CHAPTER 26

2 0 0
                                    

"Aku dimana?" Tanya seorang gadis melihat kearah sekitar, matanya tertuju pada seorang lelaki berbalutkan baju putih dan celana dasar putih, tubuh lelaki itu membelakanginya dan dengan perlahan, gadis itu berjalan menuju sang lelaki.

"Kamu siapa?" 2 kata sang gadis tanyakan sambil menepuk bahu sang lelaki membuatnya mau tak mau menoleh kepadanya.

Gadis itu tertegun, menatap tak percaya dengan siapa yang ia temui, kepalanya terasa sangat sakit sehingga dirinya meringis sembari memegangi kepalanya.

"Jangan terlalu di paksa, jika sudah waktunya kamu akan tau." Jawab sang lelaki meninggalkan sang gadis yang sudah terjatuh, gadis itu menggeleng dengan susah payah ia berdiri dan berusaha untuk menggapai sang lelaki namun tak bisa, semakin ia kejar maka semakin jauh lelaki itu pergi.

Ia menangis sejadi jadinya, dirinya sungguh tak mengerti dengan apa yang tadi jadi sekarang.

Napasnya tersegal namun sebelum kehilangan kesadarannya ia di kejutkan dengan kedatangan seorang gadis kecil sambil mengelus pelan kepalanya.

Gadis kecil itu tersenyum membuat dirinya kembali tertegun, dan tak berselang beberapa detik pelukan hangat menyambut sang gadis.

"Pulanglah, mereka mengkhawatirkanmu." Ucap gadis kecil itu masih setia memeluk tubuh sang gadis, gadis itu lantas menggeleng, ia tak mau, ia masih ingin mengetahui siapa lelaki itu.

"Jangan memaksa, belum saatnya kau tau. Pulanglah banyak orang yang mintamu untuk pulang, kau belum semestinya disini."

"Ku mohon, ak.."

"Maafkan aku." Lalu detik berikutnya tubuh gadis itu di dorong hingga ia seperti tersedot dalam sebuah lubang.

"Tuhan masih menginginkan kau berada di dunia."

*****


Suara kicauan burung menemani seorang gadis berbalutkan baju rumah sakit di sebuah taman. Matanya terpejam, dirinya masih tak menyangka dengan apa yang terjadi kemarin.

Keempat Sahabatnya sudah berada di ruang rawat bersama dirinya namun keempatnya belum sadarkan diri membuatnya semakin merasakan sedih sekaligus marah.

Elusan pelan membuat sang gadis membukakan mata dan benar saja ia melihat seorang lelaki sudah berdiri di depannya dengan tersenyum simpul.

Gempano, lelaki yang menyelamatkannya, sang gadis menghembuskan napas pelan.

"Kenapa di sini?" Tanya gempano membuatnya membuka suara.

"Gue ga betah di rumah sakit, gue cuma pingsan aja kenapa harus pake infus segala?"

"Pa, lu udah tau kan kata dokter? Setelah infus lu habis baru boleh di lepas." Jawab gempano mengambil posisi duduk di samping sipa.

Sipa mengangguk pelan, dirinya menundukkan kepala menatap sendal yang ia gunakan.

"Mikirin apa?"

"Dia." Jawab sipa.

"Dia? Siapa?"

"Manusia yang udah buat kami semua gini." Jawabnya lagi, lalu detik berikutnya ia beranjak dari samping gempano. Gadis itu memilih masuk kedalam karena memang tak ingin di ganggu oleh siapapun.

Kakinya berjalan perlahan melewati koridor rumah sakit hingga matanya tertuju pada seorang gadis yang kini sudah mendekat pada abi dan juga yang lain.

Dengan napas yang kasar gadis itu berjalan cepat, dan sebuah tamparan terdengar memenuhi indra pendengar semua orang.

ALSTROEMERIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang