Ep_18

219 20 1
                                    

Seminggu setelah kepulangan Jungkook dari rumah sakit, hubungan Taehyung dan Jungkook semakin dekat.
Mereka bahkan sering melakukan video call hanya untuk sekedar menanyakan kabar masing-masing.

Sudah seminggu ini Taehyung bahkan lupa akan organisasi dunia bawahnya yang sedang terguncang karena terlalu sibuk dengan Jungkook dan itu membuat sang Kakak, aka Seokjin semakin geram.

"Tak ada cara lain.
Taehyung harus tahu seberapa busuknya Jungkook itu."
Seokjin memasukan kembali foto-foto itu kedalam amplop.

"Apa foto-foto itu mampu membuat Taehyung percaya, hyung?
Aku rasa kita harus mendapatkan bukti yang lebih akurat lagi."
Ucap Namjoon.

"Kau tenang saja, Joon ah. Aku juga sudah menyiapkan rekaman pembicaraan ku dengan mafia Jackson itu, dan dia mengaku kalau memang Jungkook lah yang menyuruh nya."
jawab Seokjin.

"Baiklah, terserah kau saja, hyung.
Tapi aku harap masalah ini bisa cepat selesai, karena aku tidak mau menunda pernikahan kita lagi, sayang.
Kau tahu kita telah menundanya seminggu, dan itu membuat ku selalu gelisah selama seminggu ini.
Aku ingin cepat-cepat menjadi sah denganmu, sayangku."
Namjoon mengedipkan sebelah matanya.

"Ish, dasar gombal.
sudahlah, tolong kau antarkan amplop ini ke Taehyung.
Aku ingin kau memastikan Taehyung menerima nya langsung."
suruh Seokjin.

"Satu ronde untuk nanti malam."
tawar Namjoon.

"Yakk.. Dasar mesum!" Seokjin memukul Sayang Namjoon.

"Tapi kau suka.
hahaha.."
Namjoon segera berlari setelah mencuri satu kecupan dibibir Seokjin.

"Aish.. Dasar mesum..
kurasa otakku terbalik karena sudah jatuh cinta padanya."
Seokjin menepuk-nepuk pipinya yang memerah karena malu membayangkan bagaimana intimnya dia dengan kekasihnya itu.


















































































"AWAS/JUNGKOOK!"

Brakk..

Jungkook jatuh karena terkejut sedangkan Namjoon terguling karena Jungkook mendorong nya.

Seeettt....

Beruntung mobil itu mempunyai rem pakem.
Hampir saja bagian depan mobil itu mengenai tubuh Jungkook.

"Kookie, kau tidak apa-apa?"
tanya Taehyung yang tadi berlari melihat Jungkook yang hampir mengorbankan dirinya demi menyelamatkan Namjoon.

"Ya, aku baik-baik saja hyung.
Tapi hyung itu.."
Jungkook mencari namja yang barusan ia selamatkan.

"Terimakasih." Ucap Namjoon tiba-tiba.

"Kamchagiya!"
serempak Taehyung dan Jungkook terkejut.

"Yakk hyung, Jungkook sudah menyelamatkan mu eoh, tapi kau malah mengagetkan kami, bagaimana kalau jantung kami copot huh?!"
Kesal Taehyung.

"Mian..
Tunggu..
Kau bilang apa tadi, Tae?
Jungkook??
Dimana??"
Tanya Namjoon tidak tahu.

"Annyeong hyungnim, saya Jeon Jungkook." Ucap Jungkook sambil berdiri dipapah Taehyung.

Seketika wajah Namjoon blank.

"Apa?
Bagaimana ini bisa terjadi?
Orang yang ingin aku adukan malah ia telah menyelamatkan nyawaku.
Aku harus bagaimana?" Batin Namjoon bingung.

"Yakk Namjoon hyung..
Jungkook memberi salam padamu, eoh."
Bentak Taehyung.

"Ah.. ne. Jungkook ah.. Annyeong..
Aku Namjoon dan panggil saja aku hyung tidak usah seformal itu. dan juga terimakasih sudah menyelamatkan ku."
Namjoon membungkuk membalas sapaan Jungkook.

"Ne, hyung.
Sama-sama.
huft.. untung saja aku cepat bertindak.
kalau tidak, Taehyung bisa meragukan ku.
aish.. lagi-lagi aku harus berterima kasih kepada Jackson hyung." Batin Jungkook.

"Kook ah.. ada apa?
Apa ada yang sakit?
Kenapa kau meringis?"
Tanya Taehyung.

"Ahh.. tidak hyung, aku baik-baik saja.
kalau begitu aku pergi dulu ya, Hyungdeul.
Yoongi hyung pasti sudah menunggu ku dirumah." Jawab Jungkook.

"Hyung antar saja ya..
Hyung tidak mau kau kenapa-napa, Kook ah." Pinta Taehyung.

"Lain waktu saja hyung, Namjoon hyung sepertinya ingin bicara denganmu."
tolak Jungkook.

"Tak ada penolakan.
Namjoon hyung, kau bisa menunggu ku sebentar atau kalau tidak sampaikan saja pada sekretaris ku kalau kau sedang diburu waktu.
Aku akan mengantar Jungkook pulang dulu."
Ucap Taehyung.

Jungkook memang sengaja mengunjungi kantor Taehyung setelah mendapatkan informasi dari Jackson kalau Seokjin berhasil mendapatkan bukti-bukti keterlibatannya dan akan segera mengirimkannya ke Taehyung.

"Terimakasih Taehyung hyung, dan maafkan aku Namjoon hyung, karena Taehyung hyung harus mengantarkan ku, kau jadi harus menunggu.
Maafkan aku Namjoon hyung."
Sesal Jungkook.

"Ah.. tidak apa Jungkook ah.
Taehyung benar, akan lebih baik jika ia mengantar mu pulang.
Terlebih aku takut kau ada yang terluka karena menolong ku tadi."
Jawab Namjoon ramah.

"Dan kurasa, aku tidak bisa menyerahkan bukti ini sekarang.
Taehyung pasti tidak akan percaya orang sebaik dirimu berniat menghancurkannya." Batin Namjoon menambahkan.

"Kajja Kookie ah." Taehyung memapah Jungkook menuju mobilnya yang tadi sudah disiapkan oleh sekuriti.

"Bagus.
Setidaknya aku bisa mengulur waktu dan memperdalam peran baikku didepan Taehyung." Batin Jungkook lega.











Tbc.







Prolog..

"Kook ah.. hyung rasa kau harus berhenti sampai disini, hyung tidak mau kau terluka nantinya."

"Aku tidak akan berhenti sebelum kedua kakak beradik itu hancur, hyung.
Hidup Eomma hancur karena perbuatan orang tua mereka dan karena orang tua sialan itu sudah tiada, maka merekalah yang harus membayar nya, hyung.
hutang nyawa harus dibalas dengan nyawa."

more than mafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang