Dua Minggu berlalu dengan cepat. Hanbin kembali ke cafe itu untuk menemui Jimin sesuai dengan janji pria itu kemarin. Jimin menyerahkan kotak kecil yang diakuinya sebagai titipan dari Dahyun untuk Hanbin.
"Ini titipan dari Dahyun. Katanya kalau mau tau alasan kalian putus dan ketemu sama dia, anda harus menyelesaikan semua teka-tekinya," jelas Jimin.
"Hah? Teka-teki?" balas Hanbin yang kebingungan.
"Saya juga kurang ngerti." Jimin melihat jam di tangannya. "Saya pergi dulu ya, Hanbin. Soalnya masih ada urusan kerjaan."
"Iya, gapapa. Makasih ya, Jimin."
Jimin bergegas meninggalkan cafe itu menyisakan Hanbin yang masih kebingungan dengan kotak kecil yang ada di depannya sekarang. Rasa penasaran sudah melahap dirinya. Hanbin segera membuka kotak kecilnya itu. Di dalam kotak kecil itu berisi sebuah surat dengan tulisan tangan Dahyun. Ya, Hanbin yakin sekali itu tulisan tangan Dahyun. Meskipun sudah empat tahun berlalu, tapi ia masih ingat dengan jelas tulisan perempuan itu.
Hanbin mulai membaca isi surat itu dengan serius.
Halo, Bin. Aku kangen banget sama kamu, aku pengen telepon kamu sekarang. Aku pengen bertukar pesan sama kamu lewat chatan tapi aku tetap harus jalanin komitmen aku. Jadi mungkin aku melepas rindu lewat diary ini aja kali, ya.
Kamu apa kabar di sana? Katanya lagi musim gugur ya di sana? Wah, pasti bagus banget deh pemandangannya. Jadi pengen nyusulin kamu ke sana deh :(
Kamu coba tebak hari ini aku kemana? Hari ini aku ke restoran tempat kita biasa nge-date. Sotonya Mang Asep masih tetap Numero uno di hati. Kasian banget deh yang di Korea sana ga bisa nyicip sotonya Mang Asep.
Tiba-tiba Hanbin tersenyum membaca surat itu. Karena kenyataannya memang benar, selama di Korea sangat susah baginya untuk menyesuaikan lidahnya dengan makanan di sana. Sotonya Mang Asep adalah salah satu dari banyaknya hal yang sering ia rindukan.
Masa aku mendadak keinget kamu sih pas aku lagi ngelahap soto yang aku pesen. Kan gak banget lagi makan keinget kamu, terus berakhir nangis sesunggukkan. Aku jadi malu banget sama orang-orang yang lagi makan di sana. Sampe-sampe Mang Asepnya nyamperin aku terus bilang, "Kalau kelupaan bawa duit gapapa neng, bayarnya nanti aja pas Eneng ke sini lagi." Padahal kan aku bukan nangisin itu. Aku nangis karena keinget kamu.
Jujur aku kangen banget sama kamu, Hanbin. Selamat malam dan selamat tidur, sayangnya aku.
12 Oktober 2013
Hanbin tersadar akan satu hal. Jika tulisan yang ia baca sekarang bukanlah surat melainkan diary dari Dahyun karena tertera tahun 2013. Hanbin juga kembali menyadari beberapa hal yang lain. Pertama, di diary itu menceritakan tempat soto Mang Asep, sepertinya akan ada barang yang dititipkan Dahyun juga di sana. Itulah analisis singkat Hanbin kalau sesuai dengan film-film misteri yang selama ini ia tonton.
Yang kedua adalah Dahyun juga masih mencintai dirinya. Hanbin tetap mempertahankan senyuman di wajah tampannya itu.
Hanbin bergegas keluar dari cafe dan menuju kedai Soto Mang Asep dengan mobilnya. Ia tidak sabar menyelesaikan semua teka-tekinya itu. Ia ingin segera menemui perempuan yang ia cintai. Ia ingin segera melepas rindu.
Sesampainya di Kedai Soto Mang Asep, Hanbin segera menghampiri pria jangkung yang biasa dipanggil Mang Asep itu. Untung saja kedainya sedang sepi karena masih pagi. Hanbin memanfaatkan kesempatan itu untuk membuka topi dan maskernya agar Mang Asep bisa mengenalinya.
"Mang masih inget saya gak?" tanya Hanbin mendadak.
Mang Asep menatap Hanbin dari atas sampe bawah. "Inget dong. Mas Hanbin kan pacarnya neng Dahyun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dahyun Shot
FanfictionSongfic & Fanfic Kumpulan kisah cinta Dahyun dengan idol pria lain dalam bentuk Oneshot, Twoshot, dan Threeshot.