9. Balapan

62 12 2
                                    

Dari kejauhan, punggung dua cewek itu membungkuk untuk mengendalikan kendaraan masing-masing. Rambut hitam panjang mereka beterbangan dari dalam helm.

Jantung Arhan bergemuruh ketika memandangi siluet mereka di tengah kilau lampu jalan yang menerangi arena. Dalam kepalanya terbayang-bayang jikalau Dishana tidak menang dan harus menerima konsekuensinya. Dia takut tidak bisa menepati janji kepada Liyana untuk menjaganya sampai gadis itu menikah. Dia menggelengkan kepala untuk menenangkan diri dan menepis segala pemikiran buruk.

Di arena balap, motor Dishana melaju dengan kecepatan tinggi. Dia menikung dengan kemiringan tajam sampai betisnya hampir menyentuh aspal. Pandangannya fokus ke depan dan sama sekali tak menoleh ke arah lawan, meski jarak antara keduanya tak terlalu jauh. Dishana berada di depan, dia menatap awas dan merundukkan tubuh hingga perutnya menempel di tempat tangki bensin. Kualitas mesin motor biru pekat milik Arhan benar-benar pantas diacungi jempol. Dishana tak salah menggunakan motor ini untuk balapan.

Cecilia juga sebanding. Motor putihnya membalap lawan untuk sekian kali. Dia menoleh ke belakang, menyeringai di balik helm full facenya sebelum kembali menatap depan. Dia yakin, Dishana tak bisa menyalip sampai garis finis nanti. Namun, dugaannya salah. Dishana muncul dan melaju sejajar. Mereka beradu pandangan di balik kaca helm sebelum gadis itu melewatinya. Cecilia menggertakkan gigi, geram melihat punggung lawan yang kembali memimpin. Dia tak terima ketika perlahan-lahan jarak mereka menjauh. Jadi, dia menambah kecepatan dengan kesetanan sampai suara mesinnya berdengung. "Fuck you, Dishana!"

Posisi Cecilia tepat di belakang Dishana.
Ban depannya sejajar dengan ban belakang motor Dishana.

Dishana melihat Cecilia dari kaca spion. Dia sengaja menghalangi dengan sedikit menyerong saat Cecilia mau membalapnya. Beberapa kali melakukan hal yang sama, Dishana berhasil mempertahankan posisi dan tetap berada di depan. Seutas senyum muncul saat garis finis tampak dari kejauhan. Orang-orang di sana berdiri, bersorak dan menyambut heboh kedatangannya walau Cecilia masih menguntit. Dishana begitu senang karena yakin dirinya akan menang.

Cecilia sedikit terperanjat ketika mendengar sorakan orang-orang yang menyebut namanya dan Dishana. Terlalu fokus ingin membalap membuatnya tak sadar jika 80% lintasan sudah mereka lewati. Genggamannya pada gas motor menguat. Cecilia tak mau kalah. Dia melirik Dishana dan memutar otak bagaimana agar bisa menang. Dia sengaja membuat sedikit jarak, diam-diam memosisikan diri di antara Dishana dengan pembatas kiri arena. Dengan ancang-ancang, dia menarik kuat gas motor dan menyalip Dishana melalui jalur yang tak seharusnya.

Dia menyalip Dishana tanpa menjaga jarak. Alhasil, terjadilah benturan antara kedua motor mereka. Jika dilihat dari penonton yang menunggu di garis finis, senggolan tersebut sama sekali tidak terlihat.

Motor Dishana tersendat karena Cecilia diam-diam mengurangi gigi tanpa dibarengi tarikan pada tuas kopling. Fokus Dishana seketika buyar karena terkejut. Kendaraan yang dia kendarai hilang kendali dan keluar dari lintasan. Kuda besi berwarna biru itu hilang keseimbangan, membuatnya refleks melompat untuk melindungi diri. Nahas, dia tidak mendarat dengan baik dan kakinya terkilir.

Sorak-sorai terdengar ketika motor Cecilia melewati garis finis.

Dishana tercenung, menatap Cecilia yang membuka helm dengan posisi masih di atas motor. Dia merutuk dalam hati dan memukul-mukul tanah saat menyadari bahwa dia kalah. Bibirnya mengatup bisu begitu Arhan berlari ke arahnya. Dari kejauhan, wajah cowok itu terlihat memerah menahan kesal dan marah. Dishana berusaha berdiri. Namun, rasa nyeri di pergelangan kaki membuatnya kembali ambruk. "Aaaargh! Sial!"

"KENAPA BISA JATUH, SIH!?" Arhan membentak ketika sampai di depan Dishana. Dia mengabaikan motor yang terjerembab di pembatas lintasan dan membantu gadis itu berdiri. Pegangannya pada lengan Dishana sedikit kasar, menunjukkan bahwa dia sedang emosi.

Hah, Nikah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang