Selamat membaca!
°°°
Bintang baru saja menyelesaikan mandinya. Matanya menelusuri kamarnya yang tak ada siapapun kecuali dirinya. Ia melangkah menuju jendela kaca kamarnya, menatap ke bawah teras sana. Dilihatnya sang suami, Abi, tengah mencuci mobil.
Kedua mata Bintang melirik jam di dinding, ia mendesah pelan. "Huh, Mas Abi malah nyuci mobil. Udah jam tujuh padahal," monolognya.
Kemudian, meraih hijab instannya digantungan. Tak perlu berganti pakaian karena sudah menjadi kebiasannya untuk mandi membawa pakaian lengkap. Berniat memanggil suaminya di bawah untuk segera bersiap. Ia yakin Abi tidak lupa.
Satu persatu kakinya menuruni anak tangga. Ia sempat membayangkan betapa sulitnya dan lelahnya jika naik turun tangga saat sedang hamil. Namun, hal itu masih saja menjadi bayangan. Belum terwujud hingga saat ini. Tetapi akan terus ia usahakan.
Setibanya di teras, Abi sadar istrinya itu berdiri tak jauh dari posisinya. Tangannya memegang selang air, menyemprot mobilnya sehabis ia basahi dengan sabun. Tanpa menghentikan kegiatannya itu, Abi melirik Bintang dan bertanya.
"Sebentar ya, sayang. Udah mau selesai ini," ujar Abi.
"Iya. Aku mau ingetin kamu kalau sekarang udah jam tujuh," balas Bintang.
Raut wajah Abi nampak tak percaya waktu sudah berlalu begitu lama. "Perasaan tadi baru pulang dari masjid deh," ucapnya.
"Mas Abi ih, 'kan abis dari masjid kamu nyuci mobil. Makanya gak terasa kalau udah jam segini."
"Iya-iya, Bi, sayang."
"Aku gak lama loh siap-siapnya. Kalau aku selesai duluan, awas aja ya, Mas." Bintang melipat tangannya di depan dada.
Abi terkekeh. "Ya udah kalau gitu bantuin selesain ini dulu. Biar selesai sama-sama," balas Abi tak mau kalah.
"Aku udah mandi."
"Nanti mandi lagi. Bareng 'kan bisa."
"Itu bikin lebih lama lagi."
"Kenapa emang?"
Abi tersenyum pada Bintang. Perempuan itu menggigit bibirnya. Bukannya salah ucap, tapi yang sudah-sudah pasti begitu. Tak perlu dijelaskan lagi, harusnya Abi mengerti yang Bintang maksud.
"Pipinya merah itu," ujar Abi dengan gemas, membuat Bintang dengan cepat menutup pipinya dengan kedua tangannya.
Selesai sudah Abi dengan kegiatan mencuci mobilnya itu. Bintang pun masih berdiri ditempatnya saat Abi membereskan selang yang digunakan dan menyimpannya kembali di tempatnya. Kemudian, Abi menghampiri Bintang yang terdiam.
"Kamu kalau malu gini kayak bukan Bintang yang dulu," ujar Abi disertai senyumnya.
"Kamu suka godain gitu juga kayak bukan Mas Abi yang dulu," balas Bintang juga disertai senyumnya.
"Aku berubah salah satunya karena kamu."
"Aku juga ber- "
"Ssstt, udah. Aku tau kok. Udah ya, katanya suruh siap-siap. Udah jam tujuh," ucap Abi yang memotong kalimat Bintang.
Bintang hanya mengangguk. Kemudian keduanya bersiap-siap untuk pergi. Sesuai rencananya semalam yaitu pergi ke rumah sakit.
°°°
Saat ini masih tergolong pagi untuk Abi dan Bintang mendatangi rumah sakit yang mereka bicarakan semalam. Suasana rumah sakit seperti biasanya, tidak ramai dan tidak sepi juga. Kali ini sedikit berbeda, rumah sakit yang mereka datangi termasuk rumah sakit umum. Mengingat kehamilan sebelumnya ia mendatangi rumah sakit ibu dan anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mas Suami Sepupu!
ChickLitMenikah dengan sepupu sendiri itu merupakan keputusan besar yang dipilih Abi dan Bintang. Dengan segala keyakinan mereka bahwa semuanya pasti akan baik-baik saja, mereka berdua menjalani kehidupan pernikahan yang bahagia. °°° Abi bahagia saja meski...