[14]

1.6K 158 11
                                        

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Tak terasa hari ini adalah hari minggu, langit terlihat cerah dengan paparan sinar matahari yang hangat.

"Pagi Bun" Sapa Alfi yang tumben sekali libur begini bangun cepat.

"Tumben banget Kakak bangunya pagi" Heran Amalia sambil meletakan telur dadar diatas piring Alfi.

"Adek nambah lagi gak nasinya?" Timpal Amalia pada Angkasa.

Anak itu menggeleng, bahkan sejak tadi anak itu sibuk menyuap sarapan sambil menatap iPad miliknya yang menampilkan tayangan kartun, bahkan anak itu tak protes sama sekali saat Alfi tak menyapanya.

"Kakak mau pergi bareng temen Bun, kata temen ada tempat wisata baru buka lumayan jauh jaraknya, jadi harus berangkat pagi biar pulang nanti gak kemaleman" Jelas Alfi pada Amalia.

"Yaudah puas-puasin mumpung libur, tapi harus tetep hati-hati okey" Ujar Amalia, sang sulung hanya mengangguk karena mulutnya sibuk mengunyah.

"Adik kamu yang satu lagi ada liat gak?" Tanya Amalia pada Alfi.

"Masi molor mungkin Bun, soalnya dari kemarin malam sibuk bener ngurusin tugas seni katanya, padahal dia beli alat-alatnya udah dari tiga hari yang lalu tapi baru bikin kemarin mana kaya ya belum selesai juga" Jawab Alfi.

"Biarin istirahat dulu nanti biar Bunda anter sarapan Samudra ke kamar dia, soalnya kalau udah sibuk gitu kadang minggu gini gak keluar kamar" Ucap Amalia.

•••

Kini Amalia, Alfi dan Angkasa telah selesai sarapan, saatnya ibu tiga anak itu mengantar sarapan untuk anak tengahnya yang tak kunjung turun.

"Bunda biar Adek aja yang anter sarapan abang" Ujar Angkasa mengajukan diri.

"Boleh" Ucap Amalia sambil mengambil nampan dan menata sarapan serta susu milik Samudra diatasnya.

"Bisa gak?" Tanya Amalia saat melihat anak bungsunya itu memegang nampan.

"Bisa, Asa kuat kok bawa ginian" Jawab Angkasa membuat Amalia terkekeh, meski beberapa hari terakhir si kecil ini terlihat sedikit berbeda, lebih pendiam tepatnya.

Amalia menghela nafas, entah apa yang si kecil itu tengah sembunyikan, tapi Amalia selalu berharap semoga semuanya baik-baik saja.

Tuk...tuk...

Angkasa mengetuk pintu kamar milik Samudra menggunakan sikunya, sebab kedua tangannya sibuk menopang nampan.

S+2J [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang