39

4.8K 388 14
                                    

.


















.




















.


















Semenjak kejadian dimana menyebarnya berita mengenai perbuatan Laura dan Artha.

Mereka berdua menghilang bak di telan bumi, bahkan keluarga nya pun tidak ada yang mengetahui dimana keberadaan mereka.

Dengan menghilang nya mereka berdua kini kehidupan Andrian dan keluarga nya menjadi damai.

Hingga tanpa sadar sudah 7 bulan berlalu begitu cepat, bahkan perut Andrian sudah kelihatan membesar.

Saat ini Andrian bersama ke 8 anak nya tengah bersantai di ruang tv karena mereka baru saja pulang dari rumah sakit.

Namun sayang nya acara santai mereka harus berakhir karena Alvian datang dan ikut bergabung dengan mereka.

Apakah Alvian tau kalau Andrian tengah mengandung? Jelas, dia mengetahui nya saat usia kandungan Andrian berjalan 4 bulan.

Saat itu dirinya tidak sengaja melihat hasil usg milik Andrian yang terletak di meja kamar tidur mereka.

"Ada apa daddy kemari?" Tanya Kevin sinis dan setia memeluk manja lengan Andrian.

Hari ini kan mereka libur jadinya tidak ada salah nya bermanjaan ria dengan papa tercinta.

"Daddy hanya ingin ikut gabung saja" Jawab Alvian duduk di sofa seberang.

Akhirnya keheningan melanda mereka hingga Alvian memberikan kode pada Andrian.

Andrian yang peka terhadap kode tersebut lantas memperbaiki posisi nya.

"Kevin coba kamu temui Atlas dan bilang untuk beli pesanan papa dong" Pinta Andrian mengusap surai Kevin.

"Kenapa ga di telfon aja pa?" Tanya Kevin menikmati usapan papa nya.

"Papa pengen nya kamu samperin dia" Jawab Andrian membuat muka sedih nya.

"Iya papa Kevin samperin nihh jangan sedih dong" Ucap Kevin langsung beranjak dari sofa dan pergi mengambil kunci motor nya.

"Kami juga mau bertemu kekasih kami dulu papa" Pamit Alice lalu pergi bersama yang lain.

Kini tersisa Alvian dan Andrian yang berada di ruang tv, dengan segera Alvian melancarkan aksi nya.

Dengan berjongkok di depan Andrian dan memegang kedua tangan Andrian.

"Maafin aku sayang.. Saat itu Artha duluan yang tiba² masuk dan langsung dorong aku gitu aja" Ucap Alvian menatap Andrian.

"Oh iya kah? Lalu kenapa kamu tidak langsung mendorong nya?" Tanya Andrian penuh selidik.

"Pikiran ku kosong sayang.. Kamu tau kan orang kalau mendapatkan serangan dadakan pasti pikiran nya langsung blank dan ga tau harus bagaimana" Jawab Alvian yang masih setia memegang tangan Andrian.

Andrian terdiam dan membenarkan ucapan Alvian, namun mendadak dia mempunyai ide yang menarik untuk menghukum Alvian.

"Baiklah saya maafkan tetapi dengan 1 syarat" Ucap Andrian membuat Alvian menatap nya.

"Sungguh? Apa syarat nya?" Tanya Alvian yang bahagia karena dapat di maafkan oleh Andrian.

"Syaratnya adalah kamu harus di hukum, ikut saya" Jawab Andrian beranjak dari sofa dan menarik tangan Alvian.

Alvian sendiri pasrah ketika tangan nya di tarik oleh Andrian namun sebenarnya dia merasa penasaran oleh hukuman yang akan di berikan oleh Andrian.

Mereka berdua sampai di kamar dengan cepat Andrian mendorong Alvian hingga terjatuh ke kasur.

Huh? i Become a Papa? S1 (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang