1. Cinta Dan Rencana Perjodohan

236 14 70
                                    

Start Juni 2023

Rakit yang diduduki sepasang kekasih itu sangat tenang mengapung di tengah danau. Bunga teratai bermekaran di tepi air, menambahkan kesan romantis bagi dua manusia itu. Mereka begitu bahagia menikmati indahnya rembulan. Bercanda, tertawa, menggoda hingga pasangannya merajuk untuk menikmati waktu kebersamaan mereka.

Gadis berwajah elok dengan rambut panjang terurai itu menyandarkan kepala di bahu kekasihnya, tatapannya tak lepas dari langit malam yang dipenuhi bintang-bintang bersinar.

"Gak terasa ya, hubungan kita udah berjalan empat tahun aja."

Malam ini mereka bertemu untuk merayakan anniversary yang keempat tahun. Dengan bunga teratai terselip di telinga, lilitan rumput liar yang dibentuk seperti mahkota terpasang di kepala si gadis, itulah cara mereka merayakan hari jadi mereka.

Hanya sesederhana itu, tapi gadis dengan nama lengkap Dishana Revintika Albarack itu sudah sangat bahagia.

"Justru aku merasa takut, Dish. Sudah empat tahun hubungan kita hanya sebatas pacaran, aku belum juga memberi kepastian apa pun untukmu."

Dishana menegakkan punggung, membalikkan badan untuk menatap wajah kekasihnya dengan lekat. "Ravif, sebagai anak tunggal yang akan menjadi pewaris harta keluargamu. Aku paham kok. Jalanmu untuk membawaku ke titik itu memang gak mudah."

Gadis itu mengambil tangan Ravif, menggenggamnya erat di atas pangkuan. Dia tersenyum manis, berharap dapat menenangkan kegundahan lelaki itu. "Lagian aku gak terburu-buru, kok. Aku mau pernikahan kita nanti gak memaksa dan harus dengan restu orang tua."

Ravif menangkup wajah Dishana, menatap iris keabuan di hadapannya dengan lekat. Lelaki itu terkekeh seraya menempelkan kening mereka berdua. "Kamu mau aja aku bohongi."

"Maksudmu?"

Senyum Ravif semakin lebar, raut wajahnya sangat berbinar. "Justru, kita dijodohkan, Dish!"

"A--apa?" Dishana terkejut, sulit untuk memercayai kabar yang diucapkan kekasihnya. "Kamu serius, kan? Kamu gak bercanda?"

"Aku gak pernah bercanda soal hubungan kita, Dish. Kamu gak lupa, kan kalau papa kita itu rekan bisnis? Aku gak sengaja mendengar obrolan mereka yang membahas akan menjodohkan kedua anak mereka. Artinya mereka menjodohkan aku dan kamu, kita!"

Gadis itu menutup mulutnya, syok dengan kabar menggembirakan itu. Air mata haru mulai menggenang di pelupuknya. "Vif, aku ... aku masih belum bisa percaya. Coba katakan sekali lagi."

"Dishana Revintika Albarack, apa yang telinga kamu dengar itu benar. Dari yang kudengar, mereka akan melakukan merger bisnis. Kamu tahu sendiri, ayah kita sudah akrab semenjak kita masih kecil."

Butir kristal itu luruh begitu saja, kelopaknya terpejam dengan bahu mulai bergetar. Ravif membawa Dishana yang terharu ke dalam pelukannya.

***

Dua keluarga sedang berkumpul di sebuah rumah megah. Pekarangan luasnya memberi kesan rumah tersebut menguasai komplek elit di sana. Mereka sedang melakukan suatu pembahasan pada ruang tamu besarnya. Di sofa lebar berdesain elegan itu, mereka duduk melingkar.

"Pak Bara, istriku ingin ini dipercepat. Katanya dia ingin segera punya menantu yang bisa menemani kesehariannya di rumah." Pria berwajah tegas itu berbicara seraya menoleh ke arah sang istri yang duduk di sampingnya. Wanita modis yang sangat keibuan itu tersenyum ramah.

"Tentu saja, Pak William. Saya perhatikan kedua anak kita ternyata dekat, saya yakin mereka tidak akan menolak perjodohan ini. Soalnya saya curiga, mereka diam-diam menjalin hubungan."

Hah, Nikah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang