Ep_15

302 17 0
                                    

"Yaak.. Taehyung ah, darimana saja kau huh?!" Seokjin sudah berkacak pinggang menanti kedatangan adiknya itu.

"Hyung?? Tumben datang ke apartemen ku tanpa mengabari terlebih dahulu."
tanya Taehyung sambil membuka jas yang dikenakannya.

"Mworago??
Cek ponselmu Pabo ya!"
Geram Seokjin.

Taehyung mengambil handphone nya namun naas, ternyata batrenya low hingga ponsel mati total.

"Mianhae hyung, ponselku lowbet." Ucap Taehyung sambil menampakkan hp nya kehadapan Seokjin.

Seokjin hanya menepuk jidatnya kesal.

"Kau??
aish..
sudahlah." Seokjin hendak pergi.

"Tunggu hyung!
Ada apa sebenarnya?
Aku minta maaf, ok.
Tadi aku menemani Jungkook dan lupa mengecek ponsel ku."
Cegah Taehyung melihat hyung nya yang hendak pergi.
Ia tahu bahwa Seokjin dalam mood serius sekarang.

"Apa??
Sejak kapan kau dekat dengan bocah itu?
Dan lebih baik kau jauhi dia Taehyung!"

"Kenapa hyung?
Jelaskan, ada apa sebenarnya."
Taehyung sedikit tidak terima karena Seokjin menyuruhnya untuk menjauhi Jungkook, padahal baru saja dia mulai dekat dengan anak itu.

"Black dragon dalam masalah, Jackson mencoba mengusik kita dan memporak-porandakan organisasi kita."
Jelas Seokjin.

Black dragon adalah nama organisasi dunia bawah milik keluarga Taehyung.

"Jackson??
Maksud hyung, mafia Italia yang terkenal itu?
Tapi kenapa?
Apa kita pernah terlibat masalah dengannya dan apa hubungannya dengan Jungkook, hyung?"
Tanya Taehyung penasaran.

"Bukan kita, tapi kau, Taehyung.
Dan parahnya lagi, itu semua ulah Jeon Jungkook."

"Apa?!!
Jangan sembarang menuduh hyung, Jungkook anak baik-baik dan kau tahu sendiri kan, keluarga kita berhutang nyawa dengan keluarga Jeon, Appa sendiri yang menyuruh kita untuk menjaga keluarga sahabat nya itu."Jawab Taehyung tidak terima.

"Hyung tahu itu adalah amanah mendiang Appa, Taehyung.
Tapi Jungkook sudah keterlaluan.
Dia membuat kelompok kita bermusuhan dengan Mafia Italia itu.
Kau tahu kan, Mafia Italia itu jauh diatas kita, kalaupun kita melawan, dia bukan tandingan kita Taehyung.
Kita memang unggul di Korea, tapi tidak dalam skala Internasional.
Jelas Jungkook ingin kita hancur."
Seokjin menjelaskan.

"Tidak..
Aku rasa ini pasti ada kesalahpahaman hyung.
Aku tidak ingin jatuh ke lubang yang sama seperti Appa dulu.
Masalah ini biarkan aku saja yang mengurus nya hyung, dan tolong jangan libatkan Jungkook dulu dalam masalah ini, aku ingin mencari bukti yang akurat sebelum kita mengeksekusi lawan, hyung." Keukeuh Taehyung.

"Terserah kau saja Tae.
Tapi ingat, jika benar Jungkook terbukti terlibat dalam masalah ini, jangan salahkan hyung jika nanti hyung bertindak sendiri!"
Seokjin lalu segera pergi dari sana.
Ia tak ingin berlama-lama berdebat dengan adiknya.
Seokjin dan Taehyung itu sama-sama keras.

"Aku berharap kau benar-benar tidak terlibat Kookie.." batin Taehyung.





























































Ting

Sebuah notifikasi masuk kedalam ponsel pemuda manis itu.

"Semua sudah kubereskan cantik."

"Terimakasih hyung, dan aku namja."

"Aigoo.. Galak seperti biasa dan aku suka 😉"

"Jangan mulai hyung, kau tahu jawabanku."

"Calm down baby, bagaimana kalau sekedar makan malam?"

"Aku masih dirumah sakit hyung, dan disini ada pawang ku."

"Hahaha,, yoksi.
hanya Yoongi yang bisa menaklukkan kelinci nakal.
Baiklah, kapanpun kau siap baby."
read

"Huft..
Kalau tidak terpaksa, aku mana mau menghubungi mu duluan, Jack bodoh!"
Jungkook menutup ponsel nya.
Ia meneliti ruangan.

"Sepi sekali... Aku bosan ~"
Adu Jungkook.

Benar, Yoongi sebenarnya belum kembali dari kantor nya sejak tadi siang.
Jungkook hanya beralasan untuk mempersingkat komunikasi nya dengan Jackson.

Jackson adalah satu dari sekian banyak orang yang ingin Jungkook hindari. Namun karena ia membutuhkan kekuatan untuk melawan Black Dragon, ia memutuskan menerima saran Eunwoo untuk meminta bantuan Mafia Italia itu.

Kebetulan Jackson adalah pengagum fanatik Jungkook, jadi ia rela melakukan apa saja demi si Cantik idolanya.

Jungkook kembali meraih ponselnya berniat menghubungi Eunwoo, namun tidak tersambung.
Beralih ke nomor Mingyu juga tidak bisa dihubungi.

"Brengsek!
Pasti mereka sedang bersenang-senang tanpa aku..
Awas saja kalian!
Huaa.. Yoongi hyung kapan datangnya sih~ Kookie bosan sendiri an..~"
Jungkook melempar gulingnya.

Tidak ada nomor lain, hanya tinggal dua nomor dan Jungkook tidak mungkin menghubungi hyungnya.
Ia tidak mau menganggu pekerjaan hyung nya. Sudah cukup Yoongi susah karena ulahnya.

Tinggal satu nomor dan Jungkook sebenarnya enggan untuk menghubungi orang itu.

"Ish.. Apa boleh buat, aku benar-benar bosan."
Jungkook mendial nomor Taehyung.

"Yeobseoyo"

"Ne"

"Apa kau sudah sampai rumah, Hyung?"

"Hm"

"Oh.. Seperti nya kau sedang sibuk ya, hyung?
Mm..
Baiklah aku tutup teleponnya hyung.
Aaa..."


"Hallo Kookie..
Ada apa??
Kookie??
Hei, kau baik-baik saja kan?
Kook??"

Tuut.. tuut

Sambungan telepon terputus, lebih tepatnya Jungkook yang memutuskan.

"Rasakan kau, Kim Taehyung.
Berani sekali mengabaikan ku huh."
Jungkook membuang asal ponselnya.
Tak peduli jika ponselnya hancur berantakan.

Ia mencabut paksa infusnya.
Berjalan keluar dengan darah yang menetes dari bekas infusnya.
Jungkook sengaja melakukan itu, membiarkan darahnya tercecer kemana-mana.

Jungkook merasa lega karena tidak menemukan bodyguard hyung nya yang seharusnya menjaganya.
Dengan begitu skenario nya akan berjalan mulus, bukan?

Sekarang tujuannya adalah ruangan dokter Park.
Ia akan meminjam telepon disana untuk menghubungi hyung nya.







Tbc.

more than mafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang