Happy Reading!
°°°
Abi baru saja menutup bagasi mobilnya setelah memasukkan koper miliknya dan barang-barang lain ke dalamnya. Lalu, ia mendekat pada Bintang yang tengah berhadapan dengan Rumi dan Indra. Ia menganggukkan kepalanya pada Bintang.
“Bunda, pamit ya,” ujar Bintang seraya meraih tangan Rumi dan menyalaminya. Ada sedikit pelukan singkat dari Rumi yang membuat Bintang tersenyum.
Kini, giliran Abi yang pamit pada orangtuanya. Ia menyalami Rumi, kemudian barulah Indra. Sama seperti Bintang, ia pun mendapat pelukan singkat dari Rumi. Tapi, tak hanya sekadar pelukan, ada sesuatu yang Rumi ucapkan.
“Kamu, Abi, harus selalu jaga istri kamu.”
“Iya.”
“Bunda tau kamu kerja, cari nafkah, buat keluarga kamu, buat Bintang. Tapi kalau bisa, jangan terlalu keras kerjanya. Jangan jauh-jauh juga. Kasihan nanti Bintang dirumah sendirian. Walau pun Bunda tau Bintang itu pemberani.”
“Iya, Bunda. Abi tau kok.” Perlahan Rumi melepas pelukannya itu.
“Bunda sama Ayah disini akan selalu doain kalian berdua. Untuk masalah keturunan, kalian jangan terlalu stress ya. Kami para orangtua gak memaksa kalian kok. Kami Cuma berharap kalian berdua bahagia terus dan sehat.”
“Kalau memang mau berusaha lagi, jangan lupa berdoa terus,” tambah Indra.
Abi tersenyum dan meraih tangan Bintang untuk digenggamnya. “Terimakasih, Bunda, Ayah," ucap Bintang.
"Kita pulang dulu ya, Yah, Bun. Kapan-kaan lagi kita ke sini. Sehat-sehat, Yah, Bun," ucap Abi.
Keduanya kini sudah berada di dalam mobil. Tangan Bintang melambai-lambai ke arah Rumi dan Indra di sana. Mobil yang dikendarai Abi pun perlahan menjauh dari pekarangan rumah itu.
"Sepi lagi deh," ujar Rumi yang masih menatap kepergian kedua anaknya itu.
°°°
Jalanan tak begitu padat pagi ini. Langit pun masih teduh, tak begitu panas. Abi dan Bintang memang sengaja memilih untuk pulang pada pagi hari. Tentu ada sebabnya yaitu karena sore nanti rumahnya akan dikunjungi oleh keponakan tersayangnya. Siapa lagi jika bukan Jevan.
"Mas," panggil Bintang pada Abi.
"Iya, kenapa?" balas Abi melirik Bintang sekejap.
"Gapapa, manggil doang."
"Iseng nih ya. Kenapa sih?" balas Abi yang penasaran.
Abi semakin penasaran karena Bintang terlihat seperti sedang mencari sesuatu. Bahkan, Bintang membalikkan badannya ke belakang untuk mengecek sekilas barang-barangnya. Meski pun ia sendiri tidak tau apa yang dicari.
"Bi, cari apa?" tanya Abi lagi.
"Gak nyari apa-apa, Mas."
"Terus kenapa begitu, Bi? Kirain Mas cari apa," balas Abi yang masih setia fokus menyetir.
Bintang tersenyum, "Sebenarnya aku cari makanan sih, Mas. Pengen nyemil," ujar Bintang.
Abi langsung menghela napasnya meski gemas juga pada Bintang. "Bilang dong dari tadi. Mas 'kan gak bisa nebak-nebak."
"Tapi gak usah berhenti, Mas. Terus aja biar cepat sampainya," ujar Bintang.
"Ya udah, kamu tidur aja ya. Nanti bangun udah sampai." Abi mengusap pucuk kepala Bintang dengan tangan kirinya.
"Gak deh, Mas. Aku mau dengerin cerita kamu aja." Bintang menatap Abi.
"Cerita soal apa?" Abi bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mas Suami Sepupu!
ChickLitMenikah dengan sepupu sendiri itu merupakan keputusan besar yang dipilih Abi dan Bintang. Dengan segala keyakinan mereka bahwa semuanya pasti akan baik-baik saja, mereka berdua menjalani kehidupan pernikahan yang bahagia. °°° Abi bahagia saja meski...