13. Her First Kiss, Isn't He?

356 28 0
                                    

"Gyuvin?!" betapa tersentaknya gadis itu setelah melihat seseorang yang baru kemarin terbaring di ranjang rumah sakit dan sekarang sudah berada di hadapannya seolah tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.

"Ayo jalan, kemarin kan ngga jadi" ucap laki-laki itu dengan polosnya. Sullyoon tidak dapat mengucap sepatah kata pun. Air matanya terjun begitu saja, sontak ia menutupi wajah dengan kedua tangannya.

"Kenapa nangis?" Gyuvin mendekati gadis itu lalu mengusap surainya perlahan. "Kenapa bandel banget si!" Sullyoon menurunkan tangannya kemudian berbalik menuju ke dalam rumahnya-meninggalkan Gyuvin sendiri di depan pintu yang masih terbuka.

"Sullyoon?!" teriak Gyuvin saat gadis di hadapannya memasuki kediamannya kembali. "Tunggu bentar, aku siap-siap" jawab gadis itu yang membuat simpul senyum Gyuvin tertarik dengan sendirinya.

--

Di sini mereka sekarang, terduduk tanpa alas di jalan sebuah gang kecil yang menjadi bagian belakang dari beberapa rumah. Tidak terdapat banyak lampu penerang di sana. "Gyuvin, gila capek banget" ucap Sullyoon sambil tertawa dan mengatur napasnya. Bagaimana tidak, mereka sudah berlari hampir 300 meter karena dikejar seekor anjing yang sebelumnya diganggu oleh gyuvin.

"Hahaha, gitu aja capek" laki-laki dengan hobi basket itu meledek. "Ya kamu si ngapain coba cari ribut sama anjing itu" gadis itu masih dengan napas yang tersenggal-senggal. "Lagian si nyebelin wajahnya. Eh sayang lurusin kaki kamu jangan ditekuk". Sullyoon menuruti perintah itu.

"Sayang, bentar lagi kita ujian. Kamu jangan terlalu banyak nongkrong ya" kata Sullyoon setelah beberapa menit terdiam untuk menormalkan pernapasannya. "Iya sayang, kamu juga jangan terlalu banyak belajar biar aku nggak dianggurin" ucap laki-laki itu dengan wajah yang ditekuk. "Kalo masa ujian, prioritas aku belajar si sayang. Bukan kamu" Sullyoon menggoda pasangannya itu.

 Bukan kamu" Sullyoon menggoda pasangannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jahat banget".

Tubuh Sullyoon seolah membeku sepersekian detik atas tatapan yang diberikan laki-laki yang ada di sampingnya. Sontak gadis itu mendorong pelan bahu Gyuvin ke belakang agar jantungnya kembali baik-baik saja.

"Kenapa kamu dorong aku?" ucap Gyuvin tanpa mengetahui apa yang baru saja ia lakukan. "Ng-ngga ada" jawab Sullyoon dengan nada yang sedikit bergetar sambil membuang pandangannya jauh.

Tangan Gyuvin berhasil meraih kedua sisi pipi merona gadis itu. Ia menarik pelan kedua tangannya, mendekatkan wajahnya ke arah wajah Sullyoon yang sedang ia genggam lembut sekarang. Terlalu kebingungan atas apa yang sedang dilakukan laki-laki yang bernama Gyuvin itu padanya, Sullyoon tidak bisa berbuat apapun selain membulatkan matanya saja.

Hidung mereka bersentuhan sekarang, lelaki itu mulai memejamkan mata, memiringkan kepalanya ke kiri, dan semakin memajukan wajah kecilnya itu. Lepasnya sentuhan hidung mereka diikuti oleh menembelnya birai keduanya. Bertahan selama beberapa detik, Gyuvin mulai menggerakkan bibirnya-memberikan lumatan kecil pada milik Sullyoon. Gadis itu hanya bisa terdiam, menerima semua yang dilangsungkan oleh pasangannya itu. Keduanya seolah tersihir.

Sullyoon mulai melepaskan diri, kembali mendorong tubuh Gyuvin menjauh darinya. Suasana hening tercipta dengan sendirinya setelah apa yang dilakukan mereka tadi. Beberapa waktu kemudian, laki-laki itu mulai berdiri dan menyodorkan tangannya-memberikan bantuan kepada Sullyoon untuk berdiri juga. Keduanya mulai berjalan perlahan keluar dari gang yang tidak terlalu besar itu.

"Itu first kiss kamu?" Gyuvin memulai konversasi. Namun Sullyoon tidak menjawabnya secara lisan, ia hanya menganggukkan kepala. "(That's also your first kiss?)" Sejujurnya Sullyoon sangat ingin menanyakan hal yang diucapkan dalam hatinya itu pada Gyuvin, namun sepertinya itu hanya retoris yang jawabannya sudah sangat jelas, yakni tidak. Gadis itu ribut sendiri dengan isi kepalanya sekarang. Seorang Gyuvin baru melakukan first kiss-nya? Ah itu sungguh tidak mungkin.

Keduanya mendarat di sebuah minimarket di ujung gang itu. "Kamu mau es krim yang mana sayang?" tanya Gyuvin setelah mereka sampai di depan freezer ice cream. "Yang ini" Sullyoon menunjuk es krim keinginannya. "Oke" Gyuvin membuka lemari pendingin itu-mengambil es krim pilihan pacarnya dan tak lupa pilihannya sendiri. Setelah membayar pesanan mereka, Gyuvin dan Sullyoon menikmati es krim itu di luar, di kursi yang disediakan minimarket itu.

---

3 hari setelah ujian semester berakhir. Benar, sekarang adalah hari sabtu dimana tidak ada kegiatan di sekolah. Ancaman takut didekati oleh perempuan lain membuat Sullyoon harus mengusir jauh-jauh keinginan me time-nya guna pergi ke tempat dimana Gyuvin sedang berlatih karate hari ini. Sullyoon hampir setengah jam mengotak-atik lemari pakaiannya untuk mencari ootd yang tepat untuk pergi ke tempat seperti itu.

Sullyoon berhenti sejenak di pinggir jalan untuk melihat kembali google maps setelah 5 menit mengendarai motornya. Ah rupanya ia menempuh rute yang benar, 250 meter lagi ia akan tiba di tempat salah satu jenis olahraga bela diri itu.

"Astaga sayang kalo kamu datang kaya gini ya justru kamu yang bakal dideketin semua laki-laki yang ada di sini" ucap Gyuvin pertama kali saat menghampiri pacarnya itu di pintu masuk. Sullyoon berpenampilan sangat cantik seolah mereka ingin berkencan. Padahal dibayangan Gyuvin, pacarnya itu hanya akan bepenampilan biasa saja seolah ikut kegiatan olahraga pula. "Aku juga bingung sebenernya" Sullyoon menggaruk kepalanya pelan. "Yaudah ayo masuk biar aku jurus orang-orang yang berani deketin kamu" Gyuvin melakukan sebuah gerakan seperti 'melawan/melindungi' yang justru lucu di mata gadis cantik itu.

-

"Harus banget emang ya buka baju?" kata Sullyoon sambil mengipasi laki-laki di sampingnya. "Panas banget sayang, makasi udah ngipasin" Gyuvin mengelap beberapa keringat yang mengucur dari pelipisnya. Ia baru saja selesai melawan peserta lain dan beruntungnya Gyuvin menang, namun menurut Sullyoon itu adalah keberuntungan/hoki karena musuhnya tidak terlalu sepadan.

"Aku bawa air putih dingin sama roti nih" Sullyoon mengeluarkan 2 benda itu dari dalam tasnya. "Makasi sayang, kenapa ngga bawa chiki/snack aja?" ucapnya sambil membuka bungkus roti yang diberikan oleh Sullyoon. "Chiki melulu kamu. Dimana-mana orang habis olahraga ya makan roti atau nasi bukan malah chiki. Kalo udah makannya cepet ganti bajunya". "Kenapa emangnya? Kamu ngga mau lihat roti sobek aku?" kata laki-laki itu sambil mengunyah makanan yang terbuat dari tepung gandum itu. "Roti sobek roti sobek, biar ngga masuk angin!" Sullyoon menepuk perut Gyuvin. "Ahahaha" tawanya kencang meskipun perutnya terasa sedikit panas.

brat | Kim Gyuvin x SullyoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang