Marsha-14

193 12 8
                                    

Assalamu'alaikumm....

Hai semuaa

Apa kabarr??
Semoga baik-baik aja ya
Kalau ga baik ya dibaik-baik in aja yaaa

Ketemu lagi sama aku nihh hehehehe
Akhirnya aku bisa update

Makasih yang udah mau nunggu sama stayy....

Oke aku lanjutin nihh

Happy Reading oke👌👌👌

*****

Marsha terbangun karena suara ketukan di pintu kamarnya, setelah pulang sekolah tadi Marsha memutuskan untuk tidur guna mengistirahatkan tubuhnya, dan kini ia terbangun karena ada yang mengetuk pintu kamarnya.

Marsha melihat ke arah nakas dimana jam menunjukkan pukul 5 sore, ia sudah tertidur kurang lebih 2 jam, ketukan di pintunya tak berhenti membuat Marsha mau tak mau melangkah mendekat guna untuk membukannya.

Disana ia melihat sang Abang tengah berdiri dengan wajah yang terlihat khawatir, Marchel khawatir adeknya kenapa napa, pasalnya tadi pagi ia tak sempat bertatap muka dengan sang adek.

"Abang kenapa ? Kok panik gitu ?" Pertanyaan itu muncul dari mulut Marsha ketika melihat Marchel yang panik dan khawatir.

Marchel menarik Marsha ke dalam pelukannya, ia mengusap punggung Marsha pelan, dan memberi kecupan di puncak kepala Marsha.

"Abang khawatir kamu kenapa-napa," ucap Marchel tanpa melepas pelukannya, Marsha membalas pelukan itu, "Acha gapapa kok bang, abang ga perlu khawatir," jawab Marsha.

"Kenapa kemarin ga mau bukain pintu buat abang ?" Tanya Marchel dengan nada sedikit bergetar, tunggu apa abang nya ini menangis, batin Marsha.

"Kemarin Acha butuh waktu sendiri abang, maafin Acha ya udah buat abang khawatir," jawaban Marsha membuat Marchel menghelas napas pelan, pelukan mereka telah terurai.

Marchel mengusap rambut Marsha, "iya abang paham, sekarang kamu gapapa kan ?" Pertanyaan Marchel itu di balas anggukan kepala oleh Marsha.

"Udah makan ?"

"Belum, Acha tadi pulang langsung tidur."

"Ya udah kamu siap-siap gih, habis ini abang ajak makan di luar," perkataan Marchel di sambut senyuman lebar oleh Marsha, "abang mau ngajakin makan dimana, terus sama ayah bunda juga ?" Tanya Marsha.

"Engga, abang cuman ajak kamu. Nanti biar abang yang ijin ke ayah sama bunda, sekarang kamu siap-siap dulu aja," jawab Marchel menjelaskan.

Setelah itu Marsha masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap, sedangkan Marchel hanya terkekeh di depan kamar sang adek bungsunya itu, ia bersyukur adek kecilnya masih bisa tersenyum selebar tadi.

Di kejauhan Yola melihat semuanya, ia juga ingin di perlakukan seperti itu. Tapi apakah mungkin ia bisa, melihat bagaimana reaksi abang nya ketika berbicara dengan nya membuat Yola menghela napas pelan. Kapan ia bisa merasakan kasih sayang abang nya, lagi.

"Yola juga pengen bang, Yola pengen kita kaya dulu lagi. Dimana kita bertiga kemana mana selalu bareng, Yola rindu." Gumam Yola tak terasa air matanya luruh, ia merasa jahat sekarang karena sikap egoisnya semua jadi berantakan, keluarga, masa depan, dan semuanya.

Marsha linandi [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang