Selepas pulang sekolah tadi Jay tiada henti uring-uringan dengan dirinya sendiri. Mendadak jiwanya enggan alih tempat dan apapun ia lakukan guna memperpanjang waktu. Harap-harap waktu alih tempat itu tidak tiba karena kini Jay gelisah bukan main.
Ingin sekali ia memohon pada Arianne agar mengizinkannya satu kamar dengan kedua adiknya atau apapun akan ia lakukan agar tidak perlu repot-repot pindah. Tahu-tahu jiwanya serasa belum bersedia.
Tapi kembali lagi ke awal, Jay bisa apa? Semua upaya itu pasti hanya sia-sia ketika nasib mulai bekerja. Memohon pun tidak ada balasannya kecuali penghargaan yang akan diterima. Itu menurut pengalaman Jake jadi, ia belajar dari pengalaman leluhur.
"Gue pindah kamar nanti habis makan malem aja deh." Kata Jay sembari berjalan menuju ruang makan bersama kedua saudara kembarnya.
Dalam hati ia semakin dongkol, takut-takut pertanyaan aneh mulai dipersoalkan lagi. Kenapa dunia ini berputar cepat sekali?
"Kan udah gue bilang kita bisa bertiga di kamar itu. Kalau nggak muat nanti tidur di bawah." Jake menyahut.
"Bener, kita nggak perlu dengerin dia. Jadi pembangkang aja di sini biar gurunya nggak betah terus ngeluarin kita, nggak pakai lama kita pasti bisa pulang. Gas bolos bray."
"Nice idea bro." Tukas Jake sembari melakukan tos dengan si bungsu.
Jay tergeleng-geleng mengetahui ajakan si bungsu. "Terlalu berani."
"Gue nggak betah anjir." Sahut Sunghoon padahal jauh di dalam lubuk hatinya ia merasa tidak rela Jay pindah kamar.
Sayangnya, lelaki tersebut terlalu besar untuk mengutarakan semuanya.
Di sisi lain dengan gerakan spontan, Jake menampar keras bahu Jay hingga membuat sang korban meringis mengusap bahunya. Mencoba menahan diri untuk tidak menghajar pada adik tengahnya ketika bibir bervolume itu bergerak, Jay hanya bisa mendengus kesal.
"Awas lo, besok gue bales." Kata Jay dalam hati.
"Iya anjir gue juga nggak betah." Ucap Jake setelahnya. "Semua pelajaran tadi pagi nggak ada yang masuk ke otak gue. Belum lagi manusia di sebelah gue yang terus cekikikan kayak orang gila."
"Sebelah lo? Minhee?"
"Nggak tau. Tapi gue nggak suka sama dia."
Mengetahui mereka sudah sampai di depan pintu ruang makan, Jay menyiapkan tameng untuk menghadapi semua yang akan terjadi setelah ini sekaligus mengehentikan obrolan random dengan kedua adiknya.
Kelima temannya tersebut sudah duduk dengan tenang di atas kursi, tatapan mereka terkunci pada menu makanan di hadapan masing-masing sampai tidak menyadari kedatangan si kembar.
Angin berhembus menerpa tengkuk leher mereka satu persatu, Jay semakin was-was dibuatnya. Tuhan, tolong jangan lagi.
"Nah itu mereka." Kata Jisung saat menyadari atensi lain di ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] ASRAMA
Horor【 ft. 02l 】 Pemberontakan si kembar untuk menggagalkan ambisi sang bunda supaya tidak memindahkan mereka ke asrama yang berlokasi di tengah hutan harus sirna tergiring pusaran berawai. Alasan kesibukan bundanya sehingga tak bisa merawat m...