Friends

6 1 0
                                    

Mari memulai kisah kita dengan sedikit kecurangan. Semua harus ada pengorbanan bukan?

Draco Malfoy, laki-laki kini terdiam didalam kompartemen kereta cepat milik Capitol. setelah sebelumnya telah menempuh semalaman penuh perjalanan dari Inggris.

Lara, gadis itu masih terdiam juga di salah satu kursi yang berlawanan arah dari Draco Malfoy. Gadis itu juga tak kalah lelahnya dengan Draco, gadis itu tak sedikitpun berbicara sejak membebaskan laki-laki pirang itu dari hukuma penjaga. Wajahnya masih tetutup selendang tipis.

Kereta terus bergerak membelah hutan dan sesekali puing-puing seperti pemukiman yang hancur, dan kini mereka mulai memasuki wilayah Capitol.

Draco memandang lekat kearah luar jendela, matanya menelisik dalam. Tapi perhatiannya terlaihkan saat Lara melenguh membenarkan posisi duduknya.

'Dia tidur?'

Draco berjalan menuju tempat Lara duduk menyandarkan kepalanya, ternyata ada sinar matahari yang menembus selendang penutup kepala Lara, mungkin dia terganggu.

Draco berdiri dihadapan Lara menghalangi sinar matahari itu. Walau wajahnya tertutup tudung, tapi garis matanya masih terlihat samar. Bulu matanya yang lentik mencipatakan siluet yang indah dibalik kain berwarna cerah itu. Terlihat tubuhnya menegak seakan mencari posisi terbaiknya.

"Kau bangun ?"

Lara bergegas merubah posisinya menjadi duduk tegap, matanya berpaling pada pemandangan diluar jendela kereta yang menampilkan wilayah Capitol dengan jelas.

"Aku tidak tahu kalau Muggle bisa membuat hal semacam ini" Celetuk Draco, tangannya meraba kaca jendela memperhatikan luar dengan takjub. Mata Abunya memancarkan rasa ingin tahunya.

"Suatu hari nanti aku ingin menjadi Healer. Apa aku bisa melanjutkan pendidikan untuk menjadi healer sebagai hak istimewaku yang selanjutnya?"

"Tentu saja tuan Malfoy, berdoa kau tidak akan terbunuh di arena"

Draco tersenyum, setidaknya gadis ini mau menjawab nya dengan kalimat yang panjang.

"Apa cita-citamu Lara? Apa kau masih ingin menjadi seorang guru seperti dulu?"

Lara menarik nafasnya dengan berat "Sudah berulang kali aku katakan, bahwa aku bukan Lara tuan"

Lara sedikit tersenyum melihat tingkah Draco yang seperti anak kecil.

"Aku akan menang dan akan mengambilmu kembali Lara"

"I am Rose!!!" Lara berbalik meninggalkan Draco tapi satu tangannya ditahan hingga membuat Lara tersentak. Lara mengangkat satu tangannya berniat memukul atau mungkin menampar Draco.

Sayangnya tangan itu berhasil ditangkap oleh Draco.

"Masih saja suka memukul hem?"

"LEPAS !!"

Tidak semudah itu berurusan dengan seorang Malfoy kan ?

Kini justru tangan Lara diputar hingga berada dalam dekapan Draco.

"Aku selalu tahu dengan aroma ini"

"Jangan pernah berbohong padaku Lara, aku tahu dan hafal setiap inci dari dirimu. Mau kamu sembunyikan bagaimana pun aku akan tetap tahu"

Brak-Brak-Brak !!!

Pintu Kompartemen di gedor dengan sangat keras.

"Lepaskan aku, kumohon Malfoy"

Badan Lara gemetar hebat, keringatnya bercucur deras, tangannya sudah basah karena keringatnya. Nfasnya naik turun seperti ketakutan,

Draco menyingkap tudungLara secara perlahan, bersamaan dengan tubuh Lara yang tiba-tiba saja luruh tak sadarkan diri.

The Girl In Shadow [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang