia pasti akan selalu teringat dengan Jaehyun. Setiap mendengarkan lagu kesukaannya, ia mulai teringat dengan Jaehyun lagi dan menangis. Teman-teman Dahyun sampai mencap wanita itu adalah wanita yang menyedihkan.
"Lo masih belum move on dari si Jaehyun Jaehyun itu," tanya Nayeon.
"Udah pernah aku bilang, kak. Kalau aku emang ga ada niatan buat move on. Dia udah ada tempatnya sendiri di hati aku." Dahyun menjawab seniornya dengan santai.
"Lo kalau ada apa-apa cerita. Jangan dipendam sendiri. Muka Lo itu udah menggambarkan seberapa kacaunya Lo," ucap Nayeon dengan blak-blakan.
"Apa yang bisa diceritain, kak? Tentang seberapa frustasinya aku saat dengar dari teman-teman lain cerita kalau Jaehyun sedih karena aku dengan berhati dingin memutuskan hubungan kami. Kak, emangnya kakak pikir sebagai orang yang mengajak dia pacaran terus aku juga yang memutuskan hubungan kami itu akan membuat aku bahagia. Enggak kak. Aku sedih. Di awal baru putus, aku menangis setiap hari sampai-sampai aku ga bisa menangis lagi untuk selanjutnya."
"Belum lagi saat aku sedih, senang, bimbang, dan kesepian. Seolah-olah udah settingan awal, aku langsung cari nama dia di kontak WhatsApp aku dan mulai mengetik apa yang mau aku katakan. Tapi pada akhirnya sebelum dikirim pesan itu udah langsung aku hapus, karena aku baru ingat kita udah ga punya hubungan apa-apa lagi." Dahyun mulai menangis. Emosinya tumpah seketika jika sudah bercerita tentang Jaehyun.
Nayeon memeluk Dahyun dengan erat. Ia ikut merasakan emosi wanita itu. Meskipun wanita itu selalu tersenyum, ternyata ia menyimpan kesedihan yang cukup dalam.
"Ini bukanlah permainan yang seru, kak. Ini menyiksa, benar-benar menyiksa. Aku mendorong dia untuk melupakan aku dan move on, sedangkan aku masih di dalam lingkaran ini dan tidak pernah keluar. Kemanapun aku pergi, kenangan kita berdua pasti selalu terlintas. Aku capek, kak."
Nayeon mencoba untuk menghibur wanita berkulit putih itu. "Its okay, sayang. Pelan-pelan aja buat bangkit kembali. Kalau Lo jatuh terlalu dalam, lama-kelamaan Lo kehilangan diri Lo sendiri."
Malam itu, di apartemen Nayeon, Dahyun mencurahkan seluruh isi hatinya. Ia menumpahkan sakit hatinya selama ini. Wanita itu terus menangis seolah tidak ada hari esok. Nayeon tidak meminta ia untuk berhenti menangis karena ia yakin menangis adalah hal yang perlu dilakukan Dahyun sekarang agar terasa lega.
***
Tiga tahun berlalu dengan cepat, namun perasaan Dahyun pada Jaehyun tak pernah pudar. Semakin bertambah usia, semakin sering pertanyaan "Kapan nikah?" dilontarkan padanya. Orang tuanya juga sering menanyakan hal tersebut. Dahyun hanya bisa tersenyum dan menjawab jika dirinya akan terus melajang. Perubahan yang signifikan.
Dulu Dahyun yang masih bersama Jaehyun terus menerus merancang kehidupan pernikahan mereka, namun Dahyun sekarang yang tanpa Jaehyun sama sekali tidak memikirkan pernikahan. Orang tuanya yang paham akan perubahan sikap anaknya akibat mereka yang tidak memberikan restu pada hubungan putrinya dengan Jaehyun akibat perbedaan agama pun tidak pernah melontarkan pertanyaan itu lagi.
"Bu, ini tadi ada titipan di depan," ucap seorang office boy menyerahkan sebuah amplop biru muda pada Dahyun.
Dahyun menerima amplop tersebut sembari tersenyum. "Terima kasih ya, pak."
Ketika di buka isi amplop itu, dapat terlihat sebuah undangan pernikahan dengan perpaduan warna putih dan biru. Merasa penasaran dengan siapa mempelainya, Dahyun mencari nama pengantin yang tertera di undangan pernikahan itu. Ternyata nama yang tertera adalah Jaehyun dan nama seorang perempuan yang tidak ia kenal.
Senyum yang awalnya merekah di wajah Dahyun langsung sirna. Ia berusaha untuk tetap tersenyum tetapi tetap saja sulit. "Padahal dulu katanya sulit melupakan aku, eh ternyata malah dianya yang duluan nikah."
Dahyun mulai mengasihani dirinya sendiri sekarang. Mantannya, pria yang selalu ia rindukan sudah mulai membuka kembali hatinya dan akan menikah. Sedangkan dirinya masih tetap terjebak di tempat yang sama. Mungkin sudah saatnya bagi wanita itu untuk segera bangkit. Ia sudah terlalu lama disakiti oleh rasa rindu yang tidak ada habisnya itu.
Hubungan beda agama benar-benar menyakitkan.
-----------------------------------------------------------
Oneshot kali ini aku dedikasikan untuk masa lalu terindahku. Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dahyun Shot
FanfictionSongfic & Fanfic Kumpulan kisah cinta Dahyun dengan idol pria lain dalam bentuk Oneshot, Twoshot, dan Threeshot.