Promise

183 9 1
                                    

WARNING
Cerita ini akan memiliki latar belakang tahun yang berbeda dengan cerita yang ada pada Harry Potter, maupun The Hunger Games yang mana aku pinjam sebagian karakternya.

Seluruh karakter dan alur Harry Potter Murni milik JK Rowling, disini author hanya meminjam. Kecuali Karakter tambahan dan alur tambahan.

Cerita atau alur tidak akan sama persis dengan yang ada difilm atau buku.

Happy Reading, Dont forget for leave your vote and Comment.
And Lets be Friend
---0---

14 Februari 2002
Pagi ini aku terbangun dari tidurku, seperti biasa ibu akan menyambutku dengan kecupan selamat pagi dan memberikan sepatah kata bahwa hari ini akan berjalan baik.

"Ibu dan Ares sangat menyayangimu, Dad juga walaupun tidak mengucapkan secara langsung. Kau berharga lebih dari apapun, karena kehadiranmu merupakan Penenang dari semua kegundahan di kehidupan Ibu. Terimakasih sudah terlahir di dunia. Happy Birthday Sweetheart" Ucap Ibu sembari memeluk dan mengelus rambutku.

Tentu aku sangat bahagia hidup bersama dengan keluarga sederhanaku. Tempat tinggal kami sering berpindah pindah, Dad bilang agar keluarga kami tetap utuh dan Aman. Kali ini kami tinggal dipinggiran kota london disebuah rumah sederhana dengan 2 lantai.

Dad ku bernama Carl Everdeen dan ibuku bernama Catlyn Everdeen. Dad bekerja sebagai seorang Pengusaha pembuat senjata dulunya, tapi semenjak Aunt katnis dan Aunt Prim terbunuh oleh orang bertopeng,Dad melepaskan pekerjaannya dan memilih tinggal di tempat yang berbeda setiap tahunnya. Mereka semua adalah adik adik Dad. Dulunya ibu seorang perawat disebuah rumah sakit katanya. Tapi aku tidak pernah tahu itu.

"Happy Birthday Lara" Ucap Ares, kembaranku.

"Happy Birthday Ares, senang bisa berbagi kehidupan denganmu" Ucapku dengan nada sarkas, aku tak mebencinya. Aku hanya merasa semua orang lebih mengagung-agungkan Ares.

Ares yang pandai menggunakan senjata, Ares yang cerdas. Ares pewaris dari keluarga Everdeen, Ares yang ini, ares yang itu. Bahkan mungkin di dunia ini hanya Ibu yang menganggapku sebagai individu yang hidup. Miris.
Tapi jujur, aku sangat menyayangi Ares tentunya setelah ibu

"ayo kita makan, ibu sudah menyiapkan makanan kesukaan kalian berdua. Ada kue juga untuk kalian berdua"

kemudian Ibu meninggalkan kamar, meninggalkan kami berdua dikamar kami. Bahkan untuk memiliki kamar sendiri harus menunggu Ares pergi. Ya beginilah nasibku.

"kau masih marah karena Dad hanya mengizinkanku sekolah sedangkan kau tidak?" Tanya Ares dalam, sejujurnya ya. Tapi tak masalah bagiku, toh Ares bisa menjadi guruku untuk memberitahuku semua yang dia tahu nantinya.

The Girl In Shadow [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang