بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
🍃
Adnan dan Wahyu telah sampai di stasiun Bumi Ayu (Brebes).
Mereka berdua pun keluar dari stasiun dan mencari transportasi umum untuk bisa sampai di pondok pesantren.
"Pakde, masih jauh tempat nya?" Tanya Adnan.
"Tempat nya lumayan jauh, gak mungkin kalau kita jalan kaki bisa-bisa tinggal tulang nya doang." Ucap Wahyu.
Saat Wahyu melihat sekeliling jalan matanya teralihkan dengan sebuah mobil pick up, di sana terdapat seorang pria yang sedang menaruh beberapa sayuran di belakang mobilnya.
"Bima??" Ucap Wahyu saat melihat pria tersebut.
Adnan pun teralihkan pandangan nya ke arah mobil pick up itu.
"Siapa pakde?" Tanya Adnan.
"Itu pak Bima temen lama pakde, Ayo kita kesana siapa tau kita dapat tumpangan gratis."
Mereka berdua pun langsung menghampiri pria itu.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikum salam.'' jawab Bima, ia pun teralihkan pandangan nya ke arah Wahyu dan Adnan.
"Wahyu??"
Mereka berdua pun saling bersalaman dan berpelukan.
"Iya ini saya, masa kamu lupa?" Ucap Wahyu.
"Sudah lama sekali kita tidak bertemu, kok bisa ada di sini?" Tanya Bima.
"Saya datang ke sini mengantarkan keponakan saya untuk mondok, dan sekalian menjenguk anak saya yang sedang mondok juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Adnan
Roman pour Adolescents📍Spin off "Cinta itu Fitrah" ⚠️ Baca dulu "Cinta itu Fitrah" biar tau alur dan konflik di dalam cerita nya. "Adnan Ghaffi Al-Fariq" seorang pria dari keluarga sederhana yang diharapkan kedua orang tua nya untuk menjadi seorang ustad muda, dengan ke...