CHAPTER 3

441 49 0
                                    

Keesokkan harinya..

hari ini gyuvin mendapatkan jadwal kuliah siang, tetapi ia tetap bangun pagi hari sudah terbiasa seperti itu, ia bangun pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi setelahnya ia keluar kamar berniat untuk membuat sarapan mie karna perutnya merasa perih, ingatkan gyuvin bahwa ia punya maag.

saat menuruni tangga seperti biasa ia melihat yujin tengah memasak, ntah apa yang yujin masak ia tidak peduli, saat sampai di bawah gyuvin langsung membuka lemari dan mengambil mie, yujin yang memerhatikannya pun berkata

" abang jangan keseringan makan mie, ini aku buatin omelet " ucap yujin sambil menyodorkan piring yang berisi nasi dan omelet nya. gyuvin menatap malas

" ngapain lo ngatur ngatur makanan gue, suka suka gue ga usah ikut campur lo, minggir " ucap gyuvin sarkas mendorong badan yujin, yujin yang memang belum terlalu fit langsung terjatuh dan piring yang ia bawa pecah dan berserakan.

" LO GIMANA SI GUE DORONG GITU AJA JATUH, LO HARUS BERESIN SEMUANYA" ucap gyuvin marah, mood nya rusak gara-gara yujin, yujin sendari tadi menahan nafas nya ia kaget, sungguh kaget tak lama beberapa detik ia merasa sangat sesak, nafas nya berat sekali ia mencengkram dada nya, meraup oksigen tapi tidak ada yang bisa ia hirup, demi Tuhan yujin takut.

gyuvin yang masih berada di situ tiba tiba menjadi iba namun ia masih tetap pada gensinya

" woy beresin denger sih ga lo, ga usah akting gitu, ga ke tipu gue" ucap gyuvin, jauh di dalam lubuk gyuvin ia khawatir dengan yujin

" bang... yu.. jin- eng- ga bis-a na.. fas" ucap yujin begitu lirih, ia memegang kaki gyuvin meminta tolong satu tangannya masih mencengkram kuat dada nya

"ck, inhaler lo mana " ucap gyuvin mensejajarkan badan nya dengan yujin tanpa sadar tangan yujin yang tadi memegang  kaki gyuvin sudah mencengkram tangan gyuvin menyalurkan betapa susah nya ia bernafas 

" ka-mar.. di- me.. ja " ucap yujin dengan sekuat tenaga, gyuvin tidak tega melihat yujin seperti ini sungguh, lalu gyuvin mengangkat yujin dan menaruh di sofa ruang tamu

" tunggu disini jangan tutup mata lo" ucap gyuvin selepas menaruh badan yujin di sofa ia langsung berlari menuju kamar yujin dan mengambil inhaler nya , yujin menangis sungguh sangat sulit mengatur nafasnya. yujin benar bener sangat takut saat  nafas nya tersenggal seperti ini, ia takut tidak akan bisa bertahan

taklama gyuvin sampai di bawah dan membantu memakaikan inhaler nya pada yujin

" pelan pelan aja hirupnya" ucap gyuvin, dan yujin mulai menghirupnya pelan, 1 kali masih terasa berat, hingga hirupan ke 3 kali baru yujin bisa merasa sedikit membaik.

setelah sudah mulai membaik yujin merasa tenaganya sangat terkuras, ia begitu lemas ia menatap gyuvin yang sehabis menaruh inhaler nya di depan meja sofa

" makasih abang.. " ucapnya sangat lirih, gyuvin hanya diam

" apa aku harus seperti ini supaya bisa mendapat perhatian dari abang..? " ucap yujin lirih sambil menatap lekat gyuvin, gyuvin masih terdiam lalu

" lo nyusahin " ucap gyuvin sarkas lalu pergi meninggalkan yujin yang masih lemas dan lagi lagi hati yujin harus di hantam oleh batu yang begitu besar. yujin hanya bisa memejamkan matanya dan terlelap. untuk hari ini biarlah yujin tidak sekolah.

jangan lupa vote teman teman 🙏

brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang