[4]

1.9K 184 13
                                        

•••VOTE DULU DONG BARU BACA, TERIMA KASIH🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
VOTE DULU DONG BARU BACA, TERIMA KASIH🙏

¤¤¤

Pagi ini Angkasa sudah kembali sehat, anak itu juga sudah di izinkan masuk sekolah lagi. Wajah manis itu terlihat sangat cerah sekali, hingga membuat wajah kedua abangnya turut berseri.

"Gemes banget" Pekik Alfi tertahan, rasanya ia ingin mengunyel-unyel pipi adik kecilnya itu.

"Kakak berisik banget nak, sarapan dulu yang bener" Tegur Amalia pada si sulung.

Alfi hanya bisa nyengir, Samudra sendiri menggeleng kan kepalanya kecil. Sedangkan si bontot anteng-anteng saja mengunyah nasi gorengnya.

Mulut Alfi mungkin bisa diam, tapi tidak dengan tangannya. Remaja itu malah sesekali menoel pipi si bungsu yang menggembung karena tengah makan.

Angkasa tak merasa terganggu sedikit pun, anak itu diam saja ketika tangan sang abang memainkan pipinya.

Tapi Samudra yang geram melihatnya, risih melihat adiknya di ganggu saat sedang makan.

Karena tak tahan melihat aksi jahil Alfi, Samudra mengambil sendok nasi goreng yang kebetulan didepannya. Lantas ia condongkan sedikit tubuhnya kedepan supaya bisa menggapai Alfi yang duduk di sebrangnya, lantas ia pukulkan sendok nasi itu pada tangan Alfi sehingga si sulung menatap tajam pada Samudra.

"Apa-apaan dah" Kesal Alfi.

"Tangan lo noh diem dikit" Balas Samudra membuat Angkasa berhenti mengunyah.

"Abang gaboleh lo-lo" Tegurnya pada Samudra.

Alfi tersenyum melihat Samudra yang dimarahin oleh Angkasa.

"Maaf Adek, Abang gak sengaja" Ujar Samudra.

Amalia terkekeh melihat interaksi putra-putranya. Tak menyangka dirinya bisa membesarkan anak-anaknya hingga sebesar ini, tanpa adanya sosok suami. Amalia berharap mediang suaminya bisa melihat mereka dari sana dengan bahagia.

•••

Siang ini matahari terlihat sangat terik dan menyengat, namun tak memutuskan semangat Alfi untuk berlari kesana kemari sambil mendrible bola oren. Samudra juga turut ikut bermain, anak itu berada di tim yang sama dengan abangnya. Peluh mengalir hingga seragam sekolah keduanya basah, pakaian seragam yang pagi tadi rapi kini sudah kusut bentukannya. Namun kadar ketampanan keduanya malah semakin menguar saja.

Dari arah kanan lapangan Angkasa datang bersama Alcio teman satu kelas dan mejanya. Mereka berdua hendak datang melihat sang abang bermain basket.

S+2J [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang