Dahaga Sullyoon terlepas setelah ia meminum beberapa teguk air putih dingin. Baru saja meletakkan botol minum dan belum sempat menutupnya, tiba-tiba Gyuvin mengambil ponsel Sullyoon yang berada di mejanya. "Tethering bentar". Sang pemilik ponsel tentu langsung menyahut ponselnya cepat. Bukankah dia bisa meminta dengan baik-baik? Sialnya hal itu berakhir dengan tumpahnya air putih Sullyoon karena terkena senggolan sikunya.
"Gyuvin, bisa nggak sih minta baik-baik? Kan jadi kesenggol air gue!" kesabaran Sullyoon sudah habis, ia mau tidak mau harus mengepel lantai di bawahnya yang penuh dengan air.
"Lo kok malah nyalahin gue sih kocak, orang kesenggol tangan lo sendiri" jawabnya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Tidak menggubrisnya, Sullyoon langsung menuju ke sebelah toilet siswa untuk mengambil kain pel di sana.
Sesampainya di sana Sullyoon tidak menemukan kain pelnya, mungkin itu sedang digunakan oleh orang lain. Beberapa menit menunggu, Sullyoon tidak sengaja melihat seseorang sedang membawa kain pel dan timba ke arahnya, "Ah akhirnya".
Lelaki itu langsung membuang air yang berada di timba ke wastafel kemudian mencuci kain pel yang ia gunakan sebelumnya. "Lo numpahin air?" tanya orang itu sambil mencuci kain pel di tangannya. Sullyoon mengiyakan pertanyaan tersebut. Percakapan di antara keduanya berlanjut, mulai dari saling menanyakan asal kelas hingga nama masing-masing. Ternyata nama lelaki tersebut adalah Ricky.
"Nih" Ricky menyerahkan kain pel pada Sullyoon, "Ati-ati kalo ngepel" lanjut Ricky. Sullyoon hanya menundukkan kepala lalu keduanya berpisah menuju kelas masing-masing.
Sullyoon mulai meletakkan kain pel pada area yang digenangi air. Menunggu beberapa detik untuk kain pel menyerap air, ia lalu memeras kain pel tersebut di atas timba. Begitu terus hingga air di lantai habis. Setelah air sudah cukup habis, Sullyoon menggesek-gesekkan kain pel di lantai kemudian memerasnya untuk terakhir kalinya. Setelahnya ia kembali untuk mengembalikan kain pel dan timba itu.
Selama mengepel, tentu Gyuvin hanya menonton saja sembari memberikan tawa kecil melihat susah payah Sullyoon.
Setelah melakukan hal melelahkan itu, Sullyoon merasa gerah. Ia sesegara mungkin kembali ke kelas setelah mencuci tangannya. "Lo bawa kunciran ga?" Sullyoon menanyakan pada Bae tapi Bae tidak membawanya. Sullyoon berpindah pada siswi di depan Gyuvin, syukurlah dia membawa benda itu. Sullyoon membuka tangannya untuk menerima kunciran tersebut, langsung saja ia menguncir rambutnya di tempat.
Gyuvin sedari tadi menyaksikan Sullyoon menguncir rambut. Dengan cahaya matahari dari jendela yang langsung mengenai wajah Sullyoon saat menguncir rambut membuatnya semakin terlihat sangat mempesona. Sullyoon dengan rambut di kuncir entah mengapa membuat Gyuvin tidak bisa menghentikan pandangannya, untung saja ia bisa melepas atensinya sesaat sebelum Sullyoon melihatnya.
---
Sekolah telah usai, Sullyoon melewati lorong sambil memainkan ponselnya. Driver tidak ditemukan, silahkan coba lagi nanti, kata-kata yang tidak diinginkan itu terus muncul di ponselnya. Gadis itu hari ini tidak membawa sepeda motor ke sekolah karena sepeda motornya sedang direparasi. Kedua orang tuanya juga tidak bisa menjemput karena ada urusan penting. Ojek online adalah salah satunya jalan sekarang. Oh iya, Bae pulang terlebih dahulu karena harus mengantarkan mamanya ke salon, jadi Sullyoon tidak bisa nebeng.
Menginjakkan kaki di luar gedung sekolah, Sullyoon masih saja tidak menemukan driver ojol. Sekarang selain mencari ojol dia juga mencari tebengan. Sullyoon terus melihat sekelilingnya, siapa tahu ada yang dapat dimintai bantuan. Siapa sangka gadis itu justru mendapati seseorang yang menyebalkan baginya, Kim Gyuvin.
Tentu Sullyoon tidak mengharapkan apa-apa kepada anak itu, ia hanya melewatinya saja. Beberapa saat setelah melewati anak itu, suara motor terdengar mendekati Sullyoon. Itu adalah Gyuvin yang sedang mengendarai motor untuk mengikuti Sullyoon berjalan sekarang di sampingnya. "Lo ngga bawa motor?" tanyanya sambil menjalankan motor dengan pelan agar sesuai dengan langkah Sullyoon. "Ngga" jawab Sullyoon ketus.
Gyuvin mengintip ponsel Sullyoon yang menampilkan aplikasi ojek online dengan tidak didapatkannya driver, Gyuvin menertawakannya. Sesaat setelah puas tertawa tiba-tiba dia menawarkan Sullyoon untuk nebeng padanya.
Sungguh di luar nalar.
"Beneran? Nggak bakal lo sasarin kan?" Sullyoon ragu dan sangat tidak percaya. Gyuvin terus meyakinkan gadis itu hingga akhirnya Sullyoon mengiyakan dan menunggangi sepeda motor milik Gyuvin sekarang. Baru saja duduk, Gyuvin langsung menancap gas dengan brutal membuat motornya langsung meloncat dan berjalan dengan cepat.
"Gyuvin lo yang bener aja!" Sullyoon terus mengoceh di belakang karena Gyuvin yang mengendarai motornya dengan ugal, sang pelaku hanya bisa tertawa. "Peluk aja nanti lo jatuh," perintah sang pengendara. "Dih ngga mau," yang benar-benar saja, masa Sullyoon harus memeluk laki-laki itu. Gyuvin semakin mempercepat kecepatan motornya. Gadis di belakang terasa akan terjatuh terbawa angin, sehingga ia memutuskan untuk melakukan apa yang diminta Gyuvin.
Sepanjang jalan gadis itu memberi tahu arah rumahnya. Hingga akhirnya mereka berdua telah sampai di rumah Sullyoon dengan selamat.
"Gyuvin makasi banyak, tapi gaakan gue nebeng lo lagi" ia mendapat trauma. "Makasi doang? Lo kira ini gratis?" pertanyaan yang membuat Sullyoon kebingungan. Ia menanyakan berapa biayanya dan dijawab 25 ribu rupiah. Nominal yang besar untuk nebeng seorang teman...? Sullyoon mengeluarkan dompet dari tasnya, menarik selembar uang bewarna hijau dan selembar uang warna kuning dari sana kemudian memberikannya pada Gyuvin. Gyuvin tidak menerima uang itu dan hanya tertawa melihat tingkah Sullyoon. "Canda doang, udah sana masuk" ucapnya. Setelah itu, gyuvin berpamitan dan segera pergi dari depan rumah Sullyoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
brat | Kim Gyuvin x Sullyoon
Fanfiction'𝘸𝘩𝘦𝘯 𝘵𝘩𝘦 𝘸𝘢𝘵𝘦𝘳 𝘢𝘭𝘸𝘢𝘺𝘴 𝘣𝘦𝘢𝘳𝘴 𝘸𝘪𝘵𝘯𝘦𝘴𝘴 𝘵𝘰 𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘩𝘢𝘱𝘱𝘦𝘯𝘦𝘥 𝘵𝘰 𝘶𝘴' Kejahilan yang berujung perhatian hingga keduanya saling terjatuh namun dalam masa yang semu. "Aduh!" anak itu terjatuh. Melihat ke belakang...