Part 6

110 33 282
                                    

06). BERKUNJUNG KE KANTOR PAPI


====================
HAPPY READING
====================





"Silahkan pulang bu..." usir Darra. "Anak saya takut sama monster darat kayak ibu tau."

"SIALAN KAMU DA---"

"Hiyakkkk timbak tioo! Timbak nenet peyot sampai telual dali istana papi Laka sama mami Dalla!"

Aksi Kia-Kio yang keluar lagi membawa tembakan air itu demi mengusir Bu Pur, membuat Darra tersenyum bangga. Sisi lain kenakalan mereka ialah, mereka calon anak yang berbakti pada ibunya.

Tawa Darra pun seketika terpingkal-pingkal menyaksikan Bu Pur yang berlarian pulang ke rumahnya, alias K.O.

"Lagian udah tua sok belagu...."

Holeee menang!!!

Seperti itulah sorakan gembira kedua anak kembar Darra. Mereka pasti tengah bangga dengan yang dilakukannya.

"Kia-Kio!" panggil Darra.

Yang dipanggil pun menghampirinya. "Ciappp mamihh!"

"Kalian pinter banget sihh," puji Darra seraya mengacak kedua rambut halus buah hatinya itu.

"Nenet peyot natal cama mamii, halus dikacih pelajalan!" sahut Kio langsung diangguki oleh Kia.

"Tia helan mami, maca olang tua taya nenet peyot macih hidup!"

Mendengarnya, Darra langsung mencubit pelan pipi putri sulungnya itu. "Kia kalo ngomong jangan ngawur. Trus jangan kata mami-kata mami, jadinya dikira mami yang ajarin kalian tauu."

"Ngawul itu apa mami?" polos Kia. Darra mendengkus sabar.

"Ngawur itu seenaknya sayang... Contohnya waktu Kia hampir keceplosan ngomong ke Bu Pur kalo aja mami nggak nyetop."

Ooh, Kia masih ingat. "Bacot?"

Darra mengangguk prihatin. Iya betul, tapi kenapa seenteng itu.

"Bacot apa tia?"

"Banat cocot. Mami kan pelnah bilang watu malahin tiaa," jelas Kia pada sang adik yang bertanya.

Kedua bocil itu pun seketika bersama-sama mengingat momen itu. Dimana Darra shock berat melihat Kia tengah asyik mencorat-coret tembok kamar Darra dan Raka.

"ASTAGHFIRULLAH KIAA ITU BUKAN PAPAN TULISSS!"

"Kia lagi gambal opet!" jawab si kecil dengan tersenyum lebar.

"OPAT-OPET! TEMBOKNYA JADI JELEK KIAA. KALO GAMBAR TUH DI BUKUUU. KAN UDAH PERNAH DIBELIIN SAMA PAPI..."

"Tapi tia penennya gambal opet yang besal. Talo di butu jadinya tecil!"

Darra menyugar rambutnya kesal. Gambar opet besar di tembok memakai lipstik, apakah tidak cukup membuatnya kesal?

"Kia seharii aja jangan bikin mami kesel, bisa nggak?"

THE REAL KELUARGA RECEH [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang