Selamat membaca!
°°°
Matahari mulai muncul memancarkan sinarnya yang terang hingga menembus jendela kaca yang bahkan masih tertutup oleh gorden. Bintang memasuki kamar langsung membuka gorden itu. Beberapa menit ia berdiri di dekat jendela ke arah kasur, membelakangi cahaya matahari. Hingga seseorang di atas kasur sana menggeliat, mungkin silau karena cahaya.
"Udah siang ini lho, Mas." Kini Bintang mendekat pada Abi, lalu menarik selimut yang digunakan Abi dan melipatnya.
Abi terduduk seraya mengucek matanya. "Gapapa, aku gak kerja, Bi."
Jawaban Abi membuat Bintang mengerutkan dahinya. Di hari Senin seperti ini Abi membolos kerja. Tidak biasanya, pikir Bintang.
"Beneran? Tumbenan bolos kerja nih?"
Abi hanya mengangguk. "Kamu hari ini mau pergi?" tanyanya.
"Enggak tau sih, Mas. Tapi kalau kamu gak kerja gini, aku pengen pergi jalan-jalan sama kamu."
"Itu salah satu niatku bolos kerja, Bi." Abi tersenyum.
"Kalau gitu, aku mandi sekarang. Mas tunggu aku selesai mandi ya, baru makan," ucap Bintang. Ia berdiri, tanpa menunggu jawaban iya dari Abi, ia memasuki kamar mandi.
Ditempatnya, Abi masih terduduk di kasur. Tak lama dalam posisi itu, Abi kini merapikan kasur. Mulai dari bantal, sprei yang sedikit berantakan, sampai selimut yang tadi sudah dilipat Bintang. Tidak ada guling yang keduanya gunakan untuk tidur.
Abi kembali duduk, tapi bukan lagi di kasur, melainkan di depan meja rias Bintang. Posisinya tak jauh dari kamar mandi, bahkan menghadap kamar mandi. Tiba-tiba saat ia sedang membuka handphone nya, Bintang muncul.
"Udah selesai mandinya?" tanya Abi. Ia langsung meletakkan kembali handphone dan berdiri hendak melangkah ke kamar mandi. Padahal Bintang belum juga menjawab pertanyaan Abi.
"Ih, aku belum selesai mandinya, Mas. Duduk lagi aja," jawab Bintang di akhiri kekehan kecilnya.
"Terus kenapa keluar?" tanya Abi lagi.
Bintang tersenyum, "Tadi lupa makanan di meja makan belum ditutup. Tolong tutupin ya, Mas."
"Iya."
Tinggal hanya berdua di sebuah rumah yang tidak begitu besar di kota Solo. Tempat yang lumayan asing bagi Bintang sewaktu pertama kali tinggal di kota ini. Menurutnya, suasananya tak jauh berbeda dengan Yogyakarta.
Hanya berdua saja, membuat Bintang sangat-sangat bergantung pada Abi. Ia tak kenal dekat dengan seseorang di sini. Belum lagi ia seringkali pergi hingga semakin membuatnya kurang berbaur dengan lingkungan sekitar rumahnya.
Bukan tanpa alasan, dua tahun belakangan semenjak pindah ke Solo, Abi dan Bintang memulai kehidupan yang baru. Melepaskan segala kesedihan yang menimpa keduanya. Abi memulai bisnisnya dari nol lagi di sini, begitupun Bintang yang mencari kesibukan baru seperti menjadi penulis.
Dan sampai sekarang, semuanya baik-baik saja. Abi melihat Bintang sekarang sudah jauh lebih baik dari keadaan dulu sewaktu kehilangan calon anak mereka. Ia juga lega dengan kondisi seperti ini. Walau sejujurnya susah meninggalkan kota tempatnya lahir.
---
Baru saja Abi menutup pintu mobil dan kini terduduk di kursi kemudinya. Bintang sudah ada disebelahnya, nampak sangat bersemangat hendak pergi jalan-jalan dengan Abi. Bukan jarang mereka pergi berdua, tapi di hari Senin seperti ini jarang Abi mengajaknya jalan-jalan.
"Kita mau ke mana nih, Mas?" tanya Bintang penuh semangat.
"Kamu maunya ke mana? Aku nurutin kamu hari ini, Bi," balas Abi membuat semangat Bintang bertambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mas Suami Sepupu!
ChickLitMenikah dengan sepupu sendiri itu merupakan keputusan besar yang dipilih Abi dan Bintang. Dengan segala keyakinan mereka bahwa semuanya pasti akan baik-baik saja, mereka berdua menjalani kehidupan pernikahan yang bahagia. °°° Abi bahagia saja meski...