"Lah Sullyoon? Ngapain lo sama Ricky?". "Gaada-gaada, udah ayo balik ke kelas. Ricky duluan ya..." gadis itu menyerahkan minuman milik Ricky yang sebelumnya ia jatuhkan lalu segera menarik pergelangan tangan Gyuvin pergi untuk sekali lagi menghindari keributan. Tak lupa ia melambaikan tangannya ke Ricky sambil melangkahkan kaki menjauh.
Beberapa meter sudah mereka lewati. Sullyoon melepas genggamannya pada Gyuvin. Semetara Sullyoon tetap berjalan pelan, Gyuvin justru terdiam. "Lo sekarang sama Ricky?" mendengar pertanyaan itu, Sullyoon terdiam sejenak lalu memutar badannya ke belakang-ke arah Gyuvin. "Ngga, kebetulan aja kita ketemu" jawab Sullyoon singkat lalu kembali melangkahkan kakinya.
Gyuvin masih terdiam, namun sekarang kepalanya dalam posisi menunduk. "Kejadian itu bakal keulang lagi kah?" Pikiran itu menguasainya sekarang.
---
Teman-teman kelas Sullyoon berencana untuk piknik hari ini. Ia mulai bersiap-siap, memasukkan barang-barang yang akan ia bawa ke dalam satu tas ransel berukuran sedang karena sling bag saja tidak akan cukup. Mobil jemputan yang telah terisi beberapa teman kelasnya telah sampai, gadis itu berpamitan kepada ibunya kemudian berangkat.
Di tempat itu terdapat beberapa perahu yang dapat dinaiki. Benar saja banyak anak yang sudah mengantri untuk menaiki perahu tersebut, termasuk Gyuvin. Sullyoon melihat laki-laki yang sedang mengenakan pelampung itu kemudian menertawakannya perlahan.
Bagaimana bisa dia selucu itu?
Menghidupkan kamera yang sedari tadi ia bawa, Sullyoon kemudian mengambil gambar ke arah Gyuvin. "(tertawa) Kasian banget udah ngantri lama"
Di tengah lamunannya, Gyuvin tak sengaja melihat Sullyoon yang mengamati layar kamera sambil tertawa sendiri, "Woi Sullyoon!". Tersadar orang yang membuatnya tertawa memanggil, Sullyoon menoleh. Laki-laki itu membuat isyarat untuk mendekat, Sullyoon menghampirinya. "Mau nggak naik perahu bareng gue?" Sullyoon berpikir sejenak. Sebenarnya ia takut akan dikerjai oleh Gyuvin, namun jika ia membuat antrian baru maka itu akan memakan waktu yang lama, ia tidak akan sempat untuk makan siang. Sullyoon akhirnya menerima tawaran itu. "Ambil pelampungnya di sana," "Oke".
Saatnya mereka menaiki perahu. "Gyuvin jangan macem-macem!" ucap Sullyoon sesaat sebelum menaiki perahu yang sudah dinaiki laki-laki itu. Benar saja, baru saja menempatkan diri di perahu, Gyuvin sudah menggoyang-goyangkan perahu tersebut ke kanan dan ke kiri membuat perahu itu menjadi tidak stabil. "Gyuvin... Udah nggak!".
Sullyoon tak hanya diam, ia juga membantu Gyuvin mengayuh perahu tersebut hingga keduanya sudah sampai di tengah danau. Hembusan angin mengenai wajah mereka. Suasanya sangat sejuk, keduanya memutuskan berhenti mengayuh perahu itu. Sullyoon mengambil ponsel di tasnya, mengambil gambar dirinya sendiri dan panorama di sekitarnya. Di sisi lain, Gyuvin hanya memejamkan matanya untuk menikmati suasana lebih dalam.
"Yoon," anak berbaju biru itu membuka matanya. "Iya?" Sullyoon mengalihkan atensinya dari ponsel menuju lelaki yang memanggil namanya itu. "Lo jangan ninggalin gue," tatapan Gyuvin sangat dalam ke arah pupil gadis itu. Sullyoon merasakan Gyuvin dalam keadaan sangat serius dari pandangan yang ia terima. "Ninggalin lo?" gadis itu masih tidak mengerti betul atas ucapan orang di depannya. "Gue pernah kehilangan cewek karna Ricky dan gue nggak mau hal itu keulang lagi." Gyuvin menundukkan kepalanya. "Gue ngga ada apa-apa kok sama Ricky" jawab Sullyoon.
Hening untuk sesaat.
"Kalimat hampir sama yang kalian ucapin". "Gyuvin, but we're just a friend..." ucapnya pada Gyuvin yang masih saja menunduk. "Jangan pake bahasa Inggris" tegurnya. "Ah ok" Sullyoon menaikkan alisnya. "Tapi kita cuma temen" ia mengganti bahasanya.
"Lo mau jadi pacar gue dan jauhin Ricky?" Gyuvin menatap Sullyoon kembali. Sullyoon bingung harus memberi jawaban apa. Bukankah ini terlalu cepat? Atau dirinya yang ternyata masih belum sadar bahwa Gyuvin sudah memiliki perasaan kepadanya selama ini? Ucapan laki-laki itu membuatnya tersadar bahwa Gyuvin beberapa kali membuat sikap yang agak berbeda kepadanya. Ia sadar bahwa mereka memang sudah cukup dekat. Tetapi, "G-gyuvin gue butuh waktu buat ngejawab, gapapa kan?".
---
Sullyoon merasakan sikap Gyuvin kepadanya sudah mulai berubah setelah kejadian tadi. Laki-laki itu tak lagi hangat padanya. Gadis itu berulang kali menawarkan makanan yang ia bawa namun laki-laki itu justru mengabaikannya bahkan seperti menghindarinya. Apa yang dikatakan Sullyoon sebelumnya salah?
Hari semakin petang, semua anak sudah masuk ke dalam mobil masing-masing yang kurang lebih berisi 7 orang. Sullyoon sengaja mengambil tempat duduk di depan-sebelah pengemudi agar ia bisa menghubungi Gyuvin tanpa ada temannya yang melihat. Beberapa pesan telah terkirim. Sembari menunggu yang disana membalas, Sullyoon memejamkan mata sesaat karena ia banyak menggunakan energinya hari ini. "Ting" Sullyoon tersadar dari tidurnya lalu segera membuka ponselnya. "Gue ngga mau nunggu. Menurut gue itu penolakan dari lo". "T-tapi Gyuvin bukan berarti gue nolak, gue cuma butuh waktu" pesan terakhir itu nampaknya tidak digubris, hanya menyisakan 2 centang abu-abu di sana.
---
Sullyoon berjalan ke arah kelasnya penuh dengan senyuman sembari membawa satu foto yang ia cetak di fujifilm polaroid. Ia terus memandangi foto tersebut.
Foto Gyuvin yang ia ambil saat piknik 2 hari yang lalu.
Di sisi lain, Gyuvin bersama satu perempuan sedang bercakap-cakap di ujung lorong dengan posisi yang sedikit tersembunyi tak jauh dari kelas laki-laki itu. Keduanya terlihat sangat riang terbukti dari bagaimana mereka tertawa. "Ck balikin!" Perempuan itu memukul dada orang di depannya setelah permen yang sedari tadi ia makan tiba-tiba disahut begitu saja oleh laki-laki itu lali dimasukkannya ke dalam mulut.
Sullyoon melihat apa yang terjadi. Perasaannya menjadi, tidak enak. Dia kemudian melewati dua sejoli itu sambil menunduk-tak memberikan pandangan apapun. Sullyoon memasuki kelas dan menduduki kursinya dengan cepat. "He really did that?!".
Jemarinya berusaha meraih bagian bawah saku bajunya, namun tidak ada apapun di sana. "Hm? Di mana ya? Masa iya gue jatohin??" setelah meraba hampir semua bagian saku seragamnya, Sullyoon menyangka benda itu telah ia jatuhkan tadi. Segera ia keluar dari kelas dengan cepat. "Ini yang lo cari?" tiba-tiba dua jari yang sedang mengapit suatu foto polaroid muncul, sejajar dengan mata seseorang yang mencari barang itu.
Sullyoon membulatkan matanya setelah foto itu dijatuhkan begitu saja sedangkan sang pelaku memasuki kelas dengan tenangnya.
-
credit @zest on twitter for the photo
KAMU SEDANG MEMBACA
brat | Kim Gyuvin x Sullyoon
Fanfiction'𝘸𝘩𝘦𝘯 𝘵𝘩𝘦 𝘸𝘢𝘵𝘦𝘳 𝘢𝘭𝘸𝘢𝘺𝘴 𝘣𝘦𝘢𝘳𝘴 𝘸𝘪𝘵𝘯𝘦𝘴𝘴 𝘵𝘰 𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘩𝘢𝘱𝘱𝘦𝘯𝘦𝘥 𝘵𝘰 𝘶𝘴' Kejahilan yang berujung perhatian hingga keduanya saling terjatuh namun dalam masa yang semu. "Aduh!" anak itu terjatuh. Melihat ke belakang...