بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
🍃
Setelah pulang sekolah Adnan tidak langsung pulang ke rumah melainkan dirinya sekarang menyusuri jalan Malioboro dan duduk di kursi yang sudah tersedia di sana.Mata Adnan tertuju kepada kendaraan yang berlalu lalang. Ia termenung dan sering kali menghembuskan nafas panjang saat pikiran nya teringat dengan apa yang di katakan Jafar semalam.
Mungkin ini adalah pilihan yang berat bagi Adnan, ia sama sekali tidak pernah terlintas di pikiran nya untuk pergi menuntut ilmu di pesantren.
Adnan pun lagi-lagi menghembuskan nafas panjang, cepat atau lambat Jafar pasti akan menunggu jawaban yang ia tanyakan semalam.
"Adnan!!" Teriak seseorang.
Adnan pun teralihkan pandangan nya ke asal suara.
"Haikal? Gea?"
Dengan keadaan masih menggunakan seragam sekolah mereka berdua pun langsung menghampiri Adnan.
"Adnan... dari tadi di sekolah sampai sekarang lu kenapa sih? Kayaknya lagi banyak banget pikiran?" Tanya Gea dan langsung duduk bersebelahan dengan Adnan.
"Gak kok, gue gak kenapa-kenapa."
Mendengar perkataan Adnan barusan membuat Haikal memicingkan mata ke arahnya.
"Nan... Gue gak yakin kalau lu gak kenapa-kenapa." Ucap Haikal.
"Iya nan... Lu kalau ada apa-apa cerita aja sama kita berdua, gak usah sungkan-sungkan udah kayak sama siapa aja." Ucap Gea.
Mendengar perkataan kedua sahabatnya barusan Adnan pun lagi-lagi menghembuskan nafas panjang.
"Jadi gini, setelah selesai ujian gue di minta untuk pindah ke pesantren."
Haikal dan Gea pun membulat kan mata mendengar penjelasan Adnan barusan.
"Serius lu?" Tanya Haikal.
"Iya serius." Jawab Adnan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Adnan
Fiksi Remaja📍Spin off "Cinta itu Fitrah" ⚠️ Baca dulu "Cinta itu Fitrah" biar tau alur dan konflik di dalam cerita nya. "Adnan Ghaffi Al-Fariq" seorang pria dari keluarga sederhana yang diharapkan kedua orang tua nya untuk menjadi seorang ustad muda, dengan ke...