CHAPTER 3

14 2 0
                                    

Keesokan pagi, kantin sekolah sudah di hebohkan dengan kedatangan lima orang gadis yang saat ini sudah mengisi salah satu meja kantin, kelimanya nampak ceria menceritakan suatu hal membuat humor yang dimiliki oleh ona dan juga Nia kembali membuat kedua tertawa renyah.

“eh guys, ga salah 2 minggu lagi sekolah kita ngadain kemah, katanya juga si seluruh angkatan kelas 12 wajib ikut buat kenang-kenangan gitu.” Ujar Midya membuat keempat sahabatnya menoleh secara bersamaan, semuanya mengangguk antusias.

“dulu di sekolah gue, emang ada si kayaknya bakal ada pertemuan dari sekolah lain.” ucap ona menatap keempat sahabatnya.

“pacar gue juga bilang gitu.”

“cie niak dah punya pacar aja.” Nia hanya senyum saja malas membalas ucapan sahabatnya.

“kalian kenal sama Abi dan aron?” tanya ona pelan namun bisa di dengar oleh nia yang memang berada di sampingnya, nia mengangguk lalu mencari orang yang di maksud oleh ona.

“tuh orangnya, katanya si mereka dingin banget. gue peringatin aja jangan sampai lu berurusan sama keduanya karena mereka ga pandang buluk, si Midya aja hampir jadi sasaran empuk mereka karena ga sengaja nabrak si kutub.” Ucap Nia malah di plototi oleh Midya.

“sumpah malu gue anjir, malah di ceritain lagi.” Ona tertawa pelan, lalu tak sengaja matanya terkunci pada mata tajam bak elang yang kali ini kembali menjadi lembut.

“eh yuk, masuk hari ini pelajaran pak yusuf bisa bahaya kalau kita sampai ketahuan bolos.”

“eh iya, ayok.”

“na, ayok ke kelas.”

“hah, iya ayok kita ke kelas.”

“dasar nih bocah, melamun mulu.” Ujar Lle merangkul bahu ona sambil tertawa pelan.

🍀🍀🍀🍀🍀

Hujan kembali mengguyur kota jakarta, untung saja semua siswa masih berada di dalam kelas. Awan hitam masih setia menghiasi langit tanpa mau pergi sama sekali, helaan napas dari beberapa siswa kelas 12 IPA 2 mengisi kekosongan ruangan.

Pak yusuf yang katanya tak pernah absen sama sekali, kali ini ia memecahkan rekor karena salah satu anaknya masuk rumah sakit. Banyak sekali sorakan penuh semangat di awal namun mereka mengutuk sorakan itu, kenapa? Karena mereka semua menjadi bosan.

“mandi hujan yuk?” ajak Lle membuat semua teman-teman kelas tersenyum senang.

“jika satu di hukum, maka yang lain juga harus di hukum!” sorak mereka diangguki oleh semuanya, dengan semangat 45 semua siswa kelas 12 IPA 2 sudah keluar dari kelas dan langsung saja mandi hujan tanpa memikirkan apa yang terjadi nanti pada akhirnya.

“huaa akhirnya ga bosen lagi.” Teriak nia.

"Hai semua, kenalin gue bagas si raja mermed!" Ucap bagas melambaikan tangan.

Semuanya menunduk, lalu tertawa kembali dengan tingkah konyol temannya itu.

"Jurus lari cepat!"

"NIAK,SIPA LIHAT GUE." Keduanya menoleh kearah gadis cantik yang kini sedang pose bak model papan atas.

"Anjay, teman gue itu!"

Semuanya menikmati suasana hujan yang membasahi tubuh mereka masing-masing, banyak siswa yang bermain kejar-kejaran.

Para siswa dari kelas lain hanya mampu menggelengkan kepala mereka semua sudah tak heran dengan ke kompakkan kelas 12 IPA 2 yang dimana satu di hukum maka akan di hukum semua dan satu merasakan sakit maka akan merasakan semua.

Kadang banyak yang iri dengan ke kompakkan kelas 12 IPA 2 itu, namun ke asikan mereka harus berhenti karena dari arah gerbang terdengar suara gaduh dan juga suara teriakan yang tak kalah nyaringnya.

“anjing, ADA TAWURAN BANGSAT!” teriak Rio menunjuk kearah gerbang, mereka semua panik dan memilih menyelamatkan teman-teman mereka.

Brak!

"Punten bu meri, tapi ini gaswat." Ucap bagas lebih dulu meminta maaf.

“Abi, Aron, Galaksi, deren ada musuh di gerbang mereka bawa senjata.” Teriak bagas yang memang sudah berlari cepat menuju kelas geng Algaksi, ke empat lelaki itu menggeram lalu pergi meninggalkan kelas.

“suruh semuanya berlindung ke aula!”
Di lain tempat kelima sahabat itu sudah panik bukan main, mereka semua membantu siswa lain untuk segera menuju alula agar terhindar dari tawuran tersebut.

“kalian sembunyi cepat.” Teriak ona mendorong ke empat sahabatnya agar segera berlindung. 

“lu juga bodoh.” Ucap sipa menarik tangan ona agar ikut dengan mereka.

“ga usah kalian aja, gue ga apa-apa.”

“tapi na?”

“udah anjing jangan bantah.” Teriak ona dan berlari menuju gerbang sekolah.

Gadis berambut biru itu terus berlari tanpa henti, matanya menyipit dengan siapa lawan mereka.

Senyum miring tercetak pada wajah cantiknya dengan cepat dirinya memberikan bogeman kuat dan tanpa henti memukul lelaki di hadapannya.

“akhirnya lu keluar.”

“bangsat!” teriaknya semakin menjadi jadi dengan cekatan dirinya terus saja memukul lelaki tersebut, siratan mata begitu menusuk seakan mengatakan jika lelaki itu adalah musuh yang ingin dia musnahkan.

“ona belakang lu!” teriak Midya kuat, namun sebuah tendangan sudah lebih dulu mengenai orang tersebut.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

“kalian ngapain kesini? Gue udah Bilang jangan kemana mana berlindung di Aula.” Oceh ona, malah mendapat jitakan cinta dari Lle.

“kita sahabat, gimana pun keadaannya kita harus ada.”

“terimakasih, gue terhura anjir.”

“nih bocah masih sempat-sempatnya ngelawak dalam keadaan kek gini.” Ona tertawa pelan lalu tersenyum manis menatap keempat sahabatnya.

“lu akan menyesal na, karena lu ..”

“BABI JANGAN BANYAK BACOT.” Teriak Nia langsung memberikan bogeman kuat pada lelaki yang sudah berani menunjuk sahabatnya.

Bugh!

“Ahh sahabat gue!” seru ona senang sambil memeluk tubuh nia di ikuti ketiga sahabatnya yang lain. Semua orang yang melihat hanya menggelengkan kepala karena tak heran lagi dengan kelimanya.

“makanya kalau mau datang ke sekolah gue, minimal ganteng, gagah, dan ga banci kayak lu, ciuh.. wlee bye guys!” ucap Lle menarik semua sahabatnya untuk pergi dari area tawuran.

“sekali ngomong pedas juga ya say.”

"Pergi dari sini, sebelum gue bantai habis geng lu." Peringat aron menginjakkan tangan salah satu geng cobra dan pergi begitu saja meninggalkan gerbang sekolah.

"Lu kembali, gue rindu."

"Gadis nakal!"





ALSTROEMERIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang