Part 2

188 44 163
                                    

02). SI IMUT KIA-KIO



==================
HAPPY READING
==================





Pasca Darra melahirkan, rumah kediamannya dengan Raka menjadi sangatlah ramai. Yaitu berupa tangisan bayi kembar mereka yang menghiasi siang dan malam. Untungnya saja dengan semangat empat-lima, ibu dari kedua pasutri itu mau menginap di situ selama beberapa bulan, supaya Darra tidak kelelahan mengurus anaknya. Apalagi Raka kan harus bekerja lagi setelah sekian lamanya cuti.

Perlu diketahui ya, tadi malam telah diadakan acara tasyakuran nama sekaligus aqiqah nya si kembar. Tidak terasa, usia anak Darra dan Raka itu sudah nyaris dua minggu.

Tak kitang kitung! Tak kitang kitung! Anak mami paling mancung!

Itulah fenomena Darra yang pada pagi cerah ini sedang mengajak putri kecilnya keluar rumah untuk berjemur. Menggendongnya seraya menyanyikan lagu asal-asalan mahakaryanya itu.

Sesekali Darra mencubit hidung si kecil putrinya itu yang mancung apik seperti hidung sang suami.

"Nggak salah kann gue pilih babeh buat lo modelan Raka! Berterimakasihlah kamu sama mami wahai Kia. Utututuu gemes!"

Iya, namanya Kia. Kiara Putri Aldarra. Anak sulungnya dengan Raka.

"Cantik banget sumpah lo cil, secantik mami lo ini!" Darra berganti menciumi Kia gemas.

Ketika sedang senang-senangnya itu, tiba-tiba tetangga paling julid muncul. Siapa lagi kalau bukan Bu Pur.
Masih ingat?

"Ehm! Saya mau coba gendong---"

BROTT!

Baby Kia ngebom keras.
Dan Darra seketika menahan tawanya melihat ekspresi kesal Bu Pur.
Heran, seolah si Kia tau aja siapa yang mau menggendongnya.

Bu Pur namun pantang menyerah. Ia tetap nekat mengambil Kia dan menggendongnya.

"Awas anak gue lecet!"

Peringat Darra tak dihiraukan Bu Pur yang justru menyindirnya, "Ututuuuuu Kia lucu banget sih kayak Raka. Pantesan Ibumu kesenengen!"

"Iyalah seneng. Punya anak imut. Emangnya situ yang bikin amit-amit," sahut Darra lirih di akhir kata.

Namun ternyata Bu Pur belum tuli di usia senjanya. "Helehh anak kamu lucu gini karena siapa dulu bapaknya! Kamu mah cuma numpang tenar aja dari perfect nya Rak---"

BROTT!

Kia kentut lagi.
Membuat Darra lagi-lagi tepuk jidat. Bayinya itu pintar sekali yahh. Dan Bu Pur tetap bertahan menggendongnya. Pikirnya, kapan lagi coba menggendong anak lucunya Raka. Walau tadi sebenarnya sempat gengsi ketika meminta izin ke Darra.

"Kok nakal kayak Ibunya!"

"Hehh Ibu bisa diem nggak? Pagi-pagi gini nggak usah pancing emosi!"

Bisa-bisa Darra masuk rumah sakit saking hipertensi nya menghadapi Bu Pur. Mungkin saat itu Darra tidak pernah menggubrisnya karena sedang hamil. Dan kini, takkan Darra biarkan Bu Pur mengganggunya.

THE REAL KELUARGA RECEH [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang