6. Gyuvin's Problem

296 35 3
                                    

"Gyuvin, mau nasi goreng nggak?" Sullyoon memanggil laki-laki di depannya untuk menawarkan nasi goreng yang dibawanya. Yang dipanggil membalikkan badan dan tentunya bertanya, "Tumben lo nawarin gue". Memang biasanya Sullyoon hanya mengatakan "Makan semuanya" kemudian menyantap bekalnya sendiri, berbagi pun biasanya hanya kepada Bae.

"Gue masaknya kebanyakan" alasan yang sebenarnya, Sullyoon tidak akan bisa menghabiskan nasi goreng sebanyak itu. Bae sudah menyantapnya beberapa namun nasi goreng itu masih bersisa cukup banyak. Tidak peduli akan nasi goreng sisa dan perutnya yang kosong, Gyuvin menerima tawaran itu dan mulai memakannya dengan lahap karena hari ini ibunya tidak sempat membawakan Gyuvin bekal.

"Laper banget bang?" bagaimana Gyuvin memakan nasi goreng itu membuat Sullyoon menarik simpul senyum. Beberapa nasi goreng tertempel di pipi laki-laki itu membuatnya semakin lucu untuk ditonton. Gadis itu memberitahu akan nasi goreng yang tertempel di pipinya tetapi Gyuvin tidak peduli dan terus melahap nasi goreng itu hingga habis. "Brak" Gyuvin meletakkan wadah bekal di meja Sullyoon. "Makasi, woy Junhyeon temenin gue ke kantin dong," setidaknya ia mengucapkan terima kasih meskipun lelaki itu langsung saja pergi ke kantin bersama Junhyeon untuk membeli minuman.

Kembalinya dari kantin, Gyuvin menyerahkan sebuah minuman bersoda kepada Sullyoon, memintanya untuk membukakan dengan alasan ia akan membuang sampah di tangannya. Gadis itu menurut dan langsung saja membuka botol plastik soda dengan penuh tenaga.

"Cesss" air soda meluap dan tumpah ke rok Sullyoon. Korban kejahilan Gyuvin langsung menutup kembali botol itu dan menjauhkan dari badannya. Beberapa orang melihat kejadian itu dengan memberikan tatapan terkejut ke arah Sullyoon. "Gyuvin ini sengaja lo kocok ya?" Sullyoon masih menanyakannya tanpa amarah. Pelaku justru tertawa terbahak-bahak membuat Sullyoon mengerti bahwa itu sengaja dikocok oleh Gyuvin, Ia sudah dikerjai. "Nggak lucu tau ngga." kata Sullyoon dengan nada yang dingin nan menyeramkan sembari memberikan botol itu kepada Gyuvin kemudian berjalan meninggalkan kelas untuk menuju kamar mandi. Bae yang melihat langsung saja menyusul teman dekatnya itu.

Sullyoon memasuki kelas kembali dengan rok yang semakin melebar basahnya karena dibilas, melewati Gyuvin kemudian duduk di kursinya. "Maafin gue" Laki-laki itu meminta maaf dan tentu Sullyoon masih bisa memaafkannya, memang gadis itu kelewat baik. "Gue pikir cuma tumpah sedikit" mendengar alasan itu Sullyoon hanya mengangguk sambil memainkan ponselnya.

---

Rumah Gyuvin menjadi tempat kerja kelompok hari ini, kelompok yang dibagi berdasarkan kolom tempat duduk yang dimana Gyuvin satu kelompok dengan Sullyoon dan Seungeon. Sullyoon beberapa kali menutup kedua telinganya karena Seungeon dan Gyuvin terus saja bercanda dengan tawa yang sangat keras. Mau tidak mau Sullyoon harus meng-carry kelompok ini. Seungeon sebenarnya cukup bisa diandalkan namun berhubung terdapat virus Gyuvin, dia menjadi useless dan bergurau terus. Kerap Sullyoon tertawa dengan candaan mereka sembari mengerjakan tugas.

Sullyoon telah rampung mengerjakan bagiannya yang cukup banyak, ia kemudian memerintah Seungeon dan Gyuvin untuk mengerjakan bagiannya masing-masing yang sudah ia bagi. "Gyuvin! kamu kok ngga bilang kalo kerja kelompok sih, apalagi sama cewe" ketiga orang yang sedang terduduk di lantai menoleh ke arah pintu dimana terdapat seorang perempuan yang seumuran dengan mereka. Perempuan yang sama yang ditemui Gyuvin di kolam berenang.

"Tunggu bentar" Gyuvin berdiri dan menghampiri perempuan itu. "Wonyoung lo ngapain ke sini?!" keributan mereka terdengar oleh Sullyoon dan Seungeon meskipun mereka berlagak tidak mendengar apa pun dan fokus mengerjakan. Awalnya Sullyoon berpikir gadis itu adalah pacar Gyuvin, namun melihat bagaimana sikap dan perkataan Gyuvin kepada gadis itu membuat pikirannya tidak valid.

Cek cok semakin memanas, keduanya saling beradu amarah. "Eh" pundak Sullyoon ditarik oleh perempuan itu seketika membuatnya membalikkan badan. "Jangan bilang lo Sullyoon?" ketusnya perempuan itu dengan alisnya yang menukik. "Ngapain lo di sekolah deket-deket sama Gyuvin?" belum sempat Sullyoon mengucapkan sepatah kata, "Wonyoung stop! Lo pergi dari sini!" Gyuvin membentak perempuan bernama Wonyoung itu dan menariknya untuk keluar dari rumahnya. Sullyoon menyangka apakah di sekolah ia dekat dengan Gyuvin? Bagaimana gadis itu tau jika ia duduk di belakang Gyuvin? Apakah Gyuvin atau orang lain memberitahunya?

Gyuvin kembali menuju Sullyoon dan Seungeon dengan ekspresi yang, tidak enak. Suasana menjadi sangat canggung jadi mereka fokus pada urusan masing-masing. Tak lama dari itu, Seungeon tiba-tiba berpamitan untuk pulang tepat setelah tugasnya selesai berdalih sudah membuat janji dengan saudaranya. Sekarang bersisa Sullyoon dan Gyuvin dengan suasanya yang senyap.

Sullyoon bersiap-siap untuk pulang sampai tahu-tahu mama Gyuvin menghampiri mereka dan memarahi Gyuvin di tempat. "Gyuvin! Ngapain kamu bentak-bentak Wonyoung kaya gitu! Narik-narik dia buat pulang juga?! Kamu ngga ingat dia anak temen mama! Dia nyelametin nyawa kamu waktu kamu hampir aja tenggelem di kolam! Sadar kamu! kelakuan kamu ke dia malah kaya gitu! Ngga mau tahu pokoknya nanti kamu minta maaf sama ajak dia jalan-jalan!" bentaknya pada Gyuvin. Sullyoon yang masih di sana juga harus mendengar kemarahan itu, dia bingung harus bagaimana. Sullyoon menunggu hingga wanita itu pergi sebelum pulang.

Seperginya mama Gyuvin, segera Sullyoon berpamitan kepada Gyuvin untuk pulang sembari memberikan beberapa kalimat penyemangat. Sullyoon melewati pintu utama rumah Gyuvin dan menemukan Wonyoung terduduk di kursi depan sendirian, Tanpa pikir panjang, ia segera menuju ke sepeda motornya agar tidak muncul keributan lagi.

brat | Kim Gyuvin x SullyoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang