Prince Gryffindor

40 2 0
                                    

Aku bahkan harus bisa menyadarkan diriku, bahwa aku bukanlah aku. Pusing membacanya? Aku pening menjalaninya

"Dimana Hermione?" Tanyaku pada Ron dan Harry, kami menaiki anak tangga untuk sampai di kelas ramalan. Sejujurnya aku hanya menjiplak kelas apa saja yang diambil dari Harry. Aku sungguh tidak tahu apa-apa saja pelajaran yang ada di Hogwarts. Dulu Ares hanya mengajariku pelajaran tentang alam, sejarah, bahasa, sastra, matematika, dan cara menggunakan senjata juga sedikit berkelahi. Ibu hanya mengajariku tentang obat-obatan dari tumbuhan dan cara merawat orang sakit. Sebenarnya ibu mengajariku memasak, tapi aku sungguh tidak berminat.

"entahlah, dia sangat sibuk tahun ini"

"kau tahu, dia bahkan mengambil hampir semua mata pelajaran" Jelas Ron, kini kami sudah duduk didalam kelas itu, aku melihat sekitar.

"tidak mungkin" ucapku sangat tak percaya,maksudku bagaimana mungkin otaknya mampu menanggung beban sebanyak itu ?

Deg ! si pirang ada dikelas ini. Bagaimana kalau dia sadar kalau perempuan tempo hari adalah aku.

"Kau kenapa? kau pucat Res" Tanya Ron. Bagaimana aku tidak pucat, aku tiba-tiba merasa panik kalau-kalau si Mlafoy itu mengenali aku sebagai Lara.

"dia gugup Ron, lihat lah para gadis melirik kearah meja kita karena ada Ares" Ucap Harry.

"Shut up Mate !" aku mengalihkan pandanganku ke sekitar, benar ternyata. Para gadis memandangku. Baiklah, masalah bertambah sepertinya.

Kelas ramalan dimulai dibimbing oleh Professor Trelawney. Kami belajar membaca nasib dari daun teh dicangkir. sampai dia menyuruh Ron untuk membaca cangkir milik Harry. Aku tidak terlalu memperhatikan.

"sangat bodoh kan" Ucap Hermione tiba-tiba.

"Demi Artemis !! kau mengagetkanku Hermione !! Ron !! apa kau lihat dia masuk?" Tanyaku pada Ron, aku yakin kalau gadis itu tadi tidak ada disini.

"Bloody Hell, Ares benar. Kau seperti hantu Hermione !"

"kalian bicara apa? aku disini dari tadi"

Tidak-tidak. Jelas sekali gadis ini berbohong, aku tidak melihatnya sama sekali. Siapa perduli, tapi kini aku benar-benar perduli. Professor Trelawney mengatakan bahwa di cangkir Harrry memiliki Grim. Oh astaga.

"yang benar saja?" bisikku pada Hermione tepat ditelinganya, gadis itu kemudian hanya mengerutkan keningnya seakan memikirkan hal yang sama denganku.Hal gila.

*

Aku menghampiri Hermione yang terduduk di tepian danau dekat hutan. Suasana disini sangat tenang. Sepertinya gadis ini sangat kelelahan.

"Kau tahu, ramalan adalah pelajaran paling konyol ! bagaimana mungkin orang bisa membaca masa depan. Astronomi dan Arithmancy lebih masuk akal" Gerutu Hermione yang sepertinya sudah mengetahui kehadiranku.

Hermione meninggalkan kelas lebih dulu karena merasa jenuh, tentu saja aku menyusulnya, kesempatan emas untuk meninggalkan kelas juga bukan ?

Aku terkekeh dan mendudukkan diriku disamping Hermione. Aku menggulung lengan kemejaku dan menaruh jubahku disampingku.

"sudahlah, mungkin memang karakternya seperti itu. Tapi aku setuju dengan pernyataanmu. Tidak semua orang suka dibaca kepribadiannya." Tenangku, Aku tersenyum kecil. Aku selalu ingin punya kakak perempuan, jadi itu mungkin yang membuatku nyaman berbicara dengannya. Ya walaupun semasa hidupnya Ares tidak terlalu buruk sebagai kakakku.

The Girl In Shadow [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang