7. Hiatus

154 19 16
                                    

"Woah!! Enak ! Sungguh!". Chenle heboh setelah menyuapkan makanan kedalam mulutnya. Benar kata haechan ini adalah hotpot terenak yang sayang nya tidak banyak orang tahu hingga menjadikan kedai ini sepi pelanggan.

"Darimana kau tahu?". Bisik renjun.

"Darinya". Ingat ketika luna membawa haechan pergi memakan hotpot? Ketempat itulah haechan membawa renjun, jisung dan chenle.

Renjun mengangguk, diantara semua orang yang tahu cerita kehilangan haechan hanya renjun satu satunya yang tahu versi asli dari cerita haechan meskipun haechan tak memberitahu siapa wanita itu.

Mereka makan dan minum sepuasnya tak ada larangan dan tak takut apabila ada orang yang mengenal mereka karena sungguh malam ini sangat sepi sekali disana hanya ada mereka berempat.

Haechan sejak awal tidak ingin membuat dirinya mabuk, ia celingukan mencari bila mana ada luna yang lewat di sekitar sana.

Tepat!. Haechan mengembangkan senyumnya kala melihat seorang wanita yang berjalan menenteng dua buah kantong kresek.

"Njun... Aku keluar sebentar". Tanpa menunggu jawaban renjun, haechan dengan cepat berlari menyusul luna yang sudah hilang di pertigaan, tapi haechan mengetahui kemana luna berjalan ia terus berlari hingga luna kini berada di depannya berjalan memunggunginya. Hanya tinggal beberapa rumah lagi maka itu akan sampai pada apartemen luna.

Tapi haechan tak mau lagi kembali ke tempat itu, haechan membekap mulut luna dan membawanya menuju gang kecil antara kedua belah rumah. Luna terus meronta dan memukuli dada haechan, ia tidak mengetahui jika yang membekapnya adalah haechan.

Hingga saat kedua berhadapan, luna diam tak bergeming.

"Haechan".

"Kenapa? Kenapa tak pernah menemui ku?". Haechan menatap luna penuh penekanan, luna tak mau menjawab apapun dari yang haechan katakan, ia memalingkan wajahnya kesamping guna menghindari tatapan dari sang lawan jenis.

"Jawab lun! Aku sudah bilang datang! Temui aku! Aku akan menggantinya!". Haechan sedikit meninggikan suaranya satu oktaf, tapi luna tetap diam tak bergeming, ia memejamkan matanya takut.

"Luna... Arghh!! Apa yang lo lakuin hingga gw gak pernah bisa ngelupain lo hah?!". Kini nada bicara dan panggilannya kepada luna sudah tak ia hiraukan lagi. Ia kalut, ia marah, kesal. Rasanya malam ini perasaannya di selimuti awan hitam beranak petir.

Luna mengeratkan pejamannya, tak jarang juga isakan keluar dari sela kelopak matanya yang mengatup. Haechan menghela nafas panjang.

"Luna... Maaf".

"Pergi haechan".

"Tak akan".

"Kau mau apa?! Mau menghantui ku dengan rasa bersalah? Aku sudah di hantui itu berbulan bulan kebelakang! Tolong pergi... Hiks". Berhadapan dengan haechan adalah hal yang buruk untuknya saat ini, ia tak bisa menahan air matanya saat bertemu haechan.

Haechan memeluknya erat, mendekap tubuh mungil Luna dan menghimpitnya dengan tembok di belakang, ia mengecup sekilas bibir luna membuatnya diam tak berkutik, sesekali memangut bibirnya sebelum menyudahi kecupan itu. Haechan, sudah berani menciumnya di ruang publik, meskipun tempat mereka berada begitu gelap karena tak ada cahaya lampu yang menyoroti, tapi tetap saja! Bagaimana jika ada paparazi yang mengikuti haechan sedari tadi dan memergoki keduanya.

"Haechan...".

"Luna, aku menyesal mencintaimu,
Jika tahu akan begini, sejak awal aku tidak akan pernah mencintai mu". Luna menunduk diam mendengarkan penuturan haechan.

"Sejak awal kau tidak boleh mencintaiku Lee haechan!".

"Bagaimana bisa aku tidak mencintai pacar ku sendiri? Sejak awal kamu mengatakan jika aku adalah pacarmu Luna". Tak bisa, luna tak bisa menahan air matanya, semuanya sangat rumit, andai waktu itu luna tidak nekat mungkin saat ini ia tengah menikmati kehidupan yang indah sebagai seorang fangirl.

"Kalau seperti ini terus, kita akan benar benar tidak pernah bertemu Lee haechan hiks... Tolong jangan mempersulit ku...".

"Aku mempersulit mu?".

"Iyah".

"Bagaimana mungkin!".

"Aku harap ini pertemuan terakhir kita". Luna bergegas pergi meninggalkan haechan yang diam mematung.

"Astaga.... Haechan!! Kau sedang apa disini? Kami mencarimu!". Renjun datang menghampiri haechan sesaat setelah luna menghilang di balik pintu apartemennya, haechan diam tak bergeming meskipun renjun menggoyangkan tubuhnya. Apa ini? Hatinya menjadi kosong tak berpenghuni, apa itu kata kata perpisahan untuk nya? Hanya luna orang yang terang terangan menyuruhnya pergi.

Renjun membawa haechan pergi dengannya, ia memegang erat tangan haechan seakan takut jika haechan akan kabur melakukan hal bodoh lainnya. Sudah cukup kehilangan haechan sebulan, dan jangan terulang lagi.

Sejak tadi haechan tak bersuara membuat jisung dan chenle bertanya tanya dalam pikirannya, ia pikir setelah membawa haechan pergi makan bersama akan membuat nya jauh lebih baik lagi, tapi ternyata malah sebaliknya.

Apa yang terjadi pada lelaki secerah mentari itu? Sifatnya aneh, sifatnya hilang dalam sekejap mata, dia menjadi lebih pendiam daripada banyak bicara seperti dulu.

"Bang...". Jisung menepuk pundak haechan dari belakang.

"Sorry pasti kalian gak nyaman". Jawab Haechan.

Jisung segera menggelengkan kepalanya, ia sama sekali tak keberatan dengan sifat haechan yang baru, ia hanya sedikit khawatir. "Kalau mau cerita, cerita saja". Chenle menimpali.

"Tidak... Maaf sudah membuat kalian khawatir".

Ini aneh, apa yang harus mereka lakukan untuk membuat haechan kembali seperti dulu? Secara diam diam jisung dan chenle membicarakan ini kepada manajer mereka, tentang haechan dan apa yang terjadi kepada nya.

Staff tentu bisa merasakan sifat haechan yang berubah, hanya mereka diam dan pura pura tak terjadi apa apa.

"Apa yang harus kita lakukan ? Kita khawatir" Tanya jisung pada manajer ND

"Biarkan dulu, ia butuh waktu". Jawab sang manajer.

Ia mengerti kejadian yang haechan alami pasti membuatnya trauma, apa sebaiknya ia memberikan haechan waktu istirahat dan Hiatus sebentar dari kegiatannya?
Ia harus memberikan haechan untuk tenang.

"Haechan...". Panggil sang manager saat kebetulan haechan berada tak jauh di depannya.

"Oh? Iyah hyung?".

"Mari berbicara di ruang meeting". Haechan bingung tapi segera ia mengangguk.

Mereka mulai mengobrol di ruangan itu, oh bukan hanya manajernya tetapi juga petinggi perusahaan datang menemuinya disana, kasus haechan sangatlah berbeda jadi mereka harus berhati-hati dengan kesehatan dan mental sang idol.

Setelah obrolan panjang itu, diputuskan lah jika haechan akan mengambil masa Hiatus untuk beberapa bulan kedepan.

Banyak sekali pro kontra di kalangan penggemar, banyak yang menyalahkan agensi karena menganggap tidak becus mengurus idolnya, dan banyak juga yang memberikan dukungan terhadap tindakan agensi.

"Bang?". Panggil jisung. Haechan menenteng ransel besar berisikan beberapa bajunya untuk ia bawa pulang.

"Sorry, kita tak bisa membantu". Ucapnya. Haechan menggelengkan kepala lalu tersenyum.

"Tidak perlu, istirahat sejenak pilihan yang bagus jangan lupa berkunjung ke rumahku yak?!".

Haechan lanjut berjalan dan meninggalkan tempat itu menuju rumahnya. Beberapa hari haechan tak mau keluar rumah, orang tuanya bahkan begitu khawatir dengan haechan yang sudah tidak secerah matahari itu.

Ia benar benar haechan yang berbeda.

🍂🍂🍂

cZennie3Lilsuns🐬

cause I'M FANGIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang