5. kebetulan

227 16 4
                                    

Happy Reading❤️

***
Desya saat ini sedang berada di toko buku langganannya, ingin membeli novel terbaru incarannya tetapi tabungannya belum cukup. Jadi dengan terpaksa ia kesini untuk mencuri baca beberapa bab dari novel tersebut, karena kebetulan ditoko buku ini ada beberapa novel yang memang plastik pembungkusnya udah dilepas. Entah itu sengaja atau ulah pembeli lain, iapun kurang paham. Tapi berkat hal tersebut ia bisa bebas membaca tanpa membeli jika tabungannya belum cukup. Biar bagaimanapun dirinya masih tanggungan orang tua, dan kalau meminta uang buat beli novel bisa-bisa ia habis kena amuk mamanya.

Duduk lesehan di sudut ruangan dan fokus membaca novel tanpa memperhatikan sekitar. Hingga seseorang menepuk pelan bahunya. Berdecak kesal, ia tidak suka diganggu jika sedang membaca novel begini. Dan juga sebelum jam enam sore dirinya harus sudah ada dirumah jika tidak ingin dimarahi oleh mamanya. Jadi ia harus segera menyelesaikan cerita ini, jika tidak ia akan uring-uringan saat sampai dirumah karena penasaran akan ending ceritanya. Ia mendongak untuk melihat seseorang yang telah mengganggu kesenangannya.

"Hai" cengir seseorang itu girang "ketemu lagi" dia ternyata adalah Javas Alonza.

Desya dengan kening berkerut menatap sekeliling memastikan lagi bahwa dirinya memang sedang berada di toko buku. Setelah memastikan bahwa ia tidak salah tempat, ia kemudian menatap pria itu bingung. "Kamu disini?"

Javas tersenyum salah tingkah, ia duduk disamping Desya kemudian menoleh kearah buku yang dibacanya.
"Iya. Ada yang salah?" Javas menatap manik Desya yang masih menatapnya dengan kening mengerut.

Melihat ekspresi lucu wanita itu, Javas hanya bisa terkekeh kecil kemudian menyentuh kerutan dalam dikening Desya. "Biasa aja kali sya"

"Ohh... engga kok. Hanya kaget saja, tiba-tiba kita ketemu disini"

"Gue baru pulang kerja, terus ngelihat lo dari kaca itu. Yaudah sekalian bareng aja kita pulangnya" ia menjelaskan seperlunya.

"Ehh gak usah, aku masih pengen disini" tolaknya tidak enak hati. Biar bagaimanapun dia tidak bisa terus menerus dekat dengan pria ini jika tidak ingin tersakiti.

Ekspresi Javas yang tadinya sumringah berubah menjadi sendu. Pria itu tidak dapat menutupi bahwa ia tersinggung dengan ucapan Desya"Lo ngehindar dari gue ya sya? Gue ada salah?"

"Ohh engga kok"

"Chat gue gak pernah lo bales, telfon dari gue juga gak pernah diangkat" tambahnya lagi, membuat Desya makin panik. Ia emang sengaja menjauhi pria itu.

Desya menunduk, ia merasa bersalah. "Maaf" ucapnya pelan.

Javas menyentuh dagu Desya kemudian mengangkatnya dan mendekatkan dengan wajahnya. Ia menunduk menatap manik wanita itu. Desya membelalak kaget akan tindakan tiba-tiba Javas. Mereka sempat saling menatap beberapa menit. Sampai tanpa diduga Javas mendekatkan wajahnya, ia seolah terhanyut dengan tatapan pria itu. Merasakan hembusan napas Desya yang panas  membuat Javas tersadar. Bibir mereka sudah bersentuhan, tetapi pria itu tidak mau membuat Desya ketakutan dengan tindakannya yang menggebu. Ia menjauh, memberi wajah mereka jarak. Jangan sampai wanita ini ketakutan kepadanya karena dia yang sudah kelewat batas. Dirinya harus bergerak dengan pelan-pelan, buat wanita itu nyaman terlebih dahulu.

Javas melepaskan tangannya dengan salah tingkah, ia mengusap belakan kepalanya. Kemudian terkekeh kecil "maaf Sya, gue gak maksud lancang" menelan ludah yang terasa seperti batu. Ia merutuki tindakan impulsifnya, hampir saja ia mencium bibir wanita itu tadi. Yaampun ia butuh merendam kepalanya dia air dingin saat ini, pengaruh Desya emang tidak bisa dianggap remeh. Sedari dulu dia tahu wanita ini bisa membuatnya kehilangan kewarasan, tetapi memikirkan bila tak ada Desya dipandangannya membuatnya lebih ketakutan. Dirinya lebih memilih kehilangan kewarasan dari pada kehilangam wanita ini

Our Love Is CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang