14. Menikah

146 17 10
                                    

Sejak saat itu luna tidak ingin lagi berurusan dengan Haechan ataupun hal yang berbau entertainment sekalipun. Haechan seperti tidak pernah terjadi apapun dengan luna, ia tidak mengabari luna untuk meluruskan kesalahpahaman nya dengan luna, ia juga menghilang dari pandangan luna.

"Menyebalkan sekali!!". Gerutu luna. Setidaknya beri kejelasan kepada luna!

Ia mengecek handphonenya, tiba sebuah notifikasi muncul menarik perhatiannya.

•Agensi menepis bahwa rumor dating terhadap Haechan dengan aktris inisial Y tidak benar. Agensi menyatakan mereka hanya membahas suatu proyek kerja sama dengan aktris tersebut.

Akun itu juga menyertakan bukti klarifikasi dari agensi Haechan.

Ada perasaan lega saat membaca nya tapi itu tetap tidak merubah pandangan nya kepada Haechan. Maksudnya Manusia seperti apa yang membiarkan pacarnya overthinking sendirian?!

Handphone nya bergetar, sebuah nama dengan awal H itu menelponnya. Kau tau dia siapa.
Luna tidak ingin menjawabnya tapi ia benar-benar kesal hingga ingin memaki pacar nya itu. Luna memberanikan diri untuk mengangkat nya.

"Hallo". Sapa haechan di seberang telepon. Luna diam tak bersuara. Ia beberapa kali mendengar suara helaan nafas haechan. Apa apaan dia ?! Kenapa seperti dia yang sedang marah?!.

"Aku tutup saja telponnya, sepertinya kamu tidak ingin bicara". Ucap haechan. Sontak luna membelalakkan matanya. Lihatlah dia benar benar menyebalkan!.

"Terus kau akan berkencan lagi dengan seseorang?!". Teriak luna. Di seberang terdengar haechan tertawa terbahak-bahak.

"Bukankah agensi sudah mengatakan semuanya hari ini?". Tanya haechan. Ia yakin luna sudah tahu tentang klarifikasi agensinya.
"Kenapa kamu tidak mengatakannya langsung agar aku tidak terlalu overthinking?! Kamu juga tidak menghubungi ku selama pulang dari tour concert mu itu! Lalu— aktris itu! Kenapa dia bisa ada di apartemen mu?! Bukankah kalian tidak punya hubungan?! Maka wajar aku marah!".

Haechan diam beberapa saat.

"Buka pintu nya sekarang, aku ada di depan pintu apartemen mu sayang—". Sial! Pipi luna memerah. Luna segera membuka pintu dan membiarkan Haechan masuk.

Luna memunggungi Haechan dan mengabaikannya. Sebuah tangan melingkar sempurna pada pinggang luna. Haechan menelusup kan wajahnya pada ceruk leher luna.
"Maafkan aku— agensi menyuruh ku untuk tidak mengabari siapapun selain member, aku benar-benar tidak mengerti saat itu. Tapi CEO memperlihatkan foto blur diriku dengan mu yang sudah siap untuk di publish untuk pengalihan isu—". Luna terbelalak bagaimana bisa?! Ternyata selama ini seorang paparazi tengah mengikuti mereka.

"Aku tidak ingin kamu terseret ke publik, jadi kami melakukan perjanjian dan mereka mulai membuat skenario mengatur semua pertemuan ku dengan aktris itu dan— kami harus berpura-pura sampai akhirnya agensi memberikan klarifikasinya setelah isu politik mereda". Haechan menjelaskan dengan masih menelusupkan wajahnya. Luna mulai merasa kasihan, jadi Haechan tidak semudah itu. Ia ternyata sedang berusaha untuk melindungi kekasihnya dari orang orang.

"Lalu soal dia yang ada di apartemen ku— jangan marah... Di dalam sana sebenarnya ada manager ND dan manager dia dan beberapa saat setelah kamu pulang para member juga datang".

Luna masih bisu tak menjawab, ia masih terlalu gengsi untuk cepat luluh kepada haechan. Maaf saja tapi luna memang memiliki hati yang begitu egois. Jangan salahkan luna tapi salahkan dia yang tak menjelaskan nya sedari awal.

Haechan memutar badan luna hingga berhadapan dengan nya. Ia sedikit berjongkok sambil memegangi kedua tangan luna kemudian berlutut. Hal itu sontak membuat luna kaget.

"Kau sedang apa?! Cepat berdiri!". Luna tidak setega itu membiarkan haechan berlutut di hadapan nya. "Tidak. Dengar kan aku dulu".

Luna diam sesaat, mata keduanya bertemu. Haechan tersenyum saat luna nampak tenang.

"Maafkan aku. Kau tahu resikonya berpacaran dengan idol seperti ku. Aku akan berusaha lebih keras untuk membuat mu nyaman, maaf". Itu permintaan maaf yang paling tulus yang pernah ia dengar dari seseorang apalagi sampai orang itu berlutut di hadapan nya.

Luna menghela nafas. Ia membawa Haechan kembali berdiri. "Jangan berlutut seperti itu. Aku tidak pantas untuk mendapatkan nya". Lirih luna. Haechan mengernyit, tapi keburu tersadarkan oleh luna yang tiba tiba memeluknya.

"Aku ingin merasakan kencan dengan mu". Celetuk luna.

"Aku tidak bisa membawa mu kencan di luar". Jawab Haechan. Luna merengut, kadang ia sedikit tidak tahu diri dan tidak mengerti jika kekasih nya ini seorang idol yang sedang naik daun. Luna bisa memaklumi itu tapi tidak bisa di pungkiri ia juga ingin merasakan berkencan hanya berdua.

"Tapi aku bisa membawa mu ke rumah ku, bertemu orang tua ku dan kita bisa berkencan disana".

🌻  🌻  🌻

Ia kira Haechan berkata demikian hanya untuk sekedar menghibur nya. Tak disangka pria itu benar benar mengajaknya ke rumah dan berhadapan dengan orang tua nya. Luna menautkan kedua jari jemari nya tanda ia sangat gugup duduk di antara keluarga cemara Haechan.

Sedari tadi ia hanya melayangkan senyum simpul nya kecanggungan amat sangat kentara di wajahnya. Haechan melirik luna dan terkekeh geli, luna sangat lucu ketika sedang gugup seperti ini.

"Ini pertama kalinya Haechan punya pacar loh, mama kaget tiba-tiba dia bawa pacar kerumah". Ucap Hyori ibunya Haechan. "Mama sempet khawatir karena katanya Haechan ini suka nolak cewek cewek. Mama kira dia penyuka sesama". Luna tersedak, ia segera menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak tertawa terbahak-bahak.

Haechan mengambil selembaran tissue di meja untuk luna pakai mengelap tangannya. "Mama jangan ngomong yang aneh-aneh". Haechan memicingkan matanya.

"Kamu juga jangan percaya omongan mama. Sayang". Hyori tertawa kecil, ia sungguh tidak menyangka anak semata wayang kini telah dewasa dan mulai berpacaran. Hyori meletakkan garpu dan sendok diatas piring, ia sudah selesai dengan makanan nya.

"Anak mu pah, lihat tuh bucin banget kayak kamu waktu dulu". Ledek hyori kepada suaminya. Keduanya hanya terkekeh kecil.

"Kalian lanjutin aja kencannya, mama dan papa mau Ke rumah sodara". Luna mengangguk sambil tersenyum. Ia sangat tidak enak kepada orang tua Haechan tapi haechan malah biasa biasa saja sambil terus menyantap makanannya.

Tinggallah mereka berdua di rumah itu. Haechan selesai dengan makanannya begitu pun luna.

"Ke kamar yuk!". Ajak Haechan. Ia menarik tangan luna secepat kilat membawanya menaiki tangga menuju kamar. "Kok ke kamar?". Protes luna.

"Kalo di luar takut ada yang lihat".

Kamarnya gelap tanpa ada penerangan sedikitpun, luna masuk bersama haechan. Haechan menyalakan lampu kecilnya agar tidak terlalu gelap di sana. Haechan mendudukkan dirinya di atas ranjang. "Luna sini—". Haechan menunjuk nunjuk space kosong di tengah tengah pahanya.

Luna mendudukkan bokong sintalnya di antara paha Haechan yang mengapit kiri kanan. Haechan menelungkupkan wajahnya menghirup aroma manis yang ada di diri luna. Luna menggeliat geli. "Chan... Gelii".

"Luna— ayok menikah".

Sontak pernyataan itu membuat kegelian luna teralihkan, ia menatap kesamping dimana wajah Haechan yang menatapnya sedari tadi berada.
"Kamu gila?!".

Cupp

Haechan membungkam bibir luna berciuman. Ia sangat tidak ingin mendengar penolakan luna.


🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Haloo ada yang masih inget umi?
Kayaknya pembacanya udah pada kapok 😁
Gomennnnnnnnn😫

cause I'M FANGIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang