4

4.6K 318 1
                                    

Rayan hanya menatap diri nya sendiri di cermin. Setelah drama kemaren malem. Sekarang ia benar benar akan sekolah!!

Rayan pun langsung bergegas turun ke bawah. Ia melihat keluarga nya sedang menunggu di meja makan. Rayan pun tersenyum lebar lalu duduk di samping Azka.

"Abang kenapa senyum-senyum gitu?" Tanya Azka heran. Rayan yang ditanya hanya menggelengkan kepala nya lalu mengelus rambut Azka dengan lembut.

Aksa yang melihat itu pun iri dengan Azka yang sedang menatap diri nya seolah mengejek.

"Abang Aksa juga mau~~" pinta Aksa dengan tatapan memohon.

Ian yang ditatap bingung, "Mau apa Aksa?" Tanya nya heran.

Aksa hanya diam lalu menunjukkan rambut nya sendiri. Axel pun terkekeh melihat kedua saudara nya itu.

"Aksa minta dielus rambut nya Ian, kamu ternyata ga peka ya?" Tanya Axel dengan gemas.

"Gak lah aku kan cowok," Balas Ian asal.

"Hah? Apa hubungan nya?" Tanya Erlan yang sedari tadi menyimak.

"Kan kata para cewek, cowok tuh orang nya ga peka, karena aku ini cowok jadi nya aku ga peka," Jelas Ian asal.

Arnard hanya terkekeh gemas. Ia suka perubahan putra nya ini. Erlan pun hanya tersenyum lalu mengelus rambut Ian, "Terserah kamu saja."

"Abang ayo berangkat!" Ajak Azka dengan menarik tangan kanan Ian.

Ian yang ditarik hanya pasrah mengikuti adik nya.

"Ish, Abang sama aku aja!" Ucap Aksa tidak terima lalu menarik tangan kiri Ian.

Ian yang ditarik hanya menatap malas kedua adik nya ini, Herman dia tuh. Perasaan di novel ga gini deh, Apa karena dia datang novel nya langsung berubah pesat?

Arnard  menatap kasian Ian, lalu menatap Erlan, Erlan yang paham pun bertindak.

"Sudah sudah.. kalian bertiga berangkat bareng saja sama kakak." Lerai Erlan lalu beranjak dari tempat duduk nya.

Ian yang merasa pegangan di kedua tangan nya melemah pun langsung lari mengikuti Erlan.

Aksa dan Azka hanya cengo ngeliat Ian lari. Mereka saling tatapan tak suka lalu mengikuti Erlan dan Ian.

"Hahaha liat.. mereka lucu sekali." Tawa Axel yang melihat tatapan Aksa dan Azka.

Arnard hanya menggelengkan kepala nya, Arnard senang melihat perubahan anak-anak nya ini.

Sedangkan Alex hanya tersenyum tipis, lalu mereka bertiga pun pergi ke urusan masing-masing.
.

.

.

.

"Hey broo" sapa Adit Biantara. Satu satu nya temen Ian.

Ian tidak tau kenapa karena yang Ian ingat hanya setengah dari ingatan milik Rayan asli. Dan Ian yakin bahwa ada sesuatu dari masa lalu nya ini.

"Heyy juga bro," Sapa balik Ian.

Adit pun duduk disebelah Ian lalu menatap nya intens. Ian yang ditatap hanya memiringkan kepala nya,  "apa?"

"Kok lu kaya beda sih?" Tanya Adit heran, Ian pun kaget mendengar pertanyaan Adit, Apa ia ketahuan ya?

"M-maksut kamu apa?" Tanya Ian balik dengan gugup. Apakah Adit tau bahwa dia dari dunia lain? Keluarga nya saja tidak tau loh masalah nya,0 lah Adit yang cuman... sudahlah yang penting Ini diluar prediksi Ian!!

"Kata nya Lo anemia? Kok lu b aja sih?"

Ian yang mendengar ucapan Adit pun menghela nafas lega, "Amnesia kali dit."

"Ah iya amnesia!"

"Awal nya sih gw emang ga terlalu kenal sama semua orang. tapi perlahan lahan ingatan gw mulai muncul dengan sendiri nya," jelas Ian santai.

"Owalahh, bagus deh!! Ngomong ngomong nanti malem mau ikut balapan ga?" Tanya Adit yang tentu saja di jawab anggukan semangat dari Ian.

'udah lama sih gw ga balapan. Sabi lah malem ini balapan. Eh tapi keluarga gw ngebolehin ga ya? Gimana kalau mereka ga bolehin? Tapi kaya nya boleh deh kan mereka dari awal ga peduli sama ni anak kalau diliat dari ingatan nya.' batin Ian yang memandang ke arah luar jendela.

Adit hanya diam lalu menatap Ian dengan tatapan sulit diartikan nya.
.

.

.

Kringg

Kringg

Kringg

Suara bel yang ditunggu oleh para murid pun berbunyi. Jam sudah menunjukan jam 4 sore, para siswa dan siswi langsung berbondong-bondong keluar untuk pulang termasuk Ian sendiri.

Ian berjalan santai di lorong sekolah.

Ia memakai headset nya lalu memutuskan untuk ke kantin dulu sebentar untuk jajan, setelah merasa cukup ia ke kasir untuk bayar.

Ian hanya membeli mie samyang dan 5 kotak susu Milo.

Awal nya Ian ingin duduk santai dulu di kantin  namun ia lupa dengan kedua adik nya, Ian pun langsung bergegas lari di lapangan.

Tangan nya sibuk memegang 5 susu kotak Milo. Pandangan ke bawah karena takut Milo nya jatuh. Bagi nya susu Milo lebih berharga dari siapun termasuk diri nya sendiri.

Krena tidak fokus ke depan,  Ian pun tertabrak dengan siswa lain.

"Ah, maaf,"  Ujar Ian ketika berdiri. Ia pun mengulurkan tangan nya untuk membantu orang di depan nya.

"Iya gapapa." Ucap orang itu pelam lalu pergi meninggalkan Ian. Ian hanya menatap orang itu aneh,
Ia serasa pernah melihat diri nya? Tapi dimana? Apalagi orang itu memakai masker.

Ian pun menyudahi pikiran absurd nya lalu memungut susu kotak Milo nya yang berhamburan. Padahal dia sudah menjaga dengan hati hati susu Milo nya seperti anak nya sendiri, Tapi jatuh begitu saja, kalau kata Ian sih 'dahlah, cape aku.'

Ian pun segera berlari ke arah parkiran. Bisa ian lihat Azka, Aksa dan Erlan yang menunggu nya di mobil. Kok bisa tau? Gimana gatau orang mereka ngebuka jendela mobil nya.

Cklek..

Ian pun duduk di samping Erlan. Azka dan Aksa anteng duduk di belakang. Ian yang melihat mereka berdua anteng pun hanya bisa berkata dalam hati, 'tumben?'

Selama di perjalanan pun hening. Tidak ada yang berbicara sama sekali. Karena jarak mansion dan sekolah nya jauh. Ian pun memutuskan untung tidur di mobil.









Brakk...





















Bersambung...

Transmigrasi Ian [Drop]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang