Selamat membaca
°°°
"Hei, kenapa wajahnya kusut begini, hm?" Abi menangkup wajah Bintang dan mengamati ekspresi tak semangat dari istrinya itu.
Hari yang di nanti oleh Bintang kini tiba, seharusnya perempuan itu tidaklah berekspresi semacam itu. Bahkan, sosok Abi sudah nyata dihadapannya dengan senyum yang sejak beberapa hari lalu Bintang rindu.
Abi jelas heran. Bintang hanya menatapnya dengan diam. Entahlah, dia seperti itu karena terlalu rindu atau memang kesal. Abi tak tau, dia benar-benar bingung.
Masih ditangkupnya wajah Bintang, Abi kini mengecup kening Bintang, lalu memeluknya. Perasaannya kini sedikit sadar kalau selama ia pergi pasti ada sesuatu yang terjadi yang jelas ia tak tau.
"Katanya kangen, kok gini ekspresinya?" tanya Abi lembut. Ia membawa Bintang duduk di kursi teras rumah.
"Ini karena aku kepikiran kamu terus. Aku... takut." Akhirnya Bintang membuka mulutnya dan bersuara.
"Takut aku gak pulang?" Bintang mengangguk kecil, "Tapi sekarang aku di sini. Ketemu kamu lagi."
Satu dari segala ketakutan Bintang yaitu Abi tak kembali. Ia takut lelaki itu meninggalkannya. Entah alasannya karena apa jika itu terjadi, yang jelas ia takut. Namun, tanpa Bintang tau Abi pun juga takut kehilangan Bintang.
Bintang memeluk Abi tiba-tiba hingga membuat Abi mematung sekejap karena kaget. Tapi beberapa detik berlalu, lelaki itu tersenyum tipis dan membalas pelukan Bintang.
"Tante Bintang!" seru gadis kecil berambut kepang dua, tengah berlari ke arah teras yang disinggahi Abi dan Bintang. Ia tak melihat jika kedua orang dewasa itu tengah berpelukan.
Setelah mendekat, Nara, gadis kecil yang bongsor itu menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Oh! Aku ganggu ya," ucapnya pelan dengan kedua matanya yang mengerjap-kerjap.
Dengan spontan, Bintang lebih dulu melepas pelukan itu. Keduanya nampak salah tingkah meski hanya kepergok sedang berpelukan. Bukan yang macam-macam. Tapi mungkin hal tadi tak harus dilihat juga untuk anak seusia Nara.
"Om Abi! Om baru pulang ya?" Nara mendekati Abi dan menyalami lelaki itu.
"Iya, Nara," jawab Abi.
"Pantesan dari kemarin aku gak liat," ujar Nara.
Bintang berdeham, "Hm, Nara kenapa ke sini?" tanyanya.
Nara mengerucutkan bibirnya seraya menatap Bintang dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Semalam 'kan kita udah janjian. Tante lupa?"
"Oh itu. Enggak lupa lah. Tapi kenapa pagi banget sih, Nara."
"Kalau siang panas, Tante," jawab Nara.
"Sore aja gimana?" tawar Bintang.
Nara menggelengkan kepalanya, "Aku bisanya pagi. Nanti sore gak boleh ke mana-mana soalnya besok udah pulang."
Abi yang sejak tadi mengamati dua perempuan di hadapannya itu mengobrol, kali ini menatap Bintang yang tengah menatapnya. Melihat Bintang menatapnya penuh tanya seperti itu, ia juga bingung.
"Kalian janjian ke mana?" tanya Abi.
"Ke kolam renang, Om."
Abi mengangguk paham. Ia kembali menatap Bintang. "Kalau mau pergi gapapa, Bi," ujarnya.
"Tapi, kamu baru pulang, Mas."
"Aku gak ke mana-mana. Kamu pergi aja sama Nara."
"Om kalau mau ikut juga boleh," sela Nara di tengah obrolan Abi dengan Bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mas Suami Sepupu!
ChickLitMenikah dengan sepupu sendiri itu merupakan keputusan besar yang dipilih Abi dan Bintang. Dengan segala keyakinan mereka bahwa semuanya pasti akan baik-baik saja, mereka berdua menjalani kehidupan pernikahan yang bahagia. °°° Abi bahagia saja meski...