13. Janji Lama

24 5 8
                                    

"Orang dari cabang Hanoi memberitahu kalau Nona Regina datang kemarin sore, Pak. Nona berkata ingin menenangkan diri lebih dahulu dan tidak mau dihubungi untuk sementara waktu."

Bara mendengarkan perkataan anak buahnya dari telepon sambil memarkirkan mobil di garasi. Walau belum mau pulang, mengetahui keberadaan Regina dapat sedikit membuatnya lega. Setelah ini, dia akan menyuruh Ravif untuk menyusul dan meminta maaf kepada Regina.

Bara berjalan santai melewati pintu yang menghubungkan garasi dengan ruang tengah. Rumah ini sunyi, suasana yang biasa dia temui ketika pulang dari lembur. Sampai di lantai atas, dia langsung menuju ke kamar Dishana. Pintu yang tidak dikunci memudahkannya untuk masuk. Dia menutup pintu, mendekat dengan pelan sebelum duduk di tepi kasur. Gadis itu tidur tanpa selimut dengan posisi yang tidak teratur.

"Pulas sekali," gumam Bara ketika mendengar dengkuran halus Dishana. Seutas senyum hadir bersama kegetiran yang dia rasakan di dada. Teringat masa lalu, baru kali ini dia menyempatkan diri untuk menatap Dishana lebih dari semenit. Perlahan, tangannya mengusap lembut pucuk kepala gadis itu. Matanya mulai memanas. Andai waktu bisa diputar, dia akan mengabaikan segala letih untuk menemani anak itu tidur. Memeluk, mengusap kepala dan membacakan dongeng. Kini, dia tidak memiliki kesempatan untuk hal tersebut.

Anak kecil yang selalu merengek ingin dibacakan dongeng itu telah dewasa. Dia telah tumbuh menjadi gadis yang cuek pada hubungan dengan seorang ayah. Tak ada lagi panggilan "papa" yang hangat, sekarang sapaan itu hanyalah formalitas semata. Dalam kondisi ini, mampukah Bara membentuk hubungan harmonis di antara keduanya?

"Tidur nyenyak ya, anaknya Papa. Mimpi indah." Bara merunduk sebelum memberi kecupan di kening Dishana. Tindakan yang mungkin membuat Dishana terharu jika dia menyadarinya.

Tak mau mengganggu tidur Dishana, Bara keluar dari sana. Tujuannya bukan ke kamar Seta, bukan juga kamar Liyana, melainkan ruang kerja. Meski lelah, dia tetap harus menyelesaikan pekerjaan yang masih menumpuk. Setelah membersihkan diri, dia duduk di kursi kerja dan mulai fokus dengan berkas-berkas di meja. Waktu terus merambat. Jam telah menunjukkan pukul empat pagi saat pintu diketuk.

"Siapa?" Bara bertekad tidak akan beranjak jika Seta yang datang. Bukan apa, dia hanya ingin pekerjaannya cepat selesai.

"Ini aku."

Muncul lipatan di kening Bara ketika mendengar suara Liyana. Dia bertanya-tanya, kepentingan apakah yang membuat wanita itu ke ruang kerjanya?

"Buka, Mas."

Mau tidak mau Bara harus membukakan pintu, kemudian kembali duduk ke tempat semula. Sejenak, dia melirik tangan Liyana yang kosong. Bibirnya berkedut, merutuki diri yang sempat berharap kalau Liyana membawakan segelas kopi untuknya. "Ada apa, Li?"

Liyana duduk di sofa seraya menghela napas. Hal yang ingin dia bicarakan membuatnya sedikit gugup. Namun, dia telah memutuskan. "Aku ingin bercerai, Mas."

Pernyataan Liyana membuat Bara terkejut. Tubuhnya membeku seketika. Dia menatap Liyana dengan lekat. Kegetiran yang baru hilang kembali dia rasakan dalam dada. "Ke--kenapa ... apa alasannya?"

"Sejak dulu aku berjanji pada diriku sendiri, aku akan bertahan untuk kenyamanan Disha, dan menyerah hanya saat dia yang meminta."

Artinya, perceraian ini adalah permintaan Dishana. Tanpa sadar, mata Bara memerah. Jemarinya terasa dingin dan bergetar dengan sendirinya. Apakah tidak ada kesempatan untuk mempertanggungjawabkan semua yang dia lakukan selama ini? Liyana juga, bagaimana wanita itu bisa dengan mudah berkata cerai setelah menjalani pernikahan mereka selama dua puluh enam tahun lamanya?

Melihat Bara yang hanya diam, Liyana tersenyum. Kini, dia sepenuhnya menghadap Bara. "Mas, kamu tenang saja. Disha akan ikut aku, kok."

Justru itu salah satu hal yang membuat Bara merasa keberatan. Kalau bisa, dia ingin tetap bersama Dishana. Tak peduli jika interaksi mereka agak dingin, mempunyai banyak waktu bersama gadis itu adalah hal yang sangat dia inginkan untuk saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hah, Nikah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang