Be Gryffindor

47 3 0
                                    

Berhati-hati saat mengeluarkan amarah, terkadang itu akan di iringi dengan hal lain. Cinta misalnya.

Benar kata Harry, kini hampir semua mata menatapku khususnya para gadis, saat aku melewati meja meja disebuah aula besar setelah namaku disebut oleh kepala sekolah.
oh maaf maksudku nama Ares yang disebut.

Aku bersyukur untuk betapa identiknya aku dengan Ares, sehingga aku tidak terlihat aneh saat menjadi dirinya. Tapi sebenarnya ada perbedaan yang mencolok kalau kami disandingkan. Semoga tidak ada yang tahu.

Ares sempat bercerita, dia ingin sekali masuk Ravenclaw karena terkenal dengan murid cerdasnya, tapi mengingat otakku... Semoga saja masih bisa.

"kemarilah Mr Everdeen, duduk disini" ucap perempuan yang aku ketahui adalah Professor McGonagall.

Aku duduk diatas kursi kayu tepat di depan semua orang, aku benci menjadi pusat perhatian.
Professor McGonagall meletakkan sebuah topi diatas kepalaku dan topi itu mulai berbicara"waw waw waw.... Seorang everdeen huh ? Permulaan yang bagus untuk membawamu kemari. Sangat pemberani, dan ambisius. Hemm.. Sangat mudah. Gryffindor!!"

Maaf Ares aku ternyata tidak cukup pandai untuk masuk Ravenclaw.

Riuh tepuk tangan hadir dari salah satu deret meja dengan murid berderet dengan Jubah berwarna hitam-merah. Professor tadi juga mengarahkan tongkatnya pada jubahku, aku sudah sudah resmi menjadi seperti mereka. Aku cukup suka warna merah, atau biru, atau putih.. Entah lah.

"hai lagi Ares !!" Ucap Ron dengan semangat, aku curiga kalau Ron salah satu Fans Ares.

"wah aku tidak menyangka kita satu asrama" Ucap Hermione.

Perkenalan dilanjutkan, ada beberapa yang merupakan senior seperti kakak Ron sikembar. Fred dan George. Ada juga adik perempuan Ron, Melihat mereka seperti melihat diriku dan Ares. Aku merindukan kakak menyebalkanku itu !

Kemudian sesorang bernama Seamus, dan Neville. Harry juga memberitahuku bahwa aku satu kamar dengannya juga Ron. Kebetulan yang cukup menyenangkan.

"jadi everdeen, apa kau pureblood?" Tanya Seamus.

"tidak, Dad orang biasa. Ibuku penyihir. Tapi dia memilih menjadi orang biasa akhirnya. Cukup panggil aku Ares."

"Astaga ! dia bukan Pureblood tapi seorang anggota keluarga bangsawan"

Ku terkekeh mendengar penuturan Fred, atau George. Entahlah, sangat sulit membedakannya.

"jadi apa betul, berita tentang hancurnya distrikmu  karena penghianatan capitol yang menyerahkan wilayahmu pada.." Seamus berhenti sejenak, kemudian sedikit berbisik "you-know-who"

Aku tertawa kecil, "kau benar Seamus" jawabku, sangat miris mengingat tanah kelahiranku itu.

"tunggu-tunggu. Jangan bilang kalau kau adalah anak baptis dari Katnis Everdeen dan peeta Melark? Jadi kau pewaris resmi capitol setelah mereka dinyatakan gugur dan tidak memiliki keturunan??" Ucap Neville tidak percaya,

"sssttt tolong jangan terlalu keras, aku hanya ingin bersekolah dengan normal" ucapku kemudian memukul sedikit lengan Neville.

"Sorry" lirihnnya

The Girl In Shadow [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang