°14. Jalang?
Irana menunduk melihat bajunya yang basah karena terkena siraman jus alpukat.
Irana mendongak menatap cewek yang barusaja menyiramnya. Sedangkan yang lainnya masih shock melihat hal ini.
Agraris berdiri dari duduknya, cowok itu menatap Bianca dengan tatapan nyalang. Rahang nya mengeras dengan otot otot dilehernya yang tampak menonjol.
"Maksud Lo apa nyiram cewek gue gitu?" Tanya agraris dengan sentakan. Jika dihadapannya ini adalah seorang pria, maka ia akan langsung menghajarnya. Namun ini? Agraris tidak akan menjadi seorang pengecut karena melawan seorang perempuan.
Bianca melirik sinis pada irana lalu menyilangkan kedua tangannya didepan dada. " Cewek Lo?....Jalang Lo maksudnya?" Tutur Bianca membuat agraris naik pitam.
Brak
Fira menggebrak meja dengan kuat. "Apa Lo bilang?" Tanya Fira meminta Bianca untuk mengulang ucapannya, cewek itu maju mendekati Bianca.
"Jalang" ulang Bianca dengan enteng.
"Dia sahabat gue bangsat! Dan Lo berani beraninya bilang dia jalang?!" Fira menjambak rambut pirang bianca dengan keras. Tak mau kalah, Bianca pun membalas perbuatan Fira.
Orang orang dikantin semua mengarahkan atensinya pada mereka.
"Ayo, fir. Jambak lebih kuat lagi, kalau bisa sampai rontok!" Bisma mengompori Fira.
"Kak Firaun semangkaaa!!!"
"Fira, mau gue bantuin ga?"tawar Ervan dengan bodohnya.
"AARRRGGGG LEPASIN GUE, ANJING! AGRARIS ITU PUNYA GUE!"
"LO GILA, BANGKE!"
Disisi lain, dengan cepat adisa membawa irana menuju toilet, sedangkan agraris menuju loker milik adisa untuk mengambil seragam cadangan gadis itu.
"Disa, tadi yang nyiram Ira siapa? Kenapa dia nyiram Ira, Ira ada salahnya ya sama dia?" Tanya irana dengan sedih, cewek itu benar benar tidak tahu menahu alasan Bianca yang tadi menyiramnya seperti itu.
Adisa yang mendengar itupun sontak menggelengkan kepalanya. "Nggak, Ira. Lo gak ada salah sama dia" ujar adisa.
Irana berfikir sembari menipiskan bibirnya. "Terus kenapa tadi dia nyiram Ira?"tanya irana seraya menatap dirinya dipantulan cermin, irana menatap diri nya yang basah karena tersiram air jus alpukat, rambutnya tampak lepek, dan blazer nya tampak kotor.
"Ira jangan mikirin itu lagi ya. Sekarang kita nunggu Agra dulu buat ngambil baju" adisa ingin sekali menenangkan irana. Adisa sudah hafal betul kebiasaan irana yang akan selalu overthingking jika ada hal yang tidak mengenakkan terjadi dihidupnya.
"Iraa"
Suara berat seorang cowok didepan pintu utama toilet terdengar.
"Nah itu Agra. Lo tunggu sini dulu yah, gue ambilin dulu baju nya"
Adisa segera berjalan menuju pintu utama toilet untuk mengambil seragam yang dibawa agraris untuk irana.
"Irana mana? Dia baik baik aja kan? Gue mau liat Ira!"
Adisa mencegat agraris yang ingin masuk kedalam toilet perempuan. "Heh, Lo mau ngapain?!" Tanya adisa sedikit ambigu, bukan karena apa, ini kan toilet perempuan, apa kata orang orang jika mereka melihat seorang ketua gravegaz masuk kedalam toilet perempuan?
"Gue gak perduli, sekarang gue mau liat cewek gue!"
"Gra, Lo gila! Biar Ira ganti baju dulu, Lo tunggu dikelas aja!"
Adisa meraih seragam yang dibawa agraris, lalu menutup pintu utama toilet, tak lupa menguncinya. Sedangkan agraris hanya bisa pasrah lalu berjalan menuju kelas irana, menunggu gadisnya disana.
Benar benar ia tak rela melihat gadisnya diperlakukan seperti itu, ia marah. Ingin sekali menghabiskan Bianca jika tak mengingat jika Bianca adalah seorang perempuan.
°
Ditempat yang berbeda namun diwaktu yang sama, Fira dan Bianca masih saja adu Jambak.
Suasana semakin memanas, banyak orang orang memanasi keduanya.
"Woi anjing, bantuin pisahin mereka. Kasian Fira!" Panik Ervan.
"Cieee perdulii" ledek Bisma membuat Ervan mendelik tak terima.
"Bukan perduli, tapi kasian! Noh liat si Fira mau mati dijambak para Dugong!" Ucap Ervan sembari menunjuk Fira yang dikeroyok oleh empat orang sekaligus.
"WOIII KALO BERANI SATU SATU! JANGAN MAIN KEROYOKKAN LAH SETAN!" Teriak Fira pada mereka.
"Gue gak perduli, salah siapa Lo ikut campur masalah gue!" Balas Bianca yang sedang kesakitan karena dijambak Fira dengan tenaga kuli cewek itu.
"Pisahin pisahin!" Instruksi Rangga yang kebingungan sendiri.
mereka pun memisahkan perkelahian itu. Walaupun sedikit susah dan ada sedikit adegan dimana Ervan yang wajahnya terkena cakaran maut Fira pada akhirnya perkelahian itu pun terpisahkan.
"Yahhh, padahal seru!" Eluh alicio yang sedang makan sembari menonton perkelahian itu seolah tontonan yang sangat menarik.
"Seru jidat kau lonjong!"
"Apasih kak ucup ini emosian banget" komen alicio pada Ervan yang marah marah padanya.
"Lagian Lo! Seru dari mana nya? Neh liat muka tamvan gue ke garuk Ampe kulitnya meloncop!" Ervan menunjukkan luka diwajahnya akibat cakaran dari Fira yang bukan main main kuatnya.
Alicio tertawa dibuatnya. Sedangkan Ervan meraup gorengan milik alicio dan memakannya dengan kasar seraya melihat pemandangan yang sangat membuat sakit mata, dimana Fira yang dibawa Rangga keluar dari area kantin.
"ADA YANG RETAK TAPI BOKAN KACA!" Bisma berteriak didepan stand milik mbok inem yang menjual es puter.
"tai Lo, ma!"
Bersambung...
Terus ikuti kisah mereka yaaa.
Jangan lupa vote dan komennya.
Terimakasih.
See u💗🐬
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine
Teen FictionBagi seorang agraris gario Bramasta, gadis bernama irana Greyson darlangga adalah hidupnya, dunianya, semestanya. Berlebihan memang, tapi itulah dia.