10🖤

360 35 7
                                    

"Apa yang kau lakukan pada Felix? Hingga dia tak sadarkan diri dua hari?"

Nancy menoleh kearah Jisung yang asik memandang indahnya kota seoul, kini mereka berada di sungai han tentunya, melihat bintang yang banyak dan indah

"Aku hanya memukulnya dengan bata"

Jisung menoleh kearah Nancy dengan tatapan kaget, dia memeluk Nancy lalu mengecup pelan bibir itu

"Good Girl"

Nancy tersenyum lalu melanjutkan acara berciumannya bersama Jisung

🖤🖤🖤

"Katakan padaku apa yang kau perbuat hingga menimbulkan masalah sebesar ini? Hingga kau bisa tak sadarkan diri selama dua hari dengan pendarahan yang banyak di bagian kepala belakang?"

Felix menunduk, disampingnya sudah ada Daehwi yang hanya menyimak pembicaraannya sambil memakan cake yang dia pesan

"Katakan apa yang kau perbuat"

Ucap Daehwi dengan berbisik, menyuruh agar cepat mengakui perbuatannya agar keheningan ini tak menemani mereka

Selama hampir dua puluh menit mereka tidak membuka mulut sama sekali, Felix yang fikirannya campur aduk, kalau dia mengatakan ini dia takut Chenle akan marah padanya

Chenle yang masih menunggu jawaban Felix serta bergelut sendiri dengan fikirannya, berfikir bagaimana dia dapat menemukan Jisung dan Nancy yang sudah hampir seminggu menghilang

Perasaan Chenle campur aduk, antara kecewa, bingung, sedih, khawatir semua menjadi satu. Dia kekasihnya dan selama hampir dua tahun dia menemani Jisung

Tapi sejak datangnya Nancy sifat laki-laki itu mulai berubah, Nancy emang sexy tapi tidak dengannya, meskipun dia tidak sexy dan penyakitan tapi dia pintar dalam segala pelajaran

Sma ini Chenle memperoleh biasiswa yang besar, meskipun begitu Mark tetap menyuruh Chenle sekolah pribadi -Les

"Aku... Aku hanya ingin membantumu untuk menjauhkan Nancy dari Jisung, d-dengan memukul Jisung habis-habisan di cafe dekat sungai han, masalah itu menimbulkan pertikaian hingga dia menyuruh untuk--"

Felix menjelaskan semuanya dan Chenle hanya mendengarkan, sedangkan Daehwi sedari tadi ya hanya menyimak saja karna dia tidak sepatutnya ikut campur

"Biarkan aku yang menyelesaikan ini"

"Le..."

Chenle dan Felix menoleh kearah Daehwi "kenapa kau sangat ingin bersama laki-laki bajingan itu?"

"Dia bajingan karna Nancy, aku akan merebut Jisung kembali, tenang saja itu akan mudah"

"Kita manusia biasa... Kita tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya, jadi jangan berbangga diri untuk mengatakan kata 'mudah' bisa saja besok kita akan gagal... Tapi kita tidak boleh menyerah"

"Kau meremehkan ku?"

"Tidak.. Sama sekali tidak Le, aku hanya khawatir jika asma mu kumat kembali, kau belum seratus persen sembuh, jadi kita akan bekerja bersama-sama"

"Tidak! Ini masalah gue jadi gue yang akan menyelesaikannya seperti ini, bukannya gue ga ngehargain kalian tapi... Gue mohon"

Felix dan Daehwi hanya bisa mengangguk, tapi mereka akan tetap memantau sahabat kecilnya ini dari jauh

🖤🖤🖤

Membaca buku, duduk sendirian tanpa ditemani oleh siapapun, dan headset yang terpasang ditelingannya, volume yang full dan satu cangkir kopi hangat

Entah kebetulan atau apa dia melihat Jisung dan Nancy duduk berdua dan mereka sibuk berbincang

Mengambil hp nya lalu memotret mereka dalam diam, hidupnya menjadi sunyi sejak Jisung bersama dengan Nancy, pasalnya pesan yang dia kirim sama sekali tidak dibalas

"Atas nama Nancy"

Kesempatan Chenle agar membuat wanita itu terjatuh, dihadangkan kakinya kesamping agar dapat meraih kaki Nancy

Disaat Nancy berjalan sambil membawa kopi panas dirinya tersandung kakinya Chenle, disitulah Chenle mengemasi barangnya lalu berjalan dengan santai keluar cafe

Dapat dirasakan Jika Jisung sedang mengejarnya dengan berjalan tentunya, dilihatnya sekilas kebelakang ternyata mereka tinggal beberapa meter lagi

Chenle berlari secepat mungkin

Hap

"Ahh!!"

Ditariknya kedalam tikungan kecil yang muat dia orang, ditutupnya mulut itu agar tidak berteriak

"Aku Sungchan"

Chenle menghela nafas lega, dikiranya siapa ternyata sungchan. "Wae?"

"Aku melihatmu berlarian dengan Jisung dan Nancy dibelakangmu, jadi aku menarikmu kesini"

Chenle melihat sekitarnya, gang ini cukup kecil, tidak ada lampu sama sekali kecuali senter yang dipegang oleh Sungchan, cukup mengerikan

"K-kenapa kau kesini? Jam dua belas malam di gang kecil sendirian?"

"Aku pulang dari rumah temanku, tapi gara² aku malas lewat kota jadi aku lewat gang sempit ini saja, toh aku juga suka kesunyian"

"Suka sunyi suka sunyi anj- ga gini juga, nanti kalo lu dicegat sama setan gimane?"

"Ngga ada setan, karna di sini udah ada malaikat"

Chenle mengernyit, malaikat? Apa yang di maksud malaikat oleh sungchan? Apakah dirinya? Oh tidak,, Chenle tidak ingin kepedean dulu

"Malaikat? Siape anj-"

"Yang didepan aku, si Chenle baik hati"

Baik hati? Haha dia tertipu hanya dengan tatapan Chenle, padahal kan anaknya minim akhlak, Canda le. Btw tadi gombalan yang sederhana tapi berhasil membuat Chenle merona merah

"Sudah, ayo pulang"

Sungchan menggandeng Chenle untuk berjalan si sampingnya, mengeratkan genggaman tangan itu karna ini sudah tengah malam

TBC







Not You || SungChen/JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang