:: 05 : FIRST DAY WITH NEW FRIENDS ::

696 69 2
                                    

Malam larut penuh ketegangan berlalu dengan lekas. Kali pertama menginjakkan kaki di ruang makan ketiga remaja tersebut sudah disambut dengan tatapan buas, belum lagi setelah berhasil mendudukkan diri untuk menikmati hidangan dengan kitmat mereka terburu-buru diserbu bermacam pertanyaan terlampau.

Jikalau yang dipertanyakan sangat bermutu saja tidak apa tapi, sejumlah pertanyaan yang dilontarkan mereka tergolong aneh dan tidak masuk akal semua.

Jake sampai kehilangan nafsu makannya karena harus mendengar berbagai interogasi yang dikemukakan teman berjumlah lima orang itu karena ayolah, mereka ini tidak sedang presentasi.

Oh, ngomong-ngomong mereka sudah berada di dalam ruang kelas sekarang setelah berhasil melewati malam panjang. Masih terasa kikuk, seakan diri mereka tengah berpijak di tempat asing padahal kemarin sudah memijak guna berkenalan.

Meja dan kursi yang dirancang hanya untuk satu orang, tidak jauh berbeda dengan sekolah mereka yang dulu namun, tetap saja. Sungguh mereka harus pintar-pintar menyesuaikan diri dengan lincah di sini.

"Jay ya?"

Jay yang namanya diucap oleh sosok lelaki berkarakter mudah bersosialisasi dengan orang baru tersebut menoleh. Untuk sesaat Jay menghentikan gerakan mengeluarkan bukunya dari dalam tas, ia mengangguk pelan yang langsung membuat lelaki di hadapannya tersebut tersenyum.

"Gue Taehyun."

Netranya menatap uluran tangan Taehyun sebentar sebelum akhirnya menerima dengan terpaksa. Haruskah Jay mewartakan pada semua orang di sini bahwa ia benci berkontak fisik?

Sungguh, berkontak fisik dengan orang lama saja Jay tidak suka apalagi dengan orang baru yang notabene masih asing.

"Lo dari mana?"

Oh sungguh pertanyaan aneh lagi, apa dia belum puas bertanya semalam penuh? Kenapa orang-orang di sini candu sekali bersoal pelik?

"Dari rumah."

Taehyun terkekeh pelan mendengar jawaban Jay. "Bukan itu. Maksud gue, lo dari kota?"

"Iya."

"Wah berarti lo dateng jauh-jauh dari kota ke sini dong?"

"Iya."

"Aslinya gue nggak mau cok!" Lanjut Jay berteriak dalam hati.

Taehyun menatap Jay penuh binar. Ia bahkan sepenuhnya membalikkan tubuh guna melihat Jay dengan posisi yang lebih nyaman.

"Adek lo...juga?"

Alisnya memberengut menatap Taehyun penuh telaah. "Pakai nanya. Kita satu rahim, ya jelas iya lah."

Lelaki itu mengangguk mengerti sembari menunduk guna tersenyum lebih lebar. Setelah dirasa puas ia kembali memandang Jay dengan tubuh sedikit condong ke depan.

"Ngomong-ngomong...lo satu kamar sama siapa? Adek lo atau salah satu di antara kita?"

"Sama Hueningkai."

Spontan Taehyun membeliak mengetahui jawaban Jay. "Lo serius?"

"Iya."

"Wah bahaya."

"Kenapa?"

"Dia itu aneh Jay. Lo seharusnya nggak boleh deket-deket sama dia, bahaya." Bisik Taehyun dengan air muka bersungguh-sungguh.

"Selama ini nggak ada yang mau satu kamar sama dia dan sekarang lo malah satu kamar, duh gimana sih?"

Jay menatap aneh pada Taehyun sebelum akhirnya melirik sebentar ke arah tubuh Hueningkai yang tengah duduk tenang di barisan paling depan. Lelaki itu diam, tidak bergerak sama sekali, ia berfokus membaca buku seiring menunggu lonceng masuk berbunyi.

[✓] ASRAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang