Chap'42

7.4K 513 46
                                    

"Papa..." gumam Leo saat melihat pria paruh baya yang berdiri tegap dihadapannya

"Dari mana saja kamu? tidak pulang berhari-hari, kamu pikir itu hal yang bagus hah?!" Bram menatap tajam pemuda yang masih berdiam diri dihadapannya itu

"Papa Le–" ucapannya terpotong oleh suara ayah nya kembali menggema

"Bisa tidak kamu jangan menganggu ketenangan saya sehari saja Calleo?!"

Mendengar ucapan ayahnya Leo mengepalkan tangannya erat

"Seharusnya kamu itu belajar dan belajar! memikirkan bagaimana caranya kamu bisa memegang kendali perusahaan saya nanti!!" sentaknya seraya terus menatap tajam anaknya

Huft! Kalimat ini yang tidak ingin Leo dengar sepanjang hidupnya. Dimana sang ayah yang terus memaksa nya untuk belajar dan belajar. Memikirkan bagaimana cara untuk bisa memegang kendali diperusahaan milik ayahnya nanti

Tidak, bukan Leo tidak merasa bersyukur akan kenikmatan yang sudah ayahnya tentukan dimasa depan nanti. Memegang suatu perusahaan diusia yang masih terbilang muda memang terlihat mengagumkan.

Sama hal nya dengan pemikiran Leo, itu akan terasa hebat dan mengagumkan.  Tetapi jika terus dipaksa dan ditekan setiap saat, maka tidak heran kalau dirinya lebih memilih mundur dan berontak

Sampai kapanpun ia tidak akan menuruti keinginan ayahnya untuk belajar memegang bisnis, terlebih dengan cara yang mana membuat dirinya merasa tertekan.

"Harusnya kamu senang! sudah ditentukan menjadi pewaris utama di perusahaan milik saya!" tekannya ."Bukan menjadi begajulan! berantem sana sini! bikin saya malu saja!!" sentaknya

Ucapan-ucapan Bram yang merangkap kesana kemari itu semakin membuat Leo menahan emosi nya. Ia menundukkan kepalanya dengan gigi yang bergemeletuk kuat dan kepalan tangann yang semakin terlihat erat

Tak berhenti sampai disana, Bram kembali menyulut emosi Leo dengan ucapan-ucapan nya ."Apa sih yang kamu banggakan dengan tingkah laku mu itu hah?!" Leo terdiam, enggan untuk menjawab ."Merasa terpuja? merasa hebat kamu Calleo? hanya merusak nama keluarga saja! tidak tau di–"

"PA! STOP IT!!!" Leo berteriak lantang dihadapan sang ayah dan menatap penuh emosi pada pria paruh baya itu

Bram menaikan sebelah alisnya "Why? kamu tersinggung pada ucapan saya?"

Leo menghembuskan nafasnya pelan ."Leo capek" ujarnya kemudian berjalan masuk, meninggalkan tempat ayahnya masih berdiri

Pria yang memasuki kepala 4 itu terus memperhatikan pemuda yang hendak menaiki anak tangga ."Apakah itu sopan santun yang diajarkan saya?"

Leo tidak mengindahkan ucapan ayahnya, ia terus berjalan melewati anak tangga tersebut

Sadar anaknya yang acuh akan ucapannya itu membuat ia langsung termakan emos ."Dasar anak tidak tau sopan–"

"Tidak tau sopan santun! Tidak tau diri! memalukan! merusak nama keluarga! tidak dapat diandalkan!" Potong Leo dan menatap tajam Bram . "Itu kan yang akan anda sebutkan?" tanyanya dengan tangan yang sudah mengepal erat

"SOPAN SANTUN APA YANG ANDA AJARKAN HAH?!" Teriak Leo pada ayahnya ."ANDA HANYA TERUS MEMAKSA DAN MEMAKSA SAYA UNTUK MEMEGANG PERUSAHAAN SIALAN ITU!!" suara teriakan itu menggema didalam rumah yang sangat sepi itu

Dengan langkah tegas nya Bram mendekati Leo dan saat dihadapan pemuda itu ia langsung melayangkan kembali tangannya

plakkkk...

Suara tamparan itu sangat terdengar nyaring didalam rumah mewah tersebut

Leo berdecih saat rasa panas itu menjalar kembali pada kulit pipi nya, bahkan terasa lebih lebih dari sebelumnya

AGLAXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang