1. Bad Impression

819 66 9
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

"Woy! Ada yang bawa pulpen ngga?!" seseorang berteriak di daun pintu kelas.

Tidak ada satu pun yang menjawab pertanyaan itu, termasuk Sullyoon. Entah mereka benar-benar tidak membawa barang yang diminta atau malah terkejut dengan tingkah orang itu sehingga tidak mau berurusan dengannya.

Selang waktu menunggu tetapi tidak ada jawaban, lelaki itu memutuskan untuk masuk ke dalam kelas yang hanya terdapat 4 orang. Mereka yang lain keluar untuk mengembalikan buku di perpustakaan mengingat ujian kenaikan kelas telah dilaksanakan.

Sedari tadi Sullyoon terus memperhatikan laki-laki itu. Melihat laki-laki yang ia tidak ketahui namanya itu menuju ke arahnya, Sullyoon perlahan membulatkan mata. Bagaimana bisa orang itu melewati orang-orang yang duduk lebih depan darinya.

"Masa lo ngga bawa sih?" orang yang tidak dikenal Sullyoon itu bertanya sambil menggeledah pouch peralatan sekolah milik Sullyoon. Benar, dia sudah menyahut benda itu,

Tanpa izin.

Sang pemilik tidak sempat merebutnya. Lelaki itu sudah mendapatkan bolpoin dari pouch Sullyoon lalu berbalik badan dan pergi dengan terburu-buru. Untung saja Sullyoon sempat membaca name tag milik lelaki itu, "김 규빈 (Kim Gyuvin)".

"Gue pinjem!" ucapnya dengan lantang sembari melangkah meninggalkan ruang kelas. Sullyoon hanya dapat berdecih, ia malas mengejar apalagi ribut dengan orang seperti itu.

---

Liburan sekolah akan dimulai besok yang artinya 23 hari lagi Sullyoon akan masuk sekolah sebagai siswi kelas 12.

Sullyoon sekarang berada di area parkir sekolah untuk mengambil sepeda motornya.

"Duh, motor gue ga bisa keluar lagi" keluh Sullyoon saat mengetahui sepeda motornya berada cukup depan, terhalang oleh motor-motor lain di belakang.

Gadis itu memikirkan cara untuk mengeluarkan sepeda motornya. Ia mencoba memundurkan motor yang berada di belakang motornya dengan diangkat dan digeser beberapa kali agar tidak mengenai motor lain. Tentu saja hal itu sangat menguras energinya.

Sullyoon tak henti-hentinya mengeluh. Bagaimana tidak, Ia dengan kapasitas energi yang sedikit harus berkecimplung dengan per-motor-an.

Tak sengaja melihat orang yang meminjam pulpennya pagi tadi, Gadis yang masih berurusan dengan motornya itu memanggil si peminjam pulpen. Yang dipanggil hanya melihat Sullyoon sesaat dengan bombastic side eye-nya kemudian berjalan kembali tanpa respon apa-apa.

"Hei! Pulpen gue udah lo pakenya?" Sullyoon memanggil kembali disertai pertanyaan yang sebisa mungkin tidak memicu konflik.

"Pulpen lo hilang" jawab Gyuvin dengan santainya tanpa melihat wajah sang penanya. Sedikit tidak terima dengan apa yang dilakukan si peminjam, Sullyoon bertanya apakah lelaki itu mau mengganti atau tidak.

Sullyoon tidak memaksa, toh itu hanya pulpen.

"Pelit amat cok orang pulpen doang" sebuah jawaban yang tidak diinginkan Sullyoon. Seharusnya jawabannya antara iya dan tidak. Mengapa orang itu justru memakinya.

Sullyoon berusaha tidak terpancing emosi, "Kalo ngga mau ganti juga ga papa kok". Gyuvin tetap acuh pada Sullyoon, sekarang seolah Sullyoon adalah si pembuat masalahnya.

Emosi terus ditahan oleh gadis itu. Tidak ingin keributan berlanjut, Sullyoon tidak akan mengeluarkan sepatah kata lagi. Ah kenapa harinya di rusak oleh seseorang seperti itu.

Masalah per-motor-an belum selesai. Sullyoon masih terus berusaha memindahkan motor yang ia pegang sekarang. Setelah memakan banyak waktu, akhirnya sepeda motor Sullyoon berhasil di keluarkan.

Sullyoon mengendarai motornya. Beberapa meter dari gerbang paling depan sekolahnya sudah terlewati. Tiba-tiba suara motor lain di belakang terdengar oleh Sullyoon. Saat motor tersebut berada tepat di sebelahnya, langsung saja sang pengendara menghembuskan asap rokok ke arah wajah Sullyoon.

Sullyoon sontak menutup hidung dengan jari kirinya, karena ia tidak bisa menghirup asap rokok. Tentu rasa kesal memenuhi gadis itu. Ia tidak habis pikir, bisa-bisanya Gyuvin menunggu hanya untuk melakukan hal itu padanya. Apakah dia memiliki salah pada Gyuvin atas kejadian tadi atau memang sifatnya saja yang seperti itu.

-----

Tidak terasa masa liburan akan segera berakhir.

Bersantai dengan tiduran di sofa, Sullyoon tiba-tiba mendapat notifikasi sebuah chat. Penasaran akan hal itu, sejenak setelah notifikasi muncul ia langsung menyentuhnya. Ditampilkannya sebuah percakapan grup dengan 1 pesan baru berisi sebuah file pembagian kelas.

Hal yang paling dibenci gadis itu datang. Tubuhnya seolah bergetar sendiri. Mengapa ia begitu takut. Menyesuaikan diri dengan lingkungan baru adalah inti masalahnya. Sullyoon sangat sulit untuk memulai percakapan. Yang ia harapkan sekarang adalah setidaknya ada satu teman dekat Sullyoon yang satu kelas bersamanya.

Memandangi file itu tanpa berani membukanya sudah gadis itu lakukan hampir setengah jam. Sullyoon memberanikan diri, ia membukanya. Matanya membaca satu per satu nama yang tertera. 'Bae Jinsol', nama yang membuat semua ketakutan Sullyoon sirna. Dia berteriak pelan melepas ponselnya, membiarkan benda itu jatuh di samping tubuhnya.

Puas merasa gembira, Sullyoon lanjut membaca isi file itu ke bawah. Ia menemukan sebuah nama yang membuatnya berpikir kelasnya tidak akan sedamai ekspetasinya. 'Kim Gyuvin', nama itu tertera. Sontak Sullyoon langsung berteriak, "Aaa... Gue nggak mau sekelas sama dia..."

brat | Kim Gyuvin x SullyoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang