03. Minggu yang berbeda

347 8 2
                                    


°
0

3. Minggu yang berbeda

Minggu pagi ini nampaknya dikediaman darlangga ada yang berbeda, tidak seperti Minggu Minggu lainnya.

Suara cempreng irana terus terdengar hampir mengalahkan kicauan burung yang tinggal dipohon mangga samping rumah tempat tinggal mereka. Ada saja yang membuat gadis itu terus bersuara.

Dan tentunya suasana disana menjadi hangat karena kehadirannya kembali dirumah luas namun  sudah lama hening itu semenjak kepergiannya, sekarang sudah kembali hidup.

"IRA, PANGGIL BANG ALEX UNTUK SARAPAN,NAK" teriakan citra dari arah dapur terdengar keras. Wanita berparas cantik itu sedang sibuk memasak bersama mbok Lastri--asisten rumah tangga mereka.

Irana yang tengah mengobrol bersama Zayn sembari memakan cemilan di ruang makan menoleh pada citra yang sedang ada didapur, letaknya tidak jauh. "OKEI, MOMMY!"balas irana juga ikut berteriak.

Zayn terkekeh setelah menyeruput teh nya.

"Dad, Ira keatas dulu ya. Mau panggil bang kebo"pamit Ira dengan cepat lalu berlari menaiki tangga.

"Berhati-hatilah, princess!" Tegur Zayn melihat putrinya yang berlarian seperti itu.

Irana berhenti di pertengahan tangga lalu mengacungkan jempolnya pada Zayn. Gadis itu melanjutkannya langkahnya,namun kali ini hanya berjalan biasa.

Cewek itu berhenti di depan pintu berwarna cokelat,yang didepannya tertempel tulisan 'kamar Banga lex' itu adalah karya nya semalam, yang langsung ia tempel disana.

"BANG ALEX, SURUH MOMMY TURUN BUAT SARAPAN" teriak irana. Gadis itu mengernyitkan dahinya, tidak ada sahutan dari dalam.

"ABANGGG"

Masih sama. Hening.

"Nggak dikunci"gumam irana dalam hati, pasalnya pintu terbuka saat irana memutar knop pintu.

"Masuk ngga,ya?"

"Masuk aja lah. Maaf ya bang Alex kalo nggak sopan, hihi" ucap irana sembari terkekeh kecil.

Aroma mint menyeruak kala irana menghirup udara didalam kamar. Netranya menatap ruangan yang dominan dipenuhi warna gelap.

Tidak ada seseorang yang dicarinya disana, lalu dimana dia?

Irana berjalan kearah sebuah meja yang diatasnya terdapat komputer, yang membuat cewek itu tersenyum adalah sebuah pigura berukuran kecil yang menampilkan dua sosok anak kecil berbeda gender, mereka ada Alexi dan irana saat Alexi berusia 10 tahun sedangkan ia berusia 5 tahun. Tampak disana mereka sedang berada di rumah pohon, foto itu diambil oleh Zayn beberapa tahun silam.

Setelah puas melihat foto itu, irana kembali mencari Abang nya seperti tujuan awal ia datang kemari.

Seperti nya tidak ada. Atau pria dewasa itu tengah melaksanakan ritual mandi nya? Ah,tidak tidak. Irana sama sekali tak mendengar gemericik air yang menunjukkan tanda tanda bahwa Alexi sedang berada didalam kamar mandi.

Irana memutuskan keluar kamar. Dan berniat mencari Alexi di ruang kerjanya.

Sampai didepan pintu ruang kerja Alexi, irana segera mengetuk pintu dengan brutal tanpa jeda.

She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang