:: 11 : RESIDENT ODDITIES ::

503 49 5
                                    

"Jake mukanya mirip Jay, ya?"

"Ya iyalah, mereka kan kembar. Gimana sih lo?"

"Hehehehehe, tapi lebih ganteng Jake."

Menangkap kata terakhir yang terucap dari bibir Minhee, Jake merinding. Lelaki itu benar-benar sesat akal, menyesal Jake sudah membentangkan telinganya untuk menyadap pembicaraan antara Minhee dan Taehyun jika kesudahannya begini.

Ingin sekali Jake menyeret si Minhee ini ke gereja untuk mengikuti upacara liturgi. Sepanjang waktu kelakuannya semakin menggila terang-terangan.

Ya ampun, ingat selalu akan Tuhan Hee, Minhee.

"Gimana keadaan Sunghoon? Dia masih mual nggak?"

Sang kakak bersoal hingga memecahkan pemusatan bersengkarut Jake. Ia tersentak, sedikit berdehem dan membetulkan posisi duduk untuk menanggapi persoalan meski telinga Jake masih gaduh karena tuturan Minhee.

"Udah enggak, tapi dia belum mau makan."

Si kakak menghela napas pelan. Mendapat informasi bahwa hari ini Sunghoon izin setelah kejadian semalam membuat Jay berwalang hati. Lebih-lebih sang adik tidak ingin mengonfirmasikan apa yang terjadi semalam. Ia memilih tutup mulut dan mengurung diri di dalam kamar.

Setidaknya tolong katakan segelintir warita agar tidak menimbulkan teka-teki seperti ini. Jay dongkol jika harus menerka-nerka.

"Mukanya juga masih pucet." Kilah Jake menyambung pernyataan.

Sebelah alis Jay terangkat heran. "Bukanya dari dulu udah gitu?"

"Oh iya ya, dari pabriknya udah kayak gitu."

"Emang khusus Sunghoon, dulu bunda ngidam makan merkuri."

Telapak tangan Jake berlabuh sedikit keras di bahu Jay. "Pantes aja gedenya jadi manusia silver."

Setelah itu kedua kakak beradik tersebut tergelak. Jika Jennifer melihat kekompakan jarang antara Jay dan Jake, nurani wanita tersebut pasti akan terawai.

Seringnya bercekcok hanya untuk hal sepele membuat Jennifer tidak selalu bisa menyaksikan panorama elok antara mereka, seperti sekarang.

Kedua lelaki tersebut hanya akan cocok jika sudah mengolok-olok Sunghoon. Ketika hal tersebut terjadi, mereka pasti bersatu hati guna menghasilkan olokan yang mampu membuat wajah Sunghoon memerah, lalu bibir yang siap melontarkan kata 'ishh' sebagai ekspresi sebal.

Nasib baik sekarang Sunghoon tidak tahu, jadi mereka bisa mengolok sepuasnya.

Tawa mereka terdesak rampung saat Kai muncul di depan dengan raut wajah riang gembira sembari menyerahkan bungkusan roti. Kedua kakak beradik tersebut tertegun.




Ini buat Sunghoon. Nggak ada racunnya, dimakan ya. Semoga Sunghoon baik-baik aja.




Sticky note kombinasi dari dua warna primer biru dan hijau itu mendarat di meja. Tinta pena bewarna merahnya menjelaskan maksud dan tujuan lelaki tersebut yang langsung dipahami mereka.

Kembali Jay menatap Kai setelah selesai membaca. "Lo gimana?"




Gue masih punya.




Ya seperti biasa, Kai punya banyak sekali persediaan roti hingga dengan patut di bagi-bagikan.

"Ya, makasih."

Kai mengangguk sebelum akhirnya bertolak dari sana dan kembali ke tempat duduknya. Tentu tindakan terpuji Kai tadi tidak lepas dari pengamatan Taehyun dan Minhee yang masing-masing berlainan maksud.

[✓] ASRAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang