CHAPTER 20

5 2 0
                                    

"Ona." Panggil aron sembari memegang tangan gadis bersurai biru yang saat ini sudah memandangnya dengan heran.

"Apa?"

Aron tersenyum lalu semakin menggenggam erat namun terkesan lembut pada tangan ona.

"Bisa bicara sebentar?" Ona tentu saja menoleh kepada ketiga sahabatnya dan hanya mendapatkan tatapan bingung mereka.

Gadis bersurai biru itu menghela napas lalu melepaskan tangannya dari genggaman Aron.

"Gu-"

"Udah lu bicara aja sama Aron na, kita duluan masuk nanti lu nyusul." Potong nia menarik tangan sipa dan juga midya untuk memberi waktu kepada kedua remaja itu.

"Mau bicara apa? Kalau ga penting ga usah!" Ucap ona cepat, gadis itu menatap tajam lelaki di hadapannya ini, ia sungguh malas jika harus berhadapan seperti ini.

Tak mendapatkan apa yang ingin dirinya denger, dengan malas gadis bersurai biru itu meninggalkan Aron seorang diri di lorong koridor rumah sakit, namun lagi lagi langkahnya harus terhenti saat mendengar suara Aron.

"Kamu engga berubah na, kamu ga kangen sama aku?" Tanya Aron membuat ona kembalikan tubuhnya.

Gadis itu memandang penuh kebingungan pada Aron, lalu detik itu juga ia kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan panggilan dari Aron lagi, baginya lelaki itu cukup aneh.

"Aku kangen sama kamu, na."

*****

Lle, yang saat ini sedang mengunyah buah apel tiba tiba saja di kagetkan dengan sebuah kenyataan jika ia memiliki seorang kakak laki laki, walau memang tak ia hiraukan dan dirinya tak ingin tau siapa kakaknya itu tapi setelah tau kebenarannya, gadis cantik itu menjadi diam dan tak menyangka jika selama ini ia sangat dekat dengan kakaknya itu.

Dan lebih parahnya lagi kakak yang dimaksud oleh ibunya adalah Aron, lelaki yang amat ia hindari dan juga takuti di sekolah. Tubuh gadis itu merinding membayangkan saja apalagi harus menerima kenyataan ini.

"Ma, mama serius kalau dia abang, Lle?" Tanya Lle memastikan lagi takutnya hanya sebuah kekeliruan semata.

Siska tertawa pelan saat Lle lagi lagi menanyakan kebenaran kakaknya "bener sayang, dia kakak kamu mana mungkin mama ngaku ngaku." Jawab Siska membuat Lle pusing bukan main.

Kleck..

"Eh kirain tadi ga ada tante." Ujar ona tersenyum simpul ke arah Siska, wanita paru baya itu ikut tersenyum lalu menyuruh ona untuk duduk.

"Kalian kenapa ninggalin gue?" Selidik ona kesel pada ketiganya.

Sedangkan ketiga gadis itu hanya tercengir bodoh menatap ona.

"Sayang mama pulang dulu ya, nanti mama kesini lagi." Pamit Siska di angguki oleh Lle, "hati hati ma." Ucap Lle.

"Iya sayang, semuanya tante pulang dulu ya."

"Iya tante, hati hati." Ujar semuanya.

Melihat Siska keluar dari ruangan Lle, keempat gadis itu langsung saja berjalan kearah Lle, tak lupa dengan ona yang masih mengomel tiada henti kepada ketiganya.

"Kenapa tuh anak?"

"Biasalah hehe."

"Kalian udah tau kalau abang tiri gue itu Aron?" Tanya Lle membuat keempatnya terdiam tapi tak lama mereka semua mengangguk serempak.

ALSTROEMERIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang