9

3.9K 309 2
                                    

Pada akhirnya kita jatuh, terluka pada hal yang sama berkali-kali

Alessia menarik lili dari keramaian pasar disekitarnya, namun saat hendak memasuki sebuah gang tubuhnya menabrak seseorang. Tautan tangannya terlepas dan tubuhnya terhuyung kebelakang dan hampir terjatuh menimpa lili sebelum sepasang tangan itu menarik pinggangnya merapat.

Netra safirnya yang saat ini diwarnai sihir menjadi warna coklat, kini bertabrakan dengan netra emas yang menatap kearahnya, seolah menilai dirinya dan menelisik ke seluruh tubuhnya. Dengan cepat Alessia mendorong seseorang itu dan merapikan pakaiannya.

"Terima kasih tuan. " ucapnya seraya merapikan penampilannya dan dengan sigap lili membantu merapikannya. Meski sebenarnya tidak ada yang perlu dirapikan, tapi entahlah Alessia hanya merasa malu. Karena itulah Alessia menundukkan pandangannya dan merapikan pakaiannya.

" tidak apa-apa, " ucap pria itu seraya berdehem demi mengurangi rasa canggung.

"omong-omong apa yang mau dilakukan nona di dalam gang itu?" tanya lelaki itu sambil menunjuk pada gang yang memang akan dilalui oleh Alessia.

Alessia hanya tersenyum dan menjawab, " Ada seseorang yang ingin aku temui disana."

"Tapi disana terlalu berbahaya nona, bagaimana jika aku ikut? Aku bisa menjadi pengawal anda nona," kata lelaki itu sambil menunjukan pedang yang tersampir dipinggangnya.

Alessia menimbang-nimbang sejenak lalu melihat lili yang masih berupaya menghabiskan satenya. "baiklah."

Dengan begitu, kelompok Alessia kini bertambah satu.

***

Gang yang dilaluinya kini berbeda dari gang sebelumnya, terlihat sangat sepi, lembab dan gelap. Benar-benar cocok menjadi sarang penjahat dan tempat untuk berbuat kejahatan.

Alessia tidak melihat siapa-siapa yang sekiranya akan mengganggu perjalanannya. Tapi diujung matanya Alessia melihat seseorang yang berdiri di bayang-bayang bangunan. Tidak hanya satu, tapi cukup banyak karena hampir ada disetiap sudut bayang bangunan-bangunan sekitarnya.

Alessia lalu menghentikan langkahnya dan berbalik, "Bukankah dengan berjalan disampingku akan membuatku menjadi lebih aman. Dibanding berjalan dibelakang ku? Atau, kau tidak cukup percaya diri dengan keterampilan mu yang mulia?"

Alessia melihat sudut bibir dari lelaki itu tertarik ke atas, "ah, mata emas ini memang sangat sulit untuk ditutupi."

Mendengar hal itu membuat Alessia menarik sudut bibirnya. Sungguh sebuah keberuntungan bisa bertemu dengannya, "Jadi apa yang sedang dilakukan yang mulia ditempat kumuh ini?"

"hmmm," lelaki itu menaruh tangan kanan didagunya dan menundukkan pandangannya seolah berfikir.

"Menjadi pengawal mu, nona Elloise? Atau, haruskah aku panggil dengan sebutan madam elloise?"

Lelaki itu tak melepaskan seringaian di ujung bibirnya justru kini menarik turunkan alisnya seolah menggoda.

Alessia menghela nafasnya, "Yang menjadi pengawalku adalah yang mulia, bukan antek-antek yang mulia." Dengan mulut yang membentuk huruf O, lelaki itu menjentikan jarinya. Lalu semua orang yang ada dibalik bayangan itu menghilang. Menyisakan Alessia, lili dan lelaki itu saja.

"omong-omong, apakah lady sedang mencari seorang anak emas?"

"Anak emas? Hmmm, mungkin saja. "

Alessia mengamati sekitarnya yang kini terasa lebih kosong dan mencekam, lalu melanjutkan perjalanannya. Bisa dibilang. Alessia memang sedang mencari seorang anak emas, hanya saja mungkin umurnya tidak lagi pantas disebut dengan sebutan anak emas lagi.

Echoes: Dancing with DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang