Jay bergerak memundurkan tubuhnya perlahan untuk meninggalkan tempat tersebut sembari menahan guncangan dengan upaya membekap mulut demi memalangi suara yang ingin di sorakan. Sungguh, kepala Jay tiba-tiba pening setelah menghidu bau anyir di mana-mana begitu juga imbas melihat kepala serta tubuh manusia yang terpisah secara mengenaskan.
Tidak pernah disangka Taehyun bernyali besar untuk melakukan tindakan kekejian seperti ini. Selama ini Jay berpikir Taehyun adalah anak beradab dan terjauh dari perihal menjerumuskan setelah seluruh gerak-geriknya diekspos seelok mungkin namun, Jay salah besar karena ternyata Taehyun lah yang menjadi pengatur segala keanehan di tempat ini dan yang lebih buruk lagi...Taehyun adalah seorang pembunuh.
PRANG!!!
Sial, malapetaka hari ini betul-betul akan berkelanjutan panjang saat Jay tidak sengaja menyenggol vas bunga berbahan dasar besi yang selama ini menjadi ornamen di sepanjang lorong. Perkara ini membuat Jay termangu di tempat dengan organ utama dalam tubuhnya berdegup hebat, rasa-rasanya hampir kehilangan keseimbangan karena tak tahu harus melangkah bagaimana lagi untuk perkara kali ini.
Kondisi bertambah kian buruk saat pintu dapur asrama tahu-tahu terbuka lebih lebar mengikuti Taehyun yang keluar dengan seragam berlumuran darah. Ia terlihat berpembawaan tenang bahkan saat perbuatannya sudah tertangkap basah.
"Ya ampun Jay, buru-buru banget. Padahal jam makan malam masih dua puluh menit lagi tapi lo udah nggak sabar mau makan." Taehyun bertutur tenang tanpa ada luapan sentimen yang terbentuk.
Sebelah tangannya memutar-mutar pisau daging yang masih berlumur darah tersebut sebelum tersenyum lebar, Taehyun sangat terkesan dengan seri muka ketakutan yang saat ini berusaha Jay sembunyikan dan tanpa sadar ia terkikik.
"Rencananya hari ini mau pesta daging tapi, kayaknya daging Jisung kurang kalau buat satu jam ke depan. Kebetulan lo dateng tepat waktu, berkenan nyumbang, Jay?"
Definisi manusia gila sungguhan di tempat ini, Jay tidak dungu untuk menafsirkan semua ucapan Taehyun bahkan melalui sorot mata sekalipun. Tubuhnya harus diserahkan untuk dipotong-potong sebelum dijadikan makanan dengan kata lain Jay harus merelakan nyawanya, ia tidak pernah berspekulasi bahwa Taehyun bisa segila ini dan untuk yang lain, kenapa mereka bisa bertahan bahkan saat urutannya hampir sampai?
DUAGH!!!
"Arghhhhh!"
Tubuh Jay terjungkal ke belakang saat Taehyun menendang perutnya tanpa sangkaan sebelumnya dan menyebabkan Jay menelentang di lantai. Sebelum berhasil bangkit, Taehyun sudah lebih dulu bergerak maju untuk menginjak leher Jay dan mengacungkan ujung pisau di wajahnya bahkan nyaris membenam di mata kanan secara bersilih. Jay meringis sekaligus melawan dengan cara mencengkram kaki kanan Taehyun yang berada di lehernya.
"Kayaknya lo bener-bener nggak sabar buat makan malam, ya? Atau...nggak sabar ketemu Tuhan? Hehehehehehe."
Jay memekik tertahan saat Taehyun menginjak lehernya semakin kuat sampai-sampai memalangi akses pernapasan yang sedang dibutuhkan saat ini. Ia tidak ingin menyerah bahkan saat mengetahui fakta baru tentang biang keladi sesungguhnya. Semata-mata untuk membebaskan dua adiknya dari tempat ini yang menjadi tujuan utama berusaha, jadi dengan oksigen yang hampir terkikis Jay menggeledah saku celananya untuk menemukan pisau yang diingat sempat menyertai kelakuan sebelumnya.
"O─oh ya? Gimana kalau sebenernya, lo yang nggak sabar ketemu Tuhan?"
"Arghhhhhhhh!!"
Taehyun bergerak melepas saat kaki kanannya ditikam pisau oleh Jay sebelum dicabut kembali dengan paksa. Jay masih mahir bertindak dan peluang selanjutnya digunakan untuk bangkit dari kedudukan tanpa peduli dengan kaki Taehyun yang kini tengah mencucurkan darah deras-derasnya. Jay menandingi dengan mengacungkan pisau pada Taehyun meskipun jaraknya sedikit jauh, napasnya gelagapan bahkan sebelum berbuat lebih. Sedikit berlega hati karena tidak meninggalkan benda ini di tempat-tempat sebelumnya, Jay bahkan tidak berpikir sama sekali harus menghadapi Taehyun yang saat ini tengah terkekeh kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] ASRAMA
Terror【 ft. 02l 】 Pemberontakan si kembar untuk menggagalkan ambisi sang bunda supaya tidak memindahkan mereka ke asrama yang berlokasi di tengah hutan harus sirna tergiring pusaran berawai. Alasan kesibukan bundanya sehingga tak bisa merawat m...