Haii semuaa
Assalamu'alaikumm...Gimana gess kabarnya
Semoga baik semua yaaOke aku lanjutinn
Semoga kalian ga bosen sama tulisan ku yang rada amburadul ini heheheHappy Reading yaaa👌👌
*****
Matahari malu-malu menampakkan sinarnya dari arah timur menggantikan tugas bulan.
Semua orang yang tadinya bergemul dengan selimut kini sudah harus kembali beraktivitas lagi. Sama halnya dengan Marsha dan keluarga. Namun hari ini berbeda. Marsha yang sudah siap dengan seragamnya tengah menata masakan dan menyiapkan bekal untuk, Rendra.
Entah kenapa Marsha hari ini ingin memberikan bekal untuk Rendra. Mungkin karena sudah lama tak membuat bekal untuk Rendra, jadi hari ini Marsha ingin memberikannya.
Hal itu membuatnya harus berkutat dengan alat-alat tempur dapur di pagi-pagi buta. Maira yang melihat itu segera menghampiri sang putri yang masih sibuk menata makanan di kotak bekal.
"Tumben banget kamu masak sendiri hari ini?" tanya Maira yang sudah berdiri di samping Marsha.
"Lagi pengen aja sih bun, sekalian aku juga mau buatin bekal buat kak Rendra."
"Oh begitu, bagus deh bunda ga harus masak. Ya udah kamu siapin dulu, bunda mau ke atas panggil ayah sama kakak dan abang kamu."
Setelah itu Marsha melanjutkan kegiatannya yang tadi sempat tertunda. Marsha memandang takjub makanan di hadapannya. Senyum manisnya terbit seketika.
"Oke sudah siap, semoga kak Rendra suka." Marsha menutup bekalnya dan beralih menyiapkan makanan untuk keluarga yang lainnya.
Meskipun skil masaknya tidak sejago bundanya dan mungkin tidak selezat makanan sang kakak tapi Marsha tidak merasa minder dengan makanannya.
Tak lama semuanya turun. Tapi Marsha tak melihat sosok Yola. Disana hanya ada Maira, Yuda, dan Marchel.
"Kakak kemana bun, kok tumben telat turunnya?" tanya Marsha ketika Maira sudah duduk di kursi makan.
"Lagi di kamar mandi, kebelet katanya."
Beberapa menit kemudian akhirnya Yola turun dengan tergesa-gesa. Yola tau keluarganya tidak akan mulai sarapan jika anggotanya belum lengkap.
"Maaf ya, perut kakak tadi mules banget jadi lama deh turunnya," ujar Yola saat sudah duduk di kursi makannya.
"It's okeyy, perutnya mules banget kak? Itu sampai wajah kamu pucet," sahut Yuda membuat semua etensi mengarah ke arah Yola, sedangkan Yola tersenyum kikuk.
"Eh iya, kamu pucet banget. Kalau masih mules terus rasanya sakit mending kamu ga usah masuk aja. Biar bunda buatin surat," ucap Maira khawatir, namun Yola dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Gapapa kok bun, Yah. Nanti habis di kasih makan terus minum obat pasti mendingan kok," jawab Yola yang berusaha meyakinkan kedua orang tuanya.
"Ya udah, tapi nanti kamu berangkat bareng sama abang kamu aja ya," kata Maira.
"Ga usah bun, abang kan harus ke tempat kuliahnya dulu baru ke perusahaan, nanti muter-muter." Yola tak sepenuhnya menolak. Ia masih merasa canggung jika harus berdua sama abangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marsha linandi [On Going]
Random[ Please Follow dulu sebelum baca !! ] ***** Marsha Servia Linandi, gadis cantik yang terlihat baik baik saja tetapi bukan itu kenyataanya. Dia sangat pandai memainkan topengnya Dia memiliki seorang lelaki yang amat dia cintai, bahkan karena cint...