04

16.3K 2.1K 126
                                    

Selamat datang dan selamat membaca!
Tolong bayar dengan tekan bintang di pojok kiri bawah ya, terimakasih!

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
•••
ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ

"HUAAGH!!" Teriakan manly Nathan menggema.

Ya.. itu hanya kain putih yang menutupi benda besar di belakang tubuh Nathan yang sekarang ada didepannya.

"Sial! Hanya kain putih!? Cih." Nathan mengelus dadanya, dia kaget bukan main.

Nathan maju satu langkah, tangannya terulur menyentuh kain putih itu.

'Apa ini..?' Batin Nathan penasaran.

Perlahan Nathan menarik kain putih itu hingga jatuh ke lantai.

"Cermin?"

Di depan Nathan sekarang, ada sebuah cermin bulat besar sebesar tubuh Nathan.

Nathan menyentuh pinggiran cermin itu yang di lapisi emas.

Menampakkan cerminan dirinya sendiri di cermin itu, Nathan menatap dengan seksama. Tubuhnya yang indah tanpa atasan dan wajahnya tentu saja.

"Waw.. ternyata aku sangat tampan. Pantas saja perempuan maupun laki-laki semuanya menyukaiku." Kata Nathan sombong.

Dulu memang seperti itu, Nathan banyak mengencani perempuan maupun laki-laki yang kebanyakan adalah Bottom.

Tangan Nathan terulur untuk menyentuh wajahnya sendiri di cermin itu.

Hingga..

"GAH!!"

Brukk!

"Aduh..."

Nathan tersungkur, masuk ke dalam cermin yang tembus ketika di sentuh olehnya.

Dia bangkit dari tersungkurnya lalu mengibas lututnya yang kotor.

Setelahnya Nathan mendongakkan kepalanya untuk menatap sekeliling.

Tertegun sejenak, tatapan Nathan tertuju ke satu pencahayaan yaitu dari lentera yang terletak di atas meja kayu, karena ruangan itu sangat gelap jadi, satu-satunya objek yang menarik di ruangan ini adalah lentera terang itu.

Nathan mendekat, sebelumnya dia menengok kanan kiri dan benar-benar gelap. Bahkan kaca tempat masuk awalnya saja tidak terlihat.

Cepat-cepat Nathan berjalan menuju lentera itu dan mengambilnya untuk di arahnya ke tempat-tempat yang membuatnya merasa waspada.

"D-dimana ini...? Kenapa aku masuk ke dalam kaca?" Gumam Nathan pelan, malahan berbisik.

Tapi bisikan Nathan malah terasa menghantui telinganya sendiri, akhirnya dia diam.

Memilih untuk mengecek ruangan misterius itu.

Berjalan sambil mengarahkan lenteranya ke depan dan mengulurkan tangan satunya ke kanan dan kiri, berharap menemukan sesuatu yang berguna. Seperti, lampu tambahan mungkin? Atau sesuatu yang berharga lainnya, yang bisa dia bawa pulang dan menjadi kaya.

Membayangkannya dirinya menemukan sepeti harta karun seperti yang ada di film-film membuatnya tersenyum aneh di dalam haluannya sendiri.

Hingga dia tidak menyadari bahwa tangannya menyentuh sesuatu.

Sangat berpasir, Nathan menyorotkan lenteranya ke arah tangannya.

Ternyata itu sebuah kotak kayu yang tutupnya di selimuti pasir, Nathan sumringah. Apakah haluannya akan menjadi nyata?

Appartient à LuciferTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang